JF 1

41 5 0
                                    

drrt... drrt..... drrrttt...

Febri menekan layar ikon ponsel berwarna hijau setelah melihat nama "Mamah ❤" muncul.

"Assalamu'alaikum, kok belum pulang nduk?"

"Wa'alaikumussalam Mah, kok bisa tau? Mamah udah pulang?"

"Iya. Mamah sama Bapak udah pulang. Kebetulan dagangan udah abis, mau nambah lagi males takut ga laku. Ini Mamah bawain bakso buat makan."

"Iya Mah. Nanti Aku pulang. Ini masih di bengkel, servis motor sama ganti ban yang bocor. "

"Ya Allah, kok bisa bocor? Uangnya ada? Kalo ga ada Mamah suruh Mas Narda anterin uangnya."

"Ya Allah Mah, ngerepotin amat. Ada kok ini temen yang mau bayarin. Lagian Mas Narda kan lagi ngojek. Masa diganggu."

"Oh iya. Yasudah ditunggu di rumah."

"Iya. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Fokus Febri kembali beralih ke motor di depannya. Tukang bengkel mengatakan bahwa servis telah selesai dilakukan. Kemudian, Januar melangkah menuju kasir untuk membayar biaya servis.

"Ayo!" Ucap Januar setelah tuntas membayar.

"H-hah?"

"Saya kan mau lamar Kamu. Jadi, jalan duluan tunjukan jalannya. Kalau bisa, yang lebar jalan muat untuk mobil"

"O-oh. Ok"

Febri menaiki motor kesayangannya. Menyalakan dan melaju di jalanan Ibukota. Dia memilih rute yang dapat dilewati oleh mobil sesuai perintah Januar.

Butuh sekitar 30 menit untuk sampai. Dia meminta Januar menunggu terlebih dahulu di pintu masuk kompleks. Karena letak rumah di gang buntu yang tidak muat dimasuki mobil. Beruntung ada parkiran khusus mobil bagi penghuni kompleks yang dimiliki Mang Asep.

Motor melaju sampai ke bagasi rumah yang minim, muat hanya untuk satu motor. Febri mengucap salam seraya menyalami kedua orang tuanya.

"Mah, Pah, mau ada tamu nih. Cariin Mang Asep dong buat nitip mobil. Kasian orangnya nunggu depan kompleks."

Kartini segera mengiyakan ucapan putri sematawayangnya. Ia mencari Mang Asep di rumahnya sekaligus menjelaskan duduk permasalahan, sementara Febri kembali menghampiri Januar.

Mereka menunggu semenit tanpa kata, tanpa tatap hanya sunyi dengan jarak yang terpisah mobil. Jan menatap langit, sedangkan Feb menatap tanah.

"Neng Feb, katanya ada yang mau parkir?" Tanya Mang Asep yang akhirnya tiba.

"Iya Mang. Itu orangnya, bantuin ya Mang."

"Siap Neng!"

Januar menaiki kembali mobil BMW miliknya kemudian melaju sesuai intrupsi Mang Asep. Tentu, Febri sudah menyingkir agar tidak menghalangi. Mobil masuk dengan mulus ke dalam parkiran.

"Biaya parkir berapa Mang?" Tanya Januar.

"Lima ribu aja per jam"

"Ok. Makasih ya Mang"

Febri berjalan di depan menunjukan rumahnya. Di belakang, Januar mengikuti dengan parcel buah di tangan kanannya.

"Assalamu'alaikum... " Salam Febri dan Januar bersamaan. Yang langsung dibalas penghuni.

Danu dan Kartini duduk di sofa besar berhadapan dengan Januar dan Febri yang duduk di kursi dengan satu buah kursi yang memisahkan di tengah mereka. Di antara Sofa dan kursi terdapat meja kecil.

JAN-FEBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang