JF 2 "Ksatriaku"

40 6 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Adik perempuan bagiku adalah anugerah. Kesepian musnah setelah dia datang ke dunia, membuat Mamah yang biasanya sibuk jualan jadi lama bermukim di rumah mengurusku dan adikku. Aku akan selalu menjadi pelindung dan penjaga sampai adik kecilku menemukan ksatria penjaganya yang akan mengisi hidupnya, lebih lama dan lebih banyak dariku."


~Narda Wijoyo~

***

Malam kian larut tanpa hamburan bintang yang terlihat hanyalah lampu jalanan. Suara mesin motor terdengar berhenti di depan rumah membuat penghuni membukakan pintu. Tampak raut lelah anak sulung, putera kebanggaannya yang baru selesai mengantar barang dagangan dan ngojek.

"Assalamu'alaikum Mah" Ucapnya mencium punggung tangan Ibu tercinta cukup lama.

Kartini menuntun putranya duduk di kursi. Ia segera menyiapkan teh hangat sebagai penghilang dahaga. Diseruput teh itu oleh Narda Wijoyo seraya mengucap terimakasih.

Danu datang menghampiri keduanya, ketika itu pukul sembilan malam. Febri sudah terlelap, mungkin lelah setelah mendorong motor cukup lama. Narda langsung mencium punggung tangan Ayahnya.

"Nak, barusan ada yang melamar Febri. Ayah menerimanya karena sepertinya Febri suka dia. Nak, Ayah khawatir kamu sedih dan kecewa karena dilangkahi oleh adikmu sendiri." Mimik wajah Danu menampilkan kekhawatiran dan kepedihan yang mendalam. Sangat ekspresif.

"Ayah, jangan sedih. Aku ikhlas kalau Feb nikah duluan. Toh, Aku memang berniat akan selalu jadi pelindung dan penjaga untuknya sampai ia menemukan ksatria pelindungnya."

"Alhamdulillah, Mamah senang mendengarnya. Nanti pokoknya Kamu harus temenin Mamah belanja buat acara lamaran Feb ya?!"

"Iya Mah. Pasti Narda akan siap antar dan temani Mamah kemanapun dan sampai kapanpun itu."

Keduanya tertawa mendengar penuturan putra mereka.

"Ayah bahagia putri kecil kita akan segera menikah. Sedih juga karena mungkin Ayah akan jauh darinya."

"Ya Allah Ayah, ikhlas ya. InsyaAllah nantinya Feb pasti akan sering ke sini" Ucap Kartini menenangkan sang suami.

"Iya Pah. Yang harus di khawatirkan itu, apa Feb bisa jadi istri sholehah? Secara, selama ini tingkah dia bar-bar banget."

"HAHAHA" Mereka semua tertawa renyah.

***

Lantunan ayat suci Al-Quran sudah menggema dalam rumah dua lantai bercat hijau telur asin dengan luas ± 100 m². Di dalam, sebuah keluarga sedang tilawah bersama setelah sholat tahajjud, sholat witir, membaca wirid, dzikir dan doa.

Sekitar 10 menit lagi sampai adzan berkumandang. Danu memerintahkan putra-putrinya kembali berwudhu bergantian. Dilanjutkan dirinya dan isterinya.

Ia memimpin jalan menuju masjid beriringan dengan sang isteri usai tuntas wudhu dan rapih. Di belakang ada Febri dan Narda.

Di lokasi lain. Di sebuah hunian mewah dalam satu kompleks elit tampak seorang pria tampan sedang berjalan dengan orang tuanya menuju masjid besar di area kompleks.

Rumah dengan nuansa cat putih gading yang luasnya lebih dari  250 m² memiliki halaman yang luasnya setengah lebih kecil dari luas bangunan dengan satu buah air mancur yang terdapat ikannya di sebelah kiri bangunan serta gerbang berwarna coklat seperti pintu benteng raksasa yang menjulang setinggi satu meter itu mereka tinggalkan setelah gerbang di kunci oleh satpam yang juga hendak ikut sholat berjamaah di masjid.

Pria itu mengumandangkan adzan. Di belakangnya duduk para jamaah yang mulai berdatangan. Ada Ayah dan kakak iparnya. Sedangkan Ibu dan kakaknya berada di ruang khusus akhwat.

Walau sudah lama menikah, kakaknya tinggal di kompleks yang sama. Mereka sengaja membeli rumah yang kebetulan masih kosong di kompleks tersebut. Sengaja supaya tidak jauh dari keluarga. Kakak ipar tidak masalah dengan itu karena dia masih bekerja di Jakarta juga keluarganya masih di Jakarta Selatan. Hanya terpisah belasan kilometer saja, tidak masalah.

Hidayat memimpin sholat berjamaah. Januar mundur ke belakang berdiri di samping ayahnya tepat di belakang imam. Suara merdu Hidayat sudah bukan lagi rahasia umum. Ia adalah seorang ustadz kondang yang kerap ceramahnya masuk ke youtube dan televisi. Setiap pergi mengisi ceramah, ustadz yang akrab disapa UAHA  (Ustadz Abdul Hidayat Attaki)  itu selalu ditemani sang istri.

Definisi bidadari surga dengan paras jelita serta keluhuran akhlaknya. Erin Zellia Nawawi pernah mendapat penghargaan internasional sebagai Hafidzah dengan suara terbaik nan merdu yang diakui para Syekh ternama. Ia adalah isteri sholehah, anak berbakti dan kakak yang penyayang serta sahabat yang care abis.

Setelah ibadah selesai, semua bersalaman sembari melantunkan sholawat. Yasir, Januar dan Hidayat menanti dua perempuan yang berarti bagi mereka di depan masjid untuk pulang bersama.

"Jan, setelah nikah nanti kamu mau tinggal dimana?" Tanya Yasir di sela perjalanan mereka menuju rumah.

"Em... "

"Mumpung baru dibangun perumahan baru di dua kilometer dari sini. Kamu tinggal di sana saja, masih satu kelurahan kok." Yasir menyarankan, ingat akan dirinya yang juga investasi untuk pembangunan kompleks perumahan tersebut.

"Oke Pah. Hadiahin ya!"

"Hahaha" Tawa renyah semuanya.

"Siap" Ucap sang Ayah mantap.

Di sisi lain bumi. Keluarga Febri pun sudah selesai sholat dan sedang jalan bersama menuju rumah setelah mampir membeli sebungkus gorengan.

***

Nantikan terus ceritaku yaaa....
Tinggalkan jejak 👣👣 kalian di sini
Support dengan vote dan komentar kalian ☺

.
.

.

.

.

.

JAN-FEBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang