JF 12 "Ciyee yang halal..."

15 6 0
                                    

.
.
.


Hari kerja kembali datang. Kini saatnya Feb dan Jan melanjutkan aktivitas mereka sebagai pekerja. Berbeda dengan biasanya, "Rio" tidak bisa dinaiki Feb karena masih tertinggal di rumah orang tuanya.

Suatu keharusan sebagai suami untuk melindungi dan menjaga isterinya. Untuk itu, keduanya menaiki mobil milik Jan bersama menuju perusahaan. Beruntung lokasi kerja mereka sama, Feb jadi tidak perlu merasa membuat repot suaminya.

Perjalanan sepanjang 30 menit itu diisi dengan berbagai obrolan random antara Feb dan Jan. Bagaimana tidak?! Feb memulai dengan tebak-tebakan.

"Jalanan lumayan macet juga ya kalau pagi. Kamu pasti boring banget deh, tiap hari begini."

".... "

"Coba tebak nih ya, hewan apa yang cuma terdiri dari satu huruf?"

"I kan?!"

"Idih sebel, kok bisa jawab sih? Rugi dong!"

"Hahaha" Tawa renyah Januar Adam terasa menyenangkan ditelinga Feb. Mimik wajahnya pun hal yang ternyata dia sukai. Senyumnya turut mengembang.

"Nanti siang jangan kemana-mana!" Ucap Jan usai tawa reda.

"Mau banget?"

"Iya dong sayang. Kita harus lunch bareng."

Tersipu sudah pasti. Baru kali ini Feb dipanggil sayang oleh seorang Jan.

"Ok"

***


Dengan meriah seluruh karyawan "Teh No. 1" menyambut kedatangan Jan dan Feb. Digelar karpet merah untuk pasutri itu. Di kanan-kiri karpet berdiri para karyawan dengan barisan yang rapih sembari berucap "Selamat Menempuh Hidup Baru" diiringi ledakan confetti perayaan dan taburan bunga ke arah mereka.

Rene dan Rizal berjalan ke arah mereka membawa kalung bunga dan tiara bunga. Keduanya memasangkan kalung bunga ke leher Jan dan Feb. Kemudian, memasangkan tiara bunga juga ke pasutri itu. Rene ke Feb dan Rizal ke Jan.

"Makasih semuanya" Ucap Feb.

"Siang nanti, silahkan makan di kantin sebanyak mungkin karena gratis. Saya yang traktir" Kata Jan dengan senyum mengembang ia memberikan kartu perusahaan pada Rizal. Hal yang sangat langka di perusahaan tersebut, senyuman Jandro.

"Yeeeyyy" Sorak sorai para karyawan bahagia.

Rizal dan Rene telah menyingkir dari hadapan Jan dan Feb. Membiarkan keduanya berjalan di atas karpet merah menuju lift. Tangan kanan Jan melingkar di pinggang Feb, para karyawan bersiul dengan sorakan "Cieee yang halal"

Senyum Januar Adam makin lebar, sedang Feb bungkam dengan wajah semerah apel. Suasana sepi saat keduanya sudah di dalam lift. Hanya berdua di ruang sempit. Feb bertanya, "Berarti nanti kita makan di kantin juga ya?"

"Ya enggak dong! Kita ke mall terdekat aja, belanja sekalian makan di sana."

"H-hah? Belanja apaan?"

Januar mendekatkan bibirnya di telinganya isterinya dengan bisikan dia berucap "lingerie"

Refleks Feb mencubit pinggang suaminya seraya bicara "Mesum!"

"Hahaha" Jan menanggapi dengan tawa.

Tiba di lantai Feb harus berpisah dari Jan. Lantai tempatnya bekerja. Sebelum keluar dari lift, Jan mencium singkat pipi Feb.

"Semangat kerjanya ya sayangku. Ingat jangan capek-capek. Soalnya nanti malam bakal lebih capek."

Muka Feb menampilkan ekpresi kesal bercampur jijik. Dia berjalan langsung ke meja kerja tanpa sedikit pun menoleh ke belakang. Jan tertawa menyaksikan itu.

***






Hai guys, akhir-akhir ini Author sering telat update karena kesibukan dan mulai ga semangat nih.... Please semangatin Author dengan vote, komen dan share yah....
Bye bye 👋




.
.



.
.

.
.

JAN-FEBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang