PERNIKAHAN

8.6K 160 0
                                    

"Saudara Antonio Fandiza apakah anda bersiap menerima saudari Risma Harini sebagai istri anda? Dan apakah anda siap menemani dan menerima keadaan saudari Risma Harini dalam keadaan susah senang, sakit dan sehat?" Ucap pendeta di sebuah altar perni...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Saudara Antonio Fandiza apakah anda bersiap menerima saudari Risma Harini sebagai istri anda? Dan apakah anda siap menemani dan menerima keadaan saudari Risma Harini dalam keadaan susah senang, sakit dan sehat?" Ucap pendeta di sebuah altar pernikahan.

"Saya siap menerima saudari Risma Harini menjadi istri saya dan saya juga siap menerima dan menemani keadaan apapun dari saudari Risma Harini" Ucap Antonio selaku mempelai pria.

Dan mempelai wanita mengucap janji yang sama juga.

Pernikahan keduanya berjalan lancar tidak ada kendala yang terjadi saat upacara sumpah janji nikah di laksanakan.

Dua orang laki-laki dan perempuan yang sedari tadi duduk di bangku tamu tepat nya didepan altar pernikahan orang tua mereka menatap lurus ke depan menyaksikan secara langsung upacara suci itu.

Setelah upacara selesai mereka berdua mendekat dan mengucap selamat atas pernikahan orang tua mereka.

"Liyane sekarang Tante Risma udah resmi jadi mama tiri kamu, jadi kamu harus hormat sama mama baru kamu ya nak" Ucap Anton pada Liyane.

Dan liyane mengangguk seraya tersenyum manis walau senyuman itu ia paksakan.

"Dan buat kamu Vero sekarang om Anton sama liyane udah resmi jadi bagian keluarga kita, dan liyane bakal jadi adik perempuan kamu jadi mama harap kamu bisa jagain dia ya nak" Jelas Risma pada putra nya itu.

Vero mengangguk senang sambil menatap liyane yang sekarang telah resmi menjadi adik tiri nya. Dalam tatapan Vero terdapat kesenangan tersendiri bagai mendapat mangsa yang selama ini ia kejar dan akhirnya ia mendapat kan nya.

Liyane yang di tatap hanya berusaha untuk mengalihkan pandangan nya kepada sang ayah dan sang ibu.

"Liyane kamu izinin Tante buat tinggal satu atap sama kamu dan papa kamu kan nak?" Tanya Risma tiba - tiba dan di setujui oleh liyane.

"Boleh kok ma liyane seneng kalau mama tinggal di rumah bareng sama liyane dan papa" Ucap liyane senang.

Mendengar itu Risma lalu memeluk putri tiri nya dengan erat, liyane merasakan pelukan kasih sayang seorang ibu lagi setelah lebih dari 5 tahun kehilangan ibu nya.

Ya, ibu liyane meninggal saat usia nya masih 12 tahun karena sakit gagal ginjal yang di miliki ibu nya.

Mereka semua kini merayakan pesta pernikahan orang tua mereka berdua, ada banyak tamu yang datang tidak terkecuali teman teman liyane dan Vero yang turut hadir untuk memeriahkan acara pesta ini.

Selama pesta pandangan Vero tidak pernah lepas dari Liyane, ia terus menatap setiap gerak gerik adik tiri nya itu, sampai sebuah tepukan di pundak membuyarkan nya.

"Ver liatin siapa sih? Intens bener itu mata" Tanya Ciko yang menepuk pundak Vero.

"Apa sih bukan apa apa udah sana lanjut Lo" Jawab Vero sambil berjalan menjauh dari teman seangkatan nya itu.

"Liyane!" Panggil seseorang dari belakang.

Liyane membalikkan tubuh nya dan menatap siapa orang yang memanggil nya, itu Vero.

Liyane menatap kaget sekaligus takut pada Vero.

"Ikut aku yuk ke sana" Ajak Vero sambil menunjuk kedua orang tua mereka.

Yang di ajak hanya mengangguk dan berjalan lebih dulu, sedangkan yang mengajak mengekori dari belakang.

"Mama papa!" Panggil Vero.

"Kenapa ver? Kamu butuh sesuatu?" Tanya Anton.

"Nggak pa ini Vero mau minta izin buat bawa Liyane pulang ke rumah Vero kasian dia keliatan kecapean karna ngeladenin para tamu" Ucap Vero.

"Ohh iya boleh boleh papa izinin tapi jangan macem macem ya" Kata Anton pada anak tiri nya dengan nada memperingatkan.

Vero mengangguk setuju lalu berjalan ke arah sang mama.

"Jaga adik kamu ver mama titip Liyane sama kamu ya" Ucap sang mama.

"Iya ma siap, kalau gitu Vero sama liyane pamit ya ma pa" Kata Vero berpamitan pada kedua orangtuanya.

Sejak tadi Liyane hanya diam sambil memasang ekspresi wajah bingung, ia masih tidak bisa mencerna maksud Vero.

Lamunannya buyar kala Vero dengan cepat menarik diri nya menjauh dari lokasi pesta menuju parkiran mobil di dekat sana.

Vero membukakan pintu mobil untuk Liyane, setelah liyane masuk ke dalam baru ia menutup pintu mobil dan berjalan menuju kursi kemudi.

Perjalanan mereka sebenarnya tidak terlalu panjang, hanya sekitar 20 meter dari lokasi.

Setelah menempuh kurang lebih 15 menit menuju kediaman keluarga Liyane akhirnya mereka berdua sampai, rumah milik ayah Liyane memang terbilang megah, besar, dan mewah. Terdapat halaman depan dan halaman belakang yang luas di rumah tersebut, interior mewah nya terlihat begitu indah dengan warna putih dan gari garis emas yang turut menghiasi.

Patung kuda putih yang terletak di tengah tengah halaman depan rumah itu juga menambah kesan berkelas yang cantik.

Setelah memarkirkan mobil di garasi rumah, Vero segera turun dan membukakan pintu untuk Liyane.

Sesudah nya Liyane turun ia berjalan menuju kedalam rumah dan langsung pergi ke kamar nya untuk istirahat.

Tapi sebelum ia sampai di kamar ia berhenti sejenak dan memberitahu Vero letak kamar nya.

"Kakak tidur di sebelah kamar aku, pintu yang warnah hitam itu kamar kakak dan yang putih di sebelah kiri nya itu kamar aku" Jelas Liyane lalu berjalan pergi ke dalam kamar dan mengunci pintu kamar nya dari dalam.

Vero yang diam saja menyeringai dan berjalan perlahan menuju pintu kamar nya dan masuk ke dalam, Liyane tidak mengetahui bahwa di tas yang ia bawa tadi sudah di letakkan kamera tersembunyi oleh Vero.

~~~~~~





HAI HAI SEMUA GIMANA CERITA KEDUA KU? KALAU MISAL ADA TYPO YANG KETINGGALAN MAAF YGY😃🙏

SEPERTI BIASA AGAR SILAHTURAHMI TIDAK TERPUTUS ADAKAH SERATUS?? WKWWKW CANDA GUYSS

SEPERTI BIASA
JANGAN LUPA VOTE YGY LOPYUUUU 🌹🌹

My Obsession Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang