HARI KEDUABELAS

1.1K 23 0
                                    

"Gimana dok?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana dok?"

"Cuman luka gores biasa nggak terlalu dalam juga bisa sembuh untuk waktu beberapa hari"

"Kalau keadaan anak saya?"

"Anak kamu baik-baik aja malah perkembangan janin nya sehat banget!"

Helaan nafas lega keluar dari mulut Vero kala mengetahui keadaan istri dan anak nya baik-baik saja, syukurlah!

"Boleh saya masuk?" Tanya Vero pada dokter Ghea.

"Tentu silahkan!" Balas dokter Ghea mempersilahkan Vero untuk masuk.

Mendapat izin dari sang dokter Vero langsung bergegas masuk ke dalam untuk menemui istrinya. Di dalam terlihat Liyane yang sedang duduk di atas brankar sedang memperhatikan sebuah acara TV yang sedang tayang.

"Sayang" Panggil Vero.

Liyane menoleh, netra nya menangkap sosok Vero yang sedang melangkah mendekati dirinya.

"Gimana? Ada yang sakit? Atau kamu butuh sesuatu?" Tanya Vero.

Liyane hanya menggeleng sambil tersenyum manis, tangan Liyane bergerak meraih tangan Vero untuk menyentuh perut buncitnya.

"Kakak ngerasain sesuatu yang gerak nggak di perut aku?" Tanya Liyane.

Vero diam sambil fokus merasakan pergerakan sang buah hati di dalam sana, Vero tersenyum, ia dapat merasakan tendangan keras dari calon putranya, tendangan itu ia rasakan sangat kuat.

"Hey, hey, jangan nendang kuat-kuat kasian mami mu!" Tegur Vero pada sang buah hati, tapi bukan nya berhenti bayi yang sedang di kandang Liyane malah semakin gencar menendang-nendang.

"Aww! Aduh, sayang jangan tendang kenceng-kenceng perut mami sakit!" Kata Liyane mengaduh kesakitan saat tiba-tiba anaknya menendang dengan sangat brutal.

"Tuh mami mu udah kesakitan gitu, masa mau nendang kenceng lagi, udah ya nak mending kamu tidur" Kata Vero menyarankan anak nya untuk tidur.

Liyane tertawa mendengar interaksi antara anak dan ayah yang ada di depan nya, Liyane sangat senang karena Vero benar-benar bertanggungjawab atas dirinya juga calon anak mereka.

"Kakak" Panggil Liyane. Vero menoleh menatap mata cantik istrinya yang memanggilnya.

"Hmm, kenapa sayang? Butuh sesuatu?" Tanya Vero.

"Bukan, aku cuman mau bilang makasih dan maaf karena dulu aku sempet benci sama kakak, aku pikir kakak dulu itu jahat karena terlalu ngatur dan ngekang aku apa lagi dulu kakak juga pernah nyakitin aku, tapi sekarang aku baru sadar kalau kakak itu benar-benar sayang sama aku dan peduli sama aku, sekali lagi makasih ya kak" Kata Liyane panjang lebar pada Vero.

Vero tersenyum mendengar penuturan istrinya, ia lalu mengangguk dan berlalu untuk menciumi wajah Liyane, yang di cium hanya diam, menikmati, dan merasakan.

My Obsession Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang