Setelah selesai sarapan akhirnya mereka berempat memutuskan untuk tinggal di rumah selama seharian penuh.Keesokan pagi nya kegiatan mereka berempat tetap sama yaitu duduk di rumah dengan aktivitas masing-masing.
Namun ada yang berbeda hari ini yaitu, Vero yang semakin menempel pada Liyane, tetapi Liyane terus saja menghindar dari jangkauan kakak tiri nya.
"Lo apa apaan sih kak lepasin gue!" Kata Liyane berontak.
Liyane memang memanggil Vero dengan embel-embel kakak karena itu adalah bukti bahwa ia menghormati Vero yang lebih tua setahun dari nya.
"Apa sih sayang aku masih nyaman pelukan sama kamu gini" Ucap Vero manja.
Liyane terus berontak sampai akhirnya pinggang kecil Liyane bisa lepas dari pelukan erat Vero. Dengan cepat ia berlari menuju kamar nya dan mengunci pintu dari dalam.
Tidak membuang kesempatan yang ada, Vero berlari mengejar Liyane dan ia gagal. Liyane sudah terlanjur mengunci pintu kamar nya.
Dengan langkah berat Vero meninggalkan kamar Liyane dan kembali ke kamar nya.
Pukul 14.09 sore.
Liyane memutuskan untuk keluar kamar dan berlalu ke halaman belakang rumah, di sana terdapat sebuah green house berukuran sedang yang di dalam nya terdapat tanaman-tanaman sayuran, buah, dan tanaman hias.
Green house itu di bangun Anton sebagai hadiah untuk Liyane.
Liyane masuk dan menutup pintu green house itu, ia melihat buah anggur yang ada di ujung sana,anggur itu tampak sudah matang Liyane lalu mengambil nya dan memakannya.
"Anggurnya udah matang, mending aku cepet petik anggur itu sebelum busuk" Gumam Liyane.
Setelah memetik buah anggur ia berjalan menuju tanaman stroberi di ujung green house.
Ia memetik buah stroberi yang sudah matang sempurna, warna merahnya tampak menggiurkan. Setelah selesai memetik buah anggur dan stroberi ia lalu mencuci buah-buahan itu dan menyirami semua tanaman di green house itu.
"Kalian tumbuh lah dengan subur dan sehat, yang kalian hasilkan selalu membuat ku puas" Gumam Liyane sambil tersenyum ke arah semua tanaman-tanaman yang ada di sana.
"Hai sayang" Sapa seseorang yang mengagetkan nya.
"Kak Vero apa apaan sih?! Bikin kaget tahu nggak!" Sarkas Liyane.
"Butuh bantuan sayang? Seperti nya kamu kesulitan membawa buah-buahan itu" Tawar Vero lalu di balas gelengan oleh Liyane.
Dengan langkah cepat Liyane masuk kembali ke dalam rumah dan menuju dapur untuk mengolah buah-buahan yang ia petik tadi.
Saat tengah asyik memotong buah anggur dan stroberi tiba-tiba Liyane merasaka ada tangan melingkar di pinggang nya dan itu adalah Vero.
Sebisa mungkin Liyane melepaskan pelukan erat kakak tiri nya itu, sampai sebuah suara bariton dari Anton berhasil membuat Vero melepas pelukan nya pada pinggang Liyane.
"Untung aja papa dateng kalau nggak! aduh nggak bisa bayangin gue" Batin Liyane sambil bergidik ngeri.
"Kamu tadi apain adik kamu ver?" Tanya Anton.
"Nggak ada pa cuman mau peluh Lili aja emang salah ya kalau peluk adik aku sendiri?" Jelas Vero pada sang papa dan di akhiri dengan sebuah pertanyaan.
"Ya nggak salah sebenarnya ver tapi papa cuman takut kamu apa apain Liyane" Jawab Anton.
"Iya pa aku tahu aku sebagai kakak nya juga punya batasan ke Liyane, Vero udah anggap Liyane kayak adik Vero sendiri" Jelas Vero.
Anton hanya bisa mengangguk dan tersenyum dengan penjelasan putra tiri nya itu, tanpa mereka berdua sadari ternyata ada sepasang mata yang memperhatikan mereka sejak tadi, itu adalah Liyane ia sejak tadi berdiri menguping di belakang pintu dapur di dekat ruang makan.
Liyane mencerna setiap kalimat yang di ucapkan kakak tirinya tadi, tahu batasan? Menganggap Liyane sebagai adiknya sendiri? Ia merasa aneh dengan kalimat-kalimat itu.
Saat sedang asyik memikirkan ucapan kakak tirinya tadi tanpa sadar bahwa air di wastafel sudah hampir penuh, Liyane lupa ia tengah mencuci buah stroberi dan anggur tadi. Dengan langkah cepat ia berjalan kembali ke dalam dapur mematikan keran wastafel yang mengalir.
Selesai mencuci buah-buahan tadi ia langsung memasukan ke wadah dan menyimpan di dalam kulkas sebagai bahan cemilan atau sebagai bahan untuk membuat jus buah. Usai dengan kegiatan nya Liyane langsung bergegas menuju kamar nya untuk mandi lalu membantu mama nya memasak untuk makan malam.
20 menit usai sudah, sekarang Liyane sudah selesai mandi, kaos hitam dan celana panjang kulot yang ia kenakan sangat cantik warna hitam dari kaos yang di padukan dengan warna putih tulang dari kulot yang Liyane pakai menjadi sangat cocok untuk diri nya dan jangan lupa rambut yang ia cepol juga menambahkan kesan cantik untuk gadis berusia 17 tahun itu.
"Pa Liyane nanti mau keluar sama temen-temen Liyane mungkin nanti pulang nya agak maleman soal nya juga sekalian cari alat sekolah Liyane yang udah nggak layak pakai" Ucap Liyane pada sang papa.
"Boleh tapi Vero temenin kamu gimana?" Tawar Anton.
Liyane sedikit melirik Vero, laki-laki itu tengah menatap dengan senyum manis yang ia tunjukkan. Melihat itu Liyane langsung memalingkan wajahnya.
"Nggak usah pa lagian kan kita juga rame rame pergi nya gapapa ya pa pliss" Bujuk Liyane pada sang papa dengan jurus puppy eyes nya dan Anton menganggukkan kepala karena tidak tahan dengan bujukan putri nya.
Setelah selesai makan malam Liyane langsung menuju kamar, bersiap lalu turun dan berangkat pergi keluar dengan teman-temannya tidak lupa ia juga berpamitan kepada kedua orangtua nya.
~~~~~~~
HALLO HALLO BANDUNG SEMWANYAAA😍😍 AKU KEMBALI DENGAN UPDATE AN MY OBSESSION BROTHER DI CHAPTER SELANJUTNYA BAKAL ADA SESUATU PENGUMUMAN BUAT KALIAN😘😘
DAN BUAT CERITA ETERNAL LOVE STORIES KEMUNGKINAN BAKAL AKU TUNDA DULU BUAT BEBERAPA HARI KEDEPAN YGY JADI BUAT KALIAN YANG NUNGGU SABAR DULU YA😃
SEPERTI BIASA
JANGAN LUPA VOTE YGY LOPYUUUU🌹🌹🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
My Obsession Brother [END]
JugendliteraturBagaimana jadi nya jika seorang kakak tiri terobsesi dengan adik tiri nya sendiri? Ini adalah kisah dari seorang gadis yang berusia 17 tahun bernama Frida Liyane Ghreshila ia biasa di panggil Frida atau Liyane. ayah Liyane menikah dengan seorang ja...