HARI KELIMA (KABAR DUKA) 4

2.3K 37 0
                                    

Setelah selesai 'mempersiapkan' diri nya, Vero keluar dari dalam kamar mandi dan mulai menggerayangi tubuh Liyane yang masih terbalut baju, sifat bejat nya telah kembali lagi dan nafsu seakan menguasai dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai 'mempersiapkan' diri nya, Vero keluar dari dalam kamar mandi dan mulai menggerayangi tubuh Liyane yang masih terbalut baju, sifat bejat nya telah kembali lagi dan nafsu seakan menguasai dirinya.

Perlahan Vero melepas baju Liyane yang mudah untuk di lepas karena pengait kancing, setelah melepas baju adik nya Vero turun dan turut melepas rok panjang yang Liyane pakai.

Sekarang yang menutupi tubuh Liyane hanya bra hitam dan celana dalam hitam milik nya. Dengan hati hati Vero membuka satu persatu pengait bra Liyane dengan satu tangan dan tangan satu nya merobek celana dalam Liyane, sekarang Liyane tidak memakai apapun di tubuh indah nya.

Seringai Vero terukir begitu jelas di wajah tampan nya, lidah nya tidak diam ia gunakan lidah sebagi alat pelumas di kemaluan adiknya yang tak sadarkan diri, setelah puas dengannya permainan lidah nya ia membebaskan penis besar milik nya dari dalam kandang untuk di puaskan.

"Aghh!...shhhh fuck!" Erang Vero kala merasa miliknya seperti di himpit, rasa nikmat terus menyerbu dirinya. Perlahan tempo yang di gunakan Vero semakin cepat dan semakin cepat.

Ia melakukan hal tersebut dengan keadaan Liyane yang tak sadarkan diri akibat bius yang di suntikan nya.

Beberapa kali Vero pelepasan di dalam rahim Liyane, sampai ia merasa puas dan berlalu tumbang di atas Liyane, penyatuan mereka tidak terlepas Vero terlelap setelah permainan nya pada sang adik.

~~~~~~

Pagi pun tiba Liyane bangun dengan rasa sakit dan lelah di sekujur tubuhnya, perlahan ia bangun dari ranjang sambil menahan rasa sakit pada perut bagian bawah dan kemaluannya.

"Sayang mau kemana? Jangan pergi...." Gumam Vero sambil menahan tangan Liyane yang hendak bangun. Dengan kasar Liyane tari tangan nya dari genggaman sang kakak dan berlalu pergi menuju kamar mandi.

Ia tahu apa yang kakak nya perbuat kemarin malam, ia tahu karena tubuh nya serta tubuh sang kakak tidak memakai sehelai benang pun dan penyatuan mereka yang memang tidak di lepas oleh Vero.

Suara guyuran air begitu merdu masuk ke gendang telinga Liyane, ia hari ini tidak bersekolah dengan alasan sakit, padahal ia memang malas pergi sekolah karena harus satu mobil dengan kakaknya.

Di luar Vero sudah siap dengan seragam nya ia membersihkan diri di kamar mandi yang terletak di dekat tangga. Saat tengah asyik merapikan rambut pandangan nya menangkap Liyane yang keluar tidak menggunakan seragam alias hanya menggunakan piyama berbahan rayon tebal.

"Loh sayang kok nggak pakai seragam? Kamu nggak sekolah?" Tanya Vero sambil berjalan menuju Liyane.

"Nggak lo sendiri aja gue nggak mood sekolah dan gue juga mau minta tolong izinin ke wali kelas gue" Balas Liyane sambil berjalan keluar kamar meninggalkan Vero di sana sendiri.

Melihat itu Vero hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum simpul.

Di bawah Liyane berjalan menuju dapur untuk memasak sarapan hanya untuk dirinya bodo amat dengan Vero nanti. Setelah selesai memasak Liyane berjalan sambil membawa sepiring nasi goreng dengan toping sosis dan telur mata sapi setengah matang di tangan nya menuju meja makan.

Saat di meja makan Liyane memakan makanannya dengan tenang sesekali ia menengok ke kursi tempat biasanya sang ayah duduk sambil meminum kopi dan koran baru di tangan, dan meja sang ibu tiri yang berada tepat di depan nya.

Lamunan nya buyar kala di kagetkan dengan sang kakak yang tiba tiba duduk di samping nya setelah mengecup pipi tembam nya.

"Paan sih nggak jelas lo kak!" Ketua Liyane sambil mengelap pipinya menggunakan tissue.

"Kok di lap sih sayang!" Kata Vero menggerutu.

"Bodo amat emang gue pikirin!" Balas Liyane Ketua.

"Kamu masak cuman satu porsi doang? Punya aku mana??" Tanya Vero sambil menyomot nasi goreng milik Liyane.

"Kalau mau masak sendiri sana!" Kata Liyane sambil menarik kembali piring nasi goreng milik nya.

"Aku kan nggak bisa masak sayang! Apa lagi kamu masak nasi goreng cuman satu porsi kan kan aku juga mau!" Kata Vero sedikit merengek.

Karena jengkel Liyane berjalan menuju kulkas dan mengambil selai kacang dan stroberi serta roti tawar untuk di berikan pada sang kakak tidak lupa dengan segelas susu putih untuk di minum Vero.

"Tuh makan biar kenyang, males gue masak buat lo!" Ucap Liyane sambil memberikan selai, roti, serta susu di depan Vero dan berlalu menuju tempat duduk nya tadi.

Vero dengan nafas jengah mengambil du lembar roti dan mengoleskan selai itu di atas salah satu roti lalu menutup nya dengan sehelai roti yang lain.

"Untung aku sayang kalau nggak udah aku buang kamu ke selokan!" Ketua Vero sambil menyantap roti nya.

"Apa coba? Nggak jelas! Udah lah diem lo gue mau lanjut makan!!" Gertak Liyane pada Vero.

Sambil menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya Liyane berkutat dengan handphone nya berusaha mencari kartun favorit nya.

"Kamu udah gede tapi tontonan nya masih kartun" Kata Vero dengan menahan tawa.

"Idih bodo amat dari pada kakak tontonannya film dewasa iwhhh" Balas Liyane.

Vero hanya menanggapi dengan tawa ringan, selesai memakan roti serta meminum susu Vero berpamitan pada Liyane untuk berangkat sekolah walau tidak di gubris sama sekali oleh adik nya.

Di perjalanan Vero terus fokus pada jalan kota yang tidak terlalu sepi, sangat menyegarkan perasaan nya.

Sekian lama perjalanan Vero pun sampai di halaman sekolah, ia berjalan menuju kantor kepala sekolah untuk membicarakan sesuatu.

TOK! TOK!

"Masuk!" Suruh kepala sekolah itu.

"Pagi bu Hanna" Sapa Vero setelah duduk di depan Hanna.

"Pagi Vero ada yang bisa saya bantu?" Tanya Hanna.

"Saya sebenarnya mau mengajukan surat pindah sekolah dari ibu dan saya harap hari sudah selesai karena besok saya mau langsung pergi dengan adik saya Liyane" Kata Vero to the point.

"Kenapa tiba tiba Vero? Dan Liyane apa dia tahu?" Tanya Hanna balik.

"Untuk sekarang Liyane belum tau bu, tapi saya mohon sama ibu jangan kasih tau siapa pun itu termasuk Liyane sendiri" Balas Vero.

Hanna mengangguk pelan sebagai persetujuan Vero. Sebenarnya ia tidak mau surat pindah di selesaikan hari ini karena konsekuensi nya sangat besar namun demi kesejahteraan sekolah ia terpaksa mengiyakan hal tersebut.

Vero berdiri meminta izin untuk keluar dan berjalan menuju kantor guru untuk menyampaikan bahwa Liyane akan pindah besok bukan izin sakit hari ini.

~~~~~~~~~~

HALO HALO AKU KEMBALI😋😋

AKU RALAT YANG KEMARIN HEHE HARI INI BUKAN HARI TERAKHIR CHAPTER INI TAPI AKU BAKAL USAHAIN BUAT SEGERA MENGAKHIRI MWHEHE.

SEPERTI BIASA.
JANGAN LUPA VOTE YGY LOPYUUUU🌹🌹🌹

My Obsession Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang