HARI KELIMABELAS

876 27 0
                                    

Hari demi hari, lalu minggu demi minggu, dan bulan demi bulan, tidak terasa kini kandungan Liyane telah sampai di titik puncak nya, genap sudah 9 bulan lamanya Liyane mengandung anak nya dan Vero

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari demi hari, lalu minggu demi minggu, dan bulan demi bulan, tidak terasa kini kandungan Liyane telah sampai di titik puncak nya, genap sudah 9 bulan lamanya Liyane mengandung anak nya dan Vero.

Kini posisi mereka berdua berasa di rumah sakit dekat kota di Canada, mereka berada di sana kurang lebih sejak 3 jam yang lalu karena Liyane yang tiba-tiba kontraksi dan setelah di periksa dokter saat nya bayi itu lahir.

Vero tengah menunggu istri nya di depan ruang operasi, Liyane tidak dapat melahirkan secara normal karena tubuh nya sangat kecil dan bayi yang ia kandung kekurangan cairan jadi terpaksa operasi Caesar harus di lakukan, mulut Vero tidak berhenti komat-kamit melafalkan do'a untuk istri dan anaknya yang akan lahir ke dunia, debaran jantung pun tak bisa ia hentikan saking takut nya.

Vero terus mondar-mandir di depan pintu sambil sesekali menengok melalui lubang bundar dengan kaca yang menjadi tutup nya yang berada di pintu itu. "Ya Tuhan tolong selamatkan istri dan anak ku" Kata Vero sambil menyatukan kedua tangannya dan memejam mata sambil berdo'a melalui bibir.

60 menit telah berlalu dengan menegangkan, di sela-sela ketakutan Vero terdengar suara tangisan bayi yang sangat nyaring berasal dari dalam ruang operasi, mendengar tangisan itu Vero lantas kembali berdiri dengan semangat dan senyum merekah yang terpatri di bibir tebal nya, putranya telah lahir ke dunia, terimakasih tuhan, batinya.

Dokter keluar dari dalam sana, melihat itu Vero lantas langsung bertanya keadaan istri dan anak nya.

"Bagaimana dokter?" Tanya Vero menggebu-gebu.

"Ahahah, tenang lah istrimu selamat anak mu juga lahir dengan sehat dan lengkap, anak mu laki-laki tuan Vero!" Jawab dokter itu sambil tertawa ringan menenangkan Vero. Vero sendiri bernafas lega kala mendengar kabar baik dari sang dokter.

"Baiklah tuan saya permisi untuk melanjutkan yang tadi, permisi" Kata dokter itu meminta izin, dan Vero mengangguki nya.

~~~~~~

Di suatu ruangan di rumah sakit, terlihat seorang perempuan cantik yang tengah memandangi suami nya yang sedang bermain dengan anak mereka yang baru saja lahir, perempuan itu adalah Liyane, ia sudah siuman sejak 1 jam lalu setelah di pindahkan ke ruang VIP di rumah sakit itu.

"Kakak" Panggil Liyane.

"Iya sayang, kenapa? Butuh sesuatu?" Tanya Vero mendekat dengan putra nya yang berada di gendongan Vero.

"Kamu belum kasih nama buat dia" Jawab Liyane, ia penasaran dengan nama yang akan di berikan suaminya pada anak mereka.

"Aku sudah memikirkan ini jauh-jauh hari sayang, aku mempersiapkan nya dengan matang" Kata Vero sambil menatap anak nya yang tengah tertidur.

"Steven Vilbert Arghatala" Tambah Vero sambil tersenyum menyebutkan nama anak nya, Steven Vilbert Arghatala.

Liyane tersenyum, ia beralih menatap anak nya yang berada di gendongan Vero.

"Boleh aku tambahkan lagi?" Tanya Liyane dan di angguki oleh Vero.

"Edgar Steven Vilbert Arghatala, gimana?" Tanya Liyane untuk memastikan.

"Bagus sayang aku suka" Balas Vero dengan senyum merekah menatap kedua manik mata Liyane.

"Papa dulu pengen banget gendong cucu pertama nya, dan selalu nyebut nama 'Edgar' setiap ngomongin calon cucu ke aku, jadi tadi aku minta izin ke kakak buat nambahin satu nama lagi ke anak kita atas permintaan papa" Jelas Liyane pada Vero apa alasan nya ia memeberi nama lagi putra nya.

Vero mengangguk dan tangan nya beralih menaruh Steven ke box bayi nya, setelah menaruh Steven, Vero berjalan dan duduk di kursi dekat brankar Liyane.

"Perut kamu gimana? Masih sakit?" Tanya Vero sambil mengelus pelan perut Liyane yang sudah mengempis.

"Hmm masih, rasanya perih" Jawab Liyane dengan sedikit meringis sakit saat tangan Vero menyentuh jahitan perut nya.

"Masih sakit ya sayang? Maaf ya" Kata Vero dengan wajah kasihan.

"Gapapa udah jadi kewajiban aku ngelahirin Steven, kamu nggak salah" Timpal Liyane.

"Makasih sayang" Gumam Vero sambil mengecup tangan Liyane yang tidak di infus.

"Aku juga makasih sama kakak, karena udah mau nemenin aku dan sabar sama sifat aku selama ini"

Vero tersenyum mendengar tuturan Liyane, ia berdiri dari duduk nya dan sedikit membungkuk untuk meraih kening istrinya untuk di kecup.

'Cup'

"I love you sayang, makasih udah mau jadi istri dan ibu buat anak aku"

~~~~~~~~~~~~~

YUHUUUUU AKU KEMBALI COEYYYY, BENTAR LAGI MAU TAMAT AJA NI CERITA MWEHEHEHEHHHEH.

OH IYA GUYSSSS AKU MAU NGUMUMIN KALAU.................

DERMAGA LAUTAN AKAN SEGERA AKU PUBLISH DI STORY KU SETELAH CERITA INI SELESAI, NANTIKAN YGY, DAN UNTUK CERITA AKU YANG SELANJUTNYA TIDAK ADA GENRE ROMANCE KARENA ITU ADALAH DARI CERITA YANG SEBENARNYA, AKU BAKAL BIKIN SE BAGUS MUNGKIN DAN SEMENARIK MUNGKIN BIAR KALIAN NGGAK BOSEN WKWKWKWKWK.

SEPERTI BIASA.
JANGAN LUPA VOTE YGY LOPYUUUUU🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

My Obsession Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang