HARI KEDELAPANBELAS

652 17 0
                                    

Sejak kejadian terakhir dimana Steven, putra pertama Vero dan Liyane mati terbunuh, sepasang suami-istri itu terus kalut dalam kesedihan, Liyane yang tidak pernah keluar kamar, jarang berbicara, dan selalu menatap dunia dari luar jendela, lalu Ver...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak kejadian terakhir dimana Steven, putra pertama Vero dan Liyane mati terbunuh, sepasang suami-istri itu terus kalut dalam kesedihan, Liyane yang tidak pernah keluar kamar, jarang berbicara, dan selalu menatap dunia dari luar jendela, lalu Vero? Pria 23 tahun itu di sibukkan dengan pekerjaan di kantor, sesekali ia menjenguk Liyane di kamar untuk memastikan istri baik-baik saja.

Terkadang Liyane masih terbayang-bayang akan memori tentang Steven, tidak jarang juga ia memanggil nama putra nya seakan ia masih hidup dan dapat mendengar panggilan nya, namun itu semua sia-sia, ia tidak dapat melawan takdir jika putra nya telah pergi lebih dulu mendahului dirinya.

~~~~~~~~~

Silih hari berganti, bulan menjadi tahun, kini genap satu tahun sejak kepergian Steven, perlahan Liyane dan Vero bangkit dari keterpurukan akan suka yang mereka rasakan. Liyane sudah mulai mau berkegiatan seperti biasa ia memasak, menyiram tanaman, menanam bibit-bibit buah dan sayur, tidak lupa ia membersihkan dan memberi bunga segar baru untuk makam anaknya, memetik buah, memanen sayur, dan kewajiban nya sebagai seorang istri yaitu melayani suaminya.

Sekarang Liyane tengah berada di halaman depan, duduk manis dengan secangkir kopi susu hangat menantikan kepulangan suami tercintanya.

Dari arah depan gerbang terdengar suara mobil yang masuk ke pekarangan mansion mewah dengan halaman belakang danau, saat mobil itu sudah terparkir sempurna di depan mansion, turunlah Vero dari mobil itu, segera Liyane beranjak lalu memeluk erat Vero.

'Cup'

Satu kecupan Liyane berikan pada pipi kiri Vero, senyum manis merekah di wajah tampan Vero, langsung ia membawa Liyane ke dalam mansion.

"Apa kabar sayang?" Tanya Vero.

"Baik, kakak sendiri?"

"Aku baik sayang, oh iya, aku ada bawa sesuatu buat kamu"

Liyane mengerjap bingung, lalu tidak lama mata nya berbinar.

"Apa? Apa? Mana sesuatu nya?" Tanya Liyane bertubi-tubi.

Vero tertawa lalu menepuk-nepuk pelan kepala Liyane.

"Taraaa! Ini dia!"

Mata Liyane semakin berbinar saat melihat paper bag warna dusty pink di tangan Vero.

Saat Liyane akan mengambil nya Vero menarik kembali paper bag itu, Liyane mengerucutkan bibir nya tanda ia sedang kesal.

"Bakal aku kasih tapi jangan di buka dulu ok" kata Vero pada Liyane.

"Iya iya! Udah sini hadiah nya!" Kata Liyane sambil merebut paper bag itu dan segera berlari menuju kamar.

Gemas dengan tingkah istrinya Vero tertawa kecil sambil menggeleng akan tingkah laku istrinya yang seperti anak kecil yang kegirangan di berikan hadiah oleh orang tua nya.

Vero berjalan lurus menuju halaman di samping mansion nya, tepat nya di kuburan sang anak.

"Hallo Srev, papa pulang nak, kamu apa kabar di sana?" Ucap Vero sambil berjongkok mensejajarkan tubuh nya dengan nisan makam Steven.

"Mama kamu lebih mendingan dari hari-hari biasanya Stev, kamu bahagia kan mama aktif lagi kayak dulu? Papa harap mama bisa nemuin pengganti kamu nak" kata Vero sambil mengelus gundukan tanah yang di penuhi bunga-bunga segar.

"Nggak akan ada yang bisa gantiin dia di hati aku kak, Steven akan tetap jadi pemenang nya"

Vero menoleh ke belakang kala mendapati suara lembut Liyane yang tiba-tiba muncul.

"Sayang, kamu di sini?" Tanya Vero.

"Aku denger semuanya kak, aku mungkin bisa hamil lagi dan bakal ada pengganti Steven nantinya, tapi kak, walau gimanapun dia anak aku, dia yang selalu isi pikiran aku, aku nggak sanggup kalau dia di gantiin sama anak aku yang lain" Kata Liyane.

Air mata yang setahun ini menghilang kini menetes kembali membentuk sungai kecil dengan air bening yang bersumber dari mata indah Liyane.

Vero dengan segera memeluk istri kesayangan nya dengan erat seakan takut jika milik nya pergi dari nya.

"Maaf, aku nggak bermaksud sayang" Kata Vero sambil menciumi kening Liyane.

Liyane menggeleng, ia melerai pelukan mereka berdua dan mulai berjalan ke arah nisan anak nya.

"Sampai kapanpun mama nggak akan pernah lupain kamu, jiwa dan raga mama akan selalu jadi punya kamu Stev" kata Liyane. Tangan nya bergerak mengelus nisan anak nya dan ia berkata.

"Tunggu mama di sana ya nak, kita akan ketemu di sana nantinya" bisik Liyane pada nisan Steven.

Puas dengan sesi menangis Liyane menghapus airmata nya lalu kembali tersenyum cerah ke arah Vero, ia berjalan lali memeluk suaminya serta mengecup lama pipi Vero.

"Makasih ya kak, kakak udah mau jaga aku sampai sekarang dan udah sabar ngadepin sikap aku yang selalu berubah-ubah ini" kata Liyane.

"Sama-sama sayang, udah yuk kita masuk bentar lagi hujan, tuh mendungnya hitam banget"

Liyane hanya mengangguk lalu masuk dengan gandengan tangan yang lepas dari lengan Vero.







~~~~~~~~~~~~~~~~




YUHUUUU AKU KEBALI TEMAN-TEMAN, GIMANA-GIMANA BAGUS NGGAK?? KOMEN YAAAA!!😘😘

NGGAK KERASA YA GUYSS AKHIRNYA BENYAR LAGI MY OBSESSION BROTHER TAMAT, TINGGAL 2 CHAPTER LAGI MWEHEHEE.

SEMOGA KALIAN NGGAK BOSEN YAAA SAMA CERITA AKU, DAN YUP UNTUK CERITA SELANJUTNYA UDAH AKU SIMPAM SEMUA DI DRAF TINGGAL PUBLISH AJA HEHE.

OH IYA! AKU JUGA MAU MINTA MAAF SAMA KALIAN KALAU DI CERITA AKU ADA KESALAHAN KETIK ATAU ADA KATA-KATA YANG KURANG MENGENAKKAN BUAT KALIAN, AKU JUGA MAU NGUCAPIN TERIMAKASIH SAMA KALIAN, KARENA BERKAT KALIAN CERITA AKU BISA SERAME INI, THANK YOU GUYSSS 😘😘

DAN SEPERTI BIASA.
JANGAN LUPA VOTE YGY LOPYUUUU 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

My Obsession Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang