PART 19

330 23 1
                                    

Kebahagiaan yang sesungguhnya itu sangat sulit terasa, tapi sebenarnya kebahagiaan yang nyata pun terasa sangat singkat!

______________





Langit sore sudah berubah warna menjadi oranye. Dan jalanan yang sangat ramai membuat sosok Aby menghela nafasnya panjang berulang kali. Mereka terjebak macet.

Sekarang memang waktunya orang-orang pulang bekerja. Lagi-lagi Aby menarik nafasnya dalam saat melihat jam di pergelangan tangannya. Sudah pukul 17.32 sore. Yang artinya sudah jam setengah enam, dan mereka masih di jalan dengan motor yang melaju pelan. Aby bisa saja mengebut dan menyalip pengendara lain, tapi sekarang ia sedang membawa nyawa anak orang.

"Aby katanya sebentar lagi?"Safani menduselkan hidung nya di punggung tegap Aby, sambil memeluk Aby dengan erat.

"Bentar lagi"

Safani mengangkat wajahnya, dan menatap Aby lewat kaca spion. Wajah yang tertutupi oleh helm itu terlihat sangat tegas. Mata tajam, alis runcing yang sedikit menekuk. Membuatnya terlihat sangar.

"Gue tau, gue ganteng. Jadi biasa aja ngeliatnya"

Safani langsung menyenderkan kepalanya lagi ke punggung Aby, menutupi wajahnya yang sedikit memerah karena malu.

"Apaan sih, nggak ngeliatin ko!"

"Pegangan aja yang kenceng. Bentar lagi nyampe"

Dan benar. Setelah sampai Aby langsung memarkirkan motornya asal. Aby langsung turun dari motornya, dan membantu Safani melepaskan helm nya. Setelah nya Aby langsung menarik tangan Safani dengan lembut.

Safani mengamati tempat yang baru pertama ia kunjungi, sebuah bangunan seperti pabrik bertingkat yang lumayan tinggi. Sepertinya pembangunan yang belum selesai di bangun,atau memang sengaja di hentikan.

Safani terus mengikuti langkah Aby yang menarik tangannya. Menaiki beberapa anak tangga yang lumayan banyak. Safani menghentikan langkahnya saat kakinya tidak sanggup lagi untuk berjalan.

"Kenapa?"Aby menatap Safani yang tiba-tiba saja berhenti, dan melepaskan genggaman tangannya.

"Capeeee"

Aby menghela nafasnya lalu berjongkok di depannya Safani, menyuruhnya untuk naik keatas punggung nya.

"Ayo cepet naik"

Safani mengerjapkan matanya saat Aby menyuruhnya untuk naik ke atas punggungnya. Ada rasa tidak percaya dalam hatinya, apakah Aby benar-benar telah berubah?

"Naik Fan!"Aby menekan kata-katanya untuk membuat Safani takut. Dan ya Safani langsung naik ke atas punggungnya saat mendengar suara Aby yang sedikit meninggi.

Safani mengalungkan tangannya di leher Aby memeluknya erat dari belakang. Sementara Aby mengaitkan tangannya di sela-sela lutut Safani.

"Gue cuman gak mau kita telat, terus sia-sia gue bawa lo kesini kalo telat"

Safani hanya mengangguk saja meskipun tidak mengerti apa yang dimaksud Aby. Safani menyenderkan kepalanya dengan nyaman. Punggung Aby sangat tegap dan cukup atletis.

"Gak usah terlalu mepet. Punya lo kerasa banget ngeganjel nya"

Safani refleksi menegakkan badannya dan langsung menarik rambut Aby kencang. Saat mengerti apa yang barusan Aby katakan.

"Apaan sih mesum banget!"

"Aww sakit Fan sakit!"

Safani langsung melepaskan tangannya dari rambut Aby saat melihat Aby yang kesakitan. Sungguh ia hanya refleks saja sebenarnya.

ABYANDRA'AS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang