PART 22

297 12 0
                                    

Ketika trauma masalalu membuat mu takut, sakit, dan menyesal!

_____________






Pagi telah berganti malam, dan Aby masih setia memejamkan matanya. Seakan menutup mata lebih indah daripada kehidupan nyatanya.

Plak

"Heh, kira-kira dong, tangan lo kena muka gue!"Sedangkan orang yang di marahi itu tertawa tanpa dosa.

"Ada nyamuk nya tadi, masih mending gue usir"Elaknya padahal dalam hati ia tertawa karna sengaja.

"Alah alesan aja lo, emang dasarnya lo selau nyari ribut"

"Lo nya aja yang leb__"

"Berisik bangsat!"

Seketika mereka berdua menghentikan ocehannya, saat mendengar teriakkan Fathan.

"Keluar aja sana sekalian, kalo kedatangan kalian cuman buat ribut"Fathan beranjak dari tempat duduknya, dan duduk di kursi dekat Aby berbaring"Dia lagi sakit, kalo kalian emang mau terus ribut gak jelas, keluar aja"

Mereka diam. Ya jika Fathan sudah dalam mode serius dan bijaksana seperti ini, itu artinya kata-kata yang Fathan keluarkan sudah tidak bisa di bantah.

Seketika hening, tidak ada yang berani bersuara. Hanya ada suara tetesan cairan impus yang menggantung, mengalir ke arah tangan Aby.

"Gue gak tau Afzar nyembunyiin apa.... kalian gak sadar kalo akhir-akhir ini dia sering keluar masuk rumah sakit?"

Setelah lama terdiam akhirnya Fathan buka suara, sedangkan Miko dan Jay masih diam. Mereka juga masih menerka-nerka tidak ingin terlalu menyimpulkan sesuatu yang tidak pasti.

"Gue gak tau, tapi gue juga ngerasa kaya gitu....fisiknya terlalu lemah"

Jay langsung mendapatkan toyoran di kepalanya saat mengatakan kata-kata terakhirnya. Miko pelakunya.

"Gak sopan lo, kepala gue lo toyor mulu perasaan"Jay menggerutu, sambil mengusap-usap kepalanya.

"Lagian mulut lo kalo ngomong gak ada filternya, untung si Afzar gak denger, kalo denger abis lo"

Fathan menghela nafasnya panjang, lalu setelah itu berdiri dari kursinya. Jay dan Miko hanya diam menyimak.

"Gue cabut duluan, kalo Afzar bangun jangan kasih tau kalo gue kesini"

Miko ikut bangkit setelah melihat Fathan yang memakai jaketnya dan mengambil tasnya.

"Kenapa, kalian ada masalah?"

Fathan melirik Miko sekilas lalu tersenyum miring. Tanpa mengatakan apapun lagi Fathan pergi dari ruangan inap ini. Meninggalkan banyak tanda tanya yang ada di otak dua anak manusia itu.

Safani memejamkan matanya lalu membukanya lagi, terus berulang kali seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Safani memejamkan matanya lalu membukanya lagi, terus berulang kali seperti itu.

Tapi tiba-tiba saja Safani terbangun, matanya menatap lurus ke depan. Dimana pintu balkon terbuka lebar, menampakkan langit malam tanpa bintang. Hanya ada satu bulan yang menyinari bumi malam ini.

ABYANDRA'AS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang