Satu kisah lama yang masih ku simpan, hingga tumbuh menjadi sebuah dendam!
_____________
Janeeta berlari keluar dari dalam kamarnya saat mendengar suara bantingan barang. Nafasnya tercekat saat melihat semua barangnya dibanting hingga hancur.
Sosok itu, sosok yang menyebabkan semua kekacauan ini sedang duduk bersender di dekat meja, tidak lupa ada botol minuman keras yang sedang ia pegang.
Rasanya Janeeta ingin menangis, lagi-lagi ia harus melihat Gama-sang ayah yang sedang mabuk.
"Eh anak sialan, sini cepet sini gue laper pengen makan"Gama bangkit dari duduknya, dengan perlahan mendekati Janeeta yang masih menatapnya.
Setelah agak dekat Gama menarik tangan Janeeta dengan kasar, Janeeta yang mulai tersadar buru-buru melepaskan tangannya dari genggaman Gama.
"Ayah sakit, lepasin Neeta"
"Gue laper, mau makan, sana lo cari makan cepet!"
"Tapi ini udah malem ayah, Janeeta gak mau, ayah cari makan aja sendiri"
Gama yang mendengar penolakan pun tidak terima. Satu tamparan keras mendarat di pipi bagian kanan Janeeta.
"Anak sialan, gak guna banget hidup lo!"Gama menoyor kepala Janeeta dengan kencang, sehingga tubuh Janeeta sampai terjatuh ke lantai.
Apa lagi yang bisa Janeeta lakukan selain menangis, tidak ada lagi yang membelanya, tidak ada lagi yang melindunginya. Janeeta sendirian. Janeeta merindukan ibu-nya, rasanya ia ingin ikut menyusul sang ibu meninggalkan dunia ini.
"Nyesel gue punya anak kaya lo, mati aja lo sekalian!"
Sebelum pergi Gama menendang kaki Janeeta yang masih duduk di bawah lantai.
Sakit sekali rasanya, mempunyai sosok seorang ayah yang tidak menyayanginya sama sekali. Dunianya hancur setelah ibu nya pergi. Sekarang Janeeta harus bagaimana, tidak ada orang yang akan bisa melindunginya.
Janeeta menghentikan tangisannya, sekarang hanya satu nama yang ada di pikirannya.
"Afzar"
"Ngeyel banget lo di kasih tau nya!"
Aby menghentikan langkahnya saat Jay terus menggerutu di belakangnya. Sementara dua temannya entah kemana.
"Udah gue bilang, gue baik-baik aja"Aby mengedarkan pandangannya ke sekeliling parkiran rumah sakit yang lumayan ramai. Sepertinya telah terjadi kecelakaan, Aby bisa melihat beberapa orang yang menangis di dekat sebuah mobil ambulans, sepertinya keluarga dari korban.
"Ngeri euy, mukanya ancur gitu"Jay bergidik ngeri saat tidak sengaja melihat salah satu korban kecelakaan tersebut.
Aby meliriknya sekilas"Iya ngeri kaya muka lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYANDRA'AS (END)
Teen Fiction"Gue cuman minta lo buat ga pergi, apa gitu aja sulit buat lo turutin!" "Harus sampe kapan aku terus yang harus nunggu? Aku cape Aby cape!" "Tinggal diem lo bilang cape?" "Aby tolong jangan mempersulit keadaan" "Lo yang mempersulit keadaan, gue cuma...