PART 30

298 10 0
                                    

Sedikit demi sedikit, semuanya mulai terungkap, entah itu sesuatu yang baik atau mungkin buruk!

_______________






Safani baru saja merebahkan tubuhnya di atas kasur, tapi tiba-tiba saja Papa-nya Bimo masuk ke kamarnya tanpa permisi.

Safani berdecak kesal melihat kedatangan Bimo.

"Lain kali kalo masuk kamar orang tuh ketuk dulu ke pintunya"

Bimo mengangkat bahunya acuh, lalu meletakkan sebuah kotak yang masih terbungkus kardus kecil di dalamnya.

"Nih udah Papah beliin"

Safani beranjak dari kasurnya, lalu melihat kotak tersebut yang isinya sebuah handphone.

"Oh"

"Oh doang gitu, ga mau bilang makasih?"

Safani menghela nafasnya jengah, lalu menatap Bimo dengan malas"Hm makasih Pah"

Setelah mengatakan itu Safani langsung mengambil handphonenya barunya dan handphone lamanya, Safani akan memasukkan kartu lamanya saja dari pada membeli kartu baru. Untung saja kartunya tidak ikut basah.

Bimo yang melihat Safani sibuk dengan handphone barunya, bahkan menghiraukannya begitu saja langsung membuang nafasnya dalam. Sebaiknya Bimo pergi saja. Mungkin Safani memang tidak ingin di ganggu.

"Nanti turun ke bawah, jangan lupa buat makan malem"

Tanpa melihat ke arah Bimo, Safani hanya membalasnya dengan gumaman tidak jelas.

Bimo pergi, tidak lupa menutup pintunya dengan pelan.

Fathan kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fathan kesal. Sedari sore sampai malam Fathan menunggu Aby tapi nyatanya anak itu tidak kunjung datang.

Bukannya di sini yang lebih butuh kejelasan adalah Aby?

Lalu kenapa malah dirinya yang menunggu, dan terkesan tidak sabaran.

"Sialan!"Fathan mengumpat tepat saat Aby datang.

Aby duduk tepat di hadapan Fathan, dan matanya menatap sekeliling tempat ini.

"Di mana dua bocah itu?"

Entahlah kenapa sedari tadi Fathan selalu emosi saat melihat Aby, bahkan saat Aby berbicara pun Fathan sangat kesal.

Aby itu bodoh apa pura-pura lupa. Bukannya tadi sore Aby sendiri yang mengatakan tidak ingin ada orang lain dalam pembahasan ini. Tanpa menjawab pertanyaan Aby, Fathan beranjak ke arah dapur cafe ini dan membawa dua kaleng soda. Meletakkannya di atas meja.

"Langsung aja. Apa hubungan lo sama Safani?"Fathan membuka kaleng soda nya, dan langsung meneguknya.

Aby masih diam, sebenarnya sedari tadi Aby masih mencerna situasinya. Ada banyak sekali pertanyaan di dalam kepalanya, bahkan Aby sudah menemukan dugaan-dugaan yang berada di dalam otaknya. Seperti kemungkinan besar Safani adalah adik dari Fathan.

ABYANDRA'AS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang