“Penampilan penutup yang hebat, anak-anak!” Kaito menyambut gadis-gadis Starlight di backstage. “Aku sempat khawatir karena kau kelihatan kurang sehat di awal, Alice-chan, tetapi syukurlah kau bisa menguasai diri. Produser bilang kalau jumlah penonton episode hari ini jadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir!”
Mata Arisu berbinar penuh kebahagiaan. Malam harinya, ia membuka komputer dan ponsel Alice. Menggunakan akun Arisu, ia mencari unggahan tentang Starlight di fanpage-fanpage dan forum yang membahas berita dunia hiburan. Sebagian besar fokus pada penampilan penutup Starlight yang gemilang. Segelintir orang membahas kecerobohan Arisu saat menyanyikan lagu pertama, tetapi mereka meyakini bahwa gadis itu hanya sedikit lelah setelah konser malam sebelumnya.
Queen of Hearts memang menakjubkan, demikian Arisu berpikir sembari bersiap-siap tidur. Asalkan ada Queen of Hearts, aku tidak perlu mengkhawatirkan apa-apa!
Hari-hari berikutnya berlalu seperti mimpi bagi Arisu. Ada banyak hal yang dilakukan Starlight di luar jadwal show. Hampir seluruh waktu mereka dihabiskan di gedung kantor Mirai Entertainment, agensi yang menaungi mereka. Pagi hari dimulai dengan olahraga dan latihan koreografi, lalu dilanjut dengan kelas homeschooling. Setelah makan siang, mereka berlatih olah vokal. Selain kelas bersama, para personel Starlight juga mengikuti kelas pribadi hingga waktu makan malam. Arisu dan Chika mengikuti kelas akting, Haruhi dan Megumi mengikuti kelas songwriting, sedangkan Akari dan Hana mengikuti kelas modeling. Baru larut malam mereka kembali ke tempat tinggal masing-masing.
“Wah, capeknya!” Arisu menghempaskan diri ke ranjang. Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua pagi. Baru tiga bulan berlalu semenjak ia mengambil alih raga Alice, tetapi ia sudah berharap liburan segera tiba. Apa daya, tidak ada libur bagi mereka. Penampilan-penampilan sukses beruntun telah membuat popularitas Starlight meningkat pesat. Banyak tawaran datang untuk mengisi acara dan menjadi bintang iklan.
Selama tiga bulan itu, ia sama sekali tidak pernah mengunjungi daerah sekitar rumahnya lagi. Padatnya jadwal gadis itu tidak memungkinkannya untuk pergi keluar dari tempat-tempat yang sudah diagendakan sebelumnya. Terkadang, jika rasa lelah tidak terlebih dahulu membuatnya tertidur, ia memikirkan keadaan orang tuanya. Namun, alih-alih khawatir, ia justru yakin mereka baik-baik saja. Barangkali, dengan ketiadaan Arisu, mungkin Pak Shimada malah bisa lebih fokus bekerja dan akhirnya bisa meraih promosi ke posisi kepala divisi. Atau, mungkin Bu Shimada akhirnya bisa resign dari department store tempatnya bekerja karena tidak lagi perlu mengumpulkan uang untuk membiayai kuliah sang putri kelak, dan bisa merintis karier impiannya sebagai seorang pelukis.
Ah, sudahlah! Tidak ada gunanya aku memikirkan masa lalu. Arisu membungkus dirinya dengan selimut. Sebentar saja, ia jatuh tertidur. Dalam mimpinya, Starlight menjalani tur keliling dunia. Ia dan rekan-rekannya bernyanyi di Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Australia, dan masih banyak lagi. Seperti pagi-pagi biasanya, mimpi itu terputus oleh dering jam weker yang menunjukkan pukul lima pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderland's End
FantasiArisu Shimada sangat ingin menjadi idol, tetapi ia selalu dirundung karena penampilannya yang kurang menarik. Suatu hari, berkat bantuan seekor kelinci misterius, jiwanya berpindah ke raga Alice Akiyama, seorang idol yang sangat populer di Jepang. D...