10. Lupa katanya

32 3 0
                                    

Hallo!!!
Anyeongg!
Bila disiniiii!!

Apa kabarr ??
Jangan lupa vote ya. Semoga sukaa
Terimakasihh!!

Happy reading!!

"Jangan berkata bahwa dunia itu adil, aku sering melamun ketika melihat seorang anak yang sedang tertawa bersama orang tuanya." -Thania Raqila Semesta

🍁🍁🍁🍁🍁

Thania sudah siap dengan seragam putih biru legkap dengan menggunakan cardigan berwarna putih, rambutnya yang di kuncir satu di belakang dan menyisakan sedit rambut di bagian depan kanan dan kiri.
Katanya hari ini Rafkha akan menjemput gadis itu, dengan motor barunya. Yang dulu katanya kalau ia punya motor baru Thania lah yang akan di bonceng pertama kali namun, nyatanya tidak Ahlya lah orang pertama yang di boncengnya.

"huftt... Ini Rafkha kemana sih kok ngga dateng - dateng padahal juga deket. Kok sepi ya rumahnya apa dia udah berangkat?" gerutu Thania yang masih setia menunggu laki-laki itu.

Thania terus saja memandangi ponselnya dan mencoba untuk menghubungi Rafkha. Apa Rafkha lupa? Thania mulai gelisah saat menunggu laki-laki itu karena 15 menit lagi bel sekolahnya berbunyi, sekarang sudah pukul 06.45 sedangkan jarak rumahnya ke sekolah sekitar 20 menit an. Thania sungguh kecewa dengan Rafkha.

Tak lama pak Darto---penjaga kompleks datang dan menyapa Thania. "Pagi neng, nggak sekolah? kok masih di sini?" Tanya pak Darto heran.
"E-eh iya pagi pak, saya a-anu lagi nunggu Rafkha jemput. Katanya mau ke sini, tapi sampe sekarang belum dateng hehehe" Jawab Thania sedikit ragu.
"Loh! neng tadi Mas Rafkha sudah berangkat dari tadi setengah tujuh saya lihat naik motor."
Thania terkejut mendengar perkataan Pak Darto.
"Ah yang bener aja pak? Rafkha bilang mau jemput saya" Kukuh Thania dengan ucapannya.
Pak Darto heran "Iya neng udah berangkat tadi."
"Yaudah pak makasih ya." Ucap Thania lalu di beri anggukan oleh pak Darto.

Thania kembali melangkahkan kaki nya mamasuki rumah. Gadis itu tak tahu lagi harus berbuat apa, dan jam sudah tak memungkinkan untuk berangkat ke sekolah. Sekarang sudah pukul 06.55 yang artinya 5 menit lagi gerbang di tutup. Akhirnya Thania mengirim pesan kepada wali kelasnya bahwa ia izin tidak masuk sekolah hari ini karena tidak enak badan.

Pagi itu padahal Thania sudah sangat bersemangat untuk bersekolah. Karena ia akan berangkat bersama Rafkha lagi.

*****

"Makasih ya Ka, aku ke kelas dulu." ucap Ahlya sambil melambaikan tangan kepada Rafkha.
Rafkha tersenyum dan mengangguk. Setelah dari parkiran laki-laki itu menuju kelasnya lalu membuka ponsel nya yang terdapat beberapa pesan dan telfon dari Thania. Ia lupa bahwa ia sudah berjanji akan menjemput gadis itu, tapi ia lupa. Ishh bisa bisanya gue lupa! gerutu Rafkha sambil berjalan menuju kelasnya.
Beberapa kali Rafkha mencoba untuk menghububgi Thania lagi, ia ingin memastikan jika gadis itu telah sampai di sekolah. Namun, tidak ada jawaban dari Thania. Rafkha terlihat gelisah.

Tringg...
Tringg....

Bel istirahat berbunyi Rafkha lalu segera berlari menuju kelas Thania, juga ingin memastikan bahwa gadis itu berada di sekolah. Tapi setelah Rafkha melangkahkan kakinya ia tak menemukan gadis itu, padahal bisanya selalu di kelas saat istirahat. Apa dia gak masuk? batin Rafkha lalu bertanya kepada Raja yang saat itu ada di sana.
Rafkha menepuk bahu Raja dan bertanya pada sahabatnya itu "Ja! Thania dimana? kok tumben nggak ada lo tau?"
Raja menoleh heran pada Rafkha "Lah lo gatau? dia gamasuk gaenak badan tadi katanya."
"Oh gitu yaudah thanks ya."
"Oke, kenapa lo tumben nyariin Thania biasanya juga cuek aja." Tanya Raja kepada Rafkha.
"Hahaha gapapa kok," sahut Rafkha lalu pergi dari sana.

"Thania gak masuk? Apa gara-gara gue lupa jemput dia? Argh! bodoh banget gue." maki Rafkha pada dirinya sendiri.

*****

Rafkha terus saja berusaha menghubungi gadis itu, berharap ia bisa menjelaskan semuanya dan meminta maaf.
"Ayo Thania angkat telfon gue." gumam Rafkha sambil terus menelfon Thania.
Beberapa saat kemudian telfonnya sudah tersambungkan

"H-halo Thania"

Iya halo ada apa?

"Kamu gak masuk sekolah kenapa?"

Gapapa lagi gaenak badan

"Beneran? Maaf ya tadi aku lupa buat jemput kamu,"

Hahaha iya gapapa kok aku juga lagi gaenak badan

"O-oh gitu ya, yaudah cepet sembuh ya,"

Iyaa makasih

Rafkha menutup telfonnya. "Apa gue harus bilang alasan ngga jemput dia? Atau ngga usah, " gumam Rafkha di sela berjalan menuju kelasnya.

*****

"Emang paling bener gausah terlalu berharap ke siapapun. Pada akhirnya gak akan sesuai ekspektasi." ucap Thania pada dirinya sendiri setelah telfon dengan Rafkha. Seharian ia hanya mengangis dan menangis bahkan ia tak makan pada hari itu.
Ia bahkan tak sanggup untuk berdiri karena telalu lelah menangis seharian. "Buat apa sih nangis lemah benget!" ucapnya, tapi ia masih saja menangis.
Sampai pada akhirnya ia sudah benar-benar lelah dengan tangisannya ia pun terlelap dalam tidurnya.

Hallo halloo!!
Gimana sama ceritanya? suka ngga? semoga suka ya.

jangan lupa vote

⚪🔵

Tentang Aku, kamu, dan Putih Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang