06. Berdamai

52 4 1
                                    

Hallo!!!
Anyeongg!
Bila disiniiii!!

Apa kabarr ??
Jangan lupa vote ya. Semoga sukaa
Terimakasihh!!

Happy reading!!

◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

"Berdamailah dengan segala hal yang tidak bisa kita ubah, karena ikhlas akan selalu menjadi ending terbaik dari semuanya." -----Thania Raqila Semesta

🍁🍁🍁🍁🍁

Thania mulai terbiasa melihat Rafkha yang kamana-mana selalu bersama Ahlya. Perasaannya tak lagi sesakit dulu saat pertama kali mereka berpacaran. Walaupun masih ada sedikit rasa sakit itu.

Sekarang perlahan-lahan Thania mulai dekat dengan Asa---- Abyasa Tetapi Thania hanya menganggap Asa sebagai teman. Tak ada rasa sedikitpun dengan Asa.

Thania sudah menganggap Asa sebagai teman dan sahabatnya. Namun, apa mungkin persahabatan laki-laki dan perempuan tak melibatkan perasaan? pasti salah satu nya ada yang menyimpan perasaan, seperti Asa dan Thania. Kini Asa menyukai Thania.

Tentang Asa, Thania menyukai sikap dan sifat laki-laki itu. Asa laki-laki yang sangat sopan, baik, dan ramah kepada siapa saja. Pernah sewaktu mereka pulang dari gramedia beberapa waktu lalu, saat lampu merah terlihat ada kakek-kakek di pinggir trotoar sambil meminta uang kedapa pengendara yang berhenti, Asa turun sejenak dari motor untuk memberi kakek-kakek itu uang. Asa tak tega melihat kakek itu.

Thania merasa kagum terhadap Asa.
Kata Asa :
"Kapanpun dan dimanapun itu, jangan lupa buat peduli sama orang-orang di sekitar kita. Bisa aja mereka sangat mengharapkan bantuan dan kita, walaupun itu hanya sedikit. Kita harus membatu siapapun tanpa memandang latar belakangnya."

Thania akan selalu mengingat kata-kata itu. Kehadiran Asa membuag hari hari Thania terasa lebih baik dan berwarna. Ia punya teman cerita selain Venya. Ada yang mengajaknya keluar jika bosan, walaupun hanya sekedar berjalan jalan melewati alun-alun kota.

Thania tak terlalu sering merasa sendirian sekarang karena adanya Asa. Sekarang Thania lebih banyak menghabiskan waktu bersama Asa daripada bersama Rafkha.

Dulu, Thania sering sekali duduk berdua dengan Rafkha di taman dekat rumahnya sambil mendengarkan musik berdua menggunakan earphone Thania memakai sebelah kanan sedangkan Rafkha sebelah kiri.
Jujur saja Thania merindukan hal itu. Sejak Rafkha berpacaran dengan Ahlya mereka jarang sekali bertemu. Bahkan jika berpas pas an Rafkha sering buang muka.

Thania sudah tak bisa mengharapkan laki-laki itu. Semua laki-laki sama. Awalnya saja manis tapi ending nya...
bisa di lihat sendiri lama-lama jadi pahit. Itulah yang di rasakan Thania.

Sore itu pukul 17.00 Thania mendapat pesan masuk dari Asa.

ASAAA 86

Thaniaaaa Thaniaa

urgent!!!

bukaaa pleasee

misii pakettt

hahaha iyaaa kenapa?

mau nemenin nggak?

kemanaa?

gatauu

lahh gimana si

ke alun alun mau ngga
jalan-jalan?

Tentang Aku, kamu, dan Putih Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang