12. Selesaikan Dulu Masa Lalunya

33 2 0
                                    

Hallo!!!
Anyeongg!
Bila disiniiii!!

Apa kabarr ??
Jangan lupa vote ya. Semoga sukaa
Terimakasihh!!

Happy reading!!

"Jangan mulai dengan yang baru, saat belum selesai dengan masa lalumu." --Thania Raqila Semesta.

🍁🍁🍁🍁🍁

Thania langsung menoleh saat ada seseorang yang mesmasuki ruangannya, dan ia berusaha tak menggubris kehadiran Rafkha. Ia memilih untuk tak memandangi laki-laki itu.

Keheningan terjadi beberapa saat, lalu akhirnya Wanda berbicara. "Rafkha tante titip Thania bentar ya, mau pulang ngambil baju, sama bersih-bersih," ucap Wanda sambil berdiri.

"I-iya tan," jawab Rafkha menganggukkan kepala.
Wanda mulai melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Thania.

"T-thania," ucap Rafkha terbata-bata. Dan Thania tidak sedikitpun menoleh kearah Rafkha.

"Thania, please lah kamu kenapa bisa kayak gini?" ucap Rafkha lagi khawatir. Perlahan Thania mulai menolehkan kepala ke asal suara itu. Terlihat raut wajah Rafkha yang benar benar khawatir dengan dirinya.

Ini beneran Rafkha? batin Thania. Thania merasa heran. Jantungya berdegub kencang, nafasnya tak beraturan.

"Thania, jangan ngelamun. Kamu kenapa?" tanya Rafkha dengan lembut. Dan Thania hanya dapat menggelengkan kepala.

Setelah beberapa saat gadis itu mengatur nafasnya agar lebih baik. Akhirnya ia berbicara "Buat apa kamu kesini? Bukannya udah gapeduli sama aku?" ucap Thania lancar.

Rafkha terkejut saat mendengar ucapan Thania barusan. Apa ia tak salah dengar? Mengapa Thania mengatakan demikian?

"T-thania bukan gitu. Aku peduli sama kamu," ucap Rafkha.

Thania tersenyum smirk "Hah, peduli? Nggak salah denger aku. Kamu bilang peduli, asal kamu tau kamu udah ingkarin janji kamu sama aaku," ujar Thania lalu   muka dari sang lawan bicaranya.

"Thania kamu kenapa sih? Janji apa? Aku sahabat kamu, temen kecil kamu pasti lah aku peduli sama kamu," keringat Rafkha mulai bercucuran, ruangan ber AC ini tak terasa dinginnya.

"Kamu udah janji kan mau jemput aku waktu itu? Tapi apa, aku terus nungguin kamu sampe bel kurang 5 menit. Kamu juga nggak dateng,dan kamu tau, sejak kamu PACARAN SAMA AHLYA. KITA, KAMU udah nggak lagi sebagai seorang sahabat buat AKU!" ucap Thania dengan nafas yang mulai tak beraturan lagi.

"M-maafin aku, a-aku lupa buat jemput kamu. A-ahlya nelfon aku pagi itu. Dan aku langsung kerumah dia, aku pikir aku masih bisa jemput kamu habis nganterin Ahlya, tapi di depan gerbang aku ketemu sama pak Jono dan beliau manggil aku dan ngajak ngobrol. Maafin aku." ujar Rafkha.

"Banyak banget alasan kamu. Benerkan, kamu udah berubah ini diri kamu udah bukan kamu yang dulu. Ya emang setiap manusia bakal berubah, tapi aku ga expect kamu bakal berubah hampir tiga ratus enampuluh derajat. Kamu berubah BANGET," tegas Thania.  

"I-iya aku tau aku salah, maafin aku ya? Aku janji bakal jadi Rafkha yang dulu perioritasin kamu. Sekarang aku mau fokus sama kamu aja. ya?" mohon Rafkha.

"Janji? Yakin kamu mau janji buat berubah? Janji kecil buat jemput aja kamu lupain apa lagi janji buat berubah lagi. Aku udah muak denger kata janji yang gabisa di realisasi, kalo mau berubah ya berubah aja karena niat kamu mau berubah bukan karena aku apalagi karena janji," ujar Thania semakin membuat Rafkha tidak bisa berkata kata lagi.

"Mau bilang apa lagi kamu? Udah selesai kan. Apalagi yang mau kamu sampein? Omongin aja. Kamu kalo belum selesai sama masa lalunya jangan mulai sama orang baru. Yang ada kamu cuma bisa nyakitin tau gak!" ujar Thania lagi dengan tegas. Rafkha dibuat terdi seribu bahasa oleh Thania.

"Lagi, jangan cuma janji-janji aja. Buktiin kalo emang laki, malu tuh smaa badan sama muka. Ganteng, tinggi, putih tapi cuma bisa bikin janji, tanpa bisa nepati," ujar Thania lagi.

"Sekarang udah gaada apa apa kan? Silahkan kamu boleh pulang. Lagian nggak ada yang ngarep kamu kesini kok," ucap Thania.

Rafkha menghela nafas sejenak. "Yaudah, makasih aku bakal selesaiin dulu masa lalu aku buat memulai dengan orang baru. Thanks ya, aku pulang dulu," ucap Rafkha seraya melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Thania.

Rafkha membuka pintu kaca itu dan melihat Harman dan Wanda di koridor rumah sakit, Rafkha lalu menyapa nya dan berpamitan pulang.

"Tante, om maaf ya saya tadinya mau tinggalin Thania sendirian soalnya saya ada urusan, tapi malah ada om dan tante disini. Yaudah kalo gitu saya pamit pulang ya. Assalamu'alaikum," ucap Rafkha sambil menyalimi Harman dan Wanda.

"Waalaikumsalam,Oh gitu yasudah terimakasih ya udah mau jagain Thania," ucap Wanda dan Harman hanya tersenyum.

"Iya tante kalo gitu saya pamit," sambil melangkahkan kakinya.

Wanda dan Harman memasuki ruangan Thania, dan menemukan Thania yang sedang menangis disana.

"Thania kamu kenapa? Ada yang sakit?" tanya Wanda dan Harman.

Thania hanya menggeleng, "Cuma pusing dikit aja," ucap Thania.


Harman lalu memanggilkan dokter untuk mempriksa putri nya itu.

Hallo halloo!!
Gimana sama ceritanya? suka ngga? semoga suka ya.

jangan lupa vote

⚪🔵

Tentang Aku, kamu, dan Putih Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang