16. Hari bahagia

36 3 4
                                    


Hallo!!!
Anyeongg!
Bila disiniiii!!

Apa kabarr ??
Jangan lupa vote ya. Semoga sukaa
Terimakasihh!!

Happy reading!!

Setelah mengantarkan tuan putrinya yaitu Thania sampai depan rumah dengan selamat, Rafkha lalu pulang dengan perasaan yang sangat senang.

Kakinya terus melangkah, melewati pagar rumah dan di sambut oleh kehadiran Erlan di depan pintu rumahnya.

"Wih, senyum-senyum sendiri kamu kenapa dek?" tanya Erlan mengalihkan pandangan dari ponselnya kepada Rafkha.

"Apaan, gapapa kok bang," jawab Rafkha masih dengan bibir yang tersenyum lebar.

"Aku kayaknya lagi seneng banget ya?"

"Hehehe iya lumayan, buka lumayan lagi sih. Tapi aku lagi seneng banget."

"Kenapa tuh? Bagi dong seneng nya, jangan seneng sendirian. Abang juga mau tau."

"Nanti aja deh ya?" ucap Rafkha sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kok gitu? Cerita aja sekarang, anggap aja abang ini teman kamu, yang semuran sama kamu. Ayo cerita dong."

"Bang, aku boleh kan p-punya pacar?"
tanya Rafkha dengan sangat hati-hati kepada Erlan, takut nanti kalau cowok itu tiba-tiba marah kepadanya.

"Ohh, gara-gara ini kamu senyum-senyum. Kamu punya pacar ya?"

"Kalo abang sih boleh-boleh aja, tapi gatau kalo mama ya. Asal kamu kalo udah bucin jangan lupa sama tugas-tugas kamu."

"Siap bos! Tapi jangan bilang mama ya? Aku takut kalo mama marah, please."

"Aduh, bilangin nggak ya?" ucap Erlan tengah menggoda Rafkha.

"Jangan lahh bang, abang mau apa dari aku?"

"Hahaha, iya nggak. Abang cuma mau kamu jadi cowok yang baik, jangan jadi cowok yang suka nyakitin perempuan. Ingat mama kamu juga perempuan."

"Siap abangku," ucap Rafkha sambil memeluk sang kakak dengan sangat erat.

"Yaudah tidur gih, udah malem."

"Iya, abang juga tidur ya?"

"Iya, udah sana."

"Oke."

*****

Pagi-pagi sekali Rafkha sudah siap berada di depan rumah Thania dengan seragam rapinya. Tak lama kemudia gerbang rumah Thania pun terbuka, menampakkan seorang laki-laki paruh baya dan tentu saja Thania.

Rafkha tersenyum kepada Harman saat mendapati laki-laki itu mentapnya. "Assalamu'alaikum om," ucap Rafkha lalu menjabat tangan Harman.

"Wa'alaikumussalam, kenapa kamu ada disini?" tanya Harman dengan pandangan yang belum lepas dari Rafkha.

Thania sejak tadi sudah gelisah. Takut jika ayahnya akan marah nanti nya. Ngapain si anak ini di sini! batin Thania

"Ee.. anu om, saya mau ajak Thania berangkat bareng apa boleh?" ucqp Rafkha dengan sangat lembut.

Thania langsung melotot saat mendengar perkataan Rafkha tadi. Berani sekali laki-laki ini.

Harman terus saja menatap Rafkha lalu betkata "Oh iya boleh, kebetulan saya lagi buru-buru. Tolong jaga anak saya ya," ucap Harman.

Tentang Aku, kamu, dan Putih Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang