11. Berubah

28 3 0
                                    

Hallo!!!
Anyeongg!
Bila disiniiii!!

Apa kabarr ??
Jangan lupa vote ya. Semoga sukaa
Terimakasihh!!

Happy reading!!

Pagi ini adalah pagi yang cerah. Sudah saat nya Thania bersemangat lagi dan melupakan hal hal yang sudah berlalu. Seperti biasa Thania mengenakan seragam sekolahnya dan menggunakan cardigan seperti biasanya.
Hari ini ia diantar oleh Harman . Ia sudah tak di perbolehkan lagi berangkat bersama Rafkha maupun Asa sekarang. Karena ayahnya itu mendapat laporan dari wali kelasnya bahwa Thania sudah izin 2 hari, dan hanya mengirim pesan tanpa adanya surat yang di antar ke sekolah.
Ayahnya marah, dengan teganya ia memukul dan menampar putri satu - satunya itu.
Sekarang Thania sudah mulai terbiasa dengan perlakuan Harman pada dirinya.
Thania mengukikuti langkah Harman untuk menuju mobil dan berangkat sekolah. "Lain kali kalo mau izin tuh bilang, bikin malu aja!" ucap Harman di sela langkahnya.
Thania hanya bisa diam dan mendengarkan segala makian dari ayahnya itu.
"Cepet masuk! awas aja kamu bikin malu lagi. Papa itu pengen anak yang nurut dan nggak susah dibilangin ngerti!?" ucap Harman lagi. "I-iya," ucap Thania.

Tak ada pembicaraan lagi setelah itu.

*****

Setelah sampai di sekolah Thania menyalimi tangan Harman dan mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum," ucap Thania. Harman menatap Thania sejenak lalu menjawab salam dan menerima uluran tangan Thania.
"Wa'alaikumsalam, inget jangan macem-macem," ujar Harman sebelum ia melajukan mobilnya.

Thania berjalan sendirian menuju kelasnya. Dan di koridor, gadis itu bertemu dengan Rafkha, Asa, dan Raja yang sedang menuju ke kelasnya juga. "H-halo Thania pagi!" ucap Rafkha. "Pagi Than," Timpal Asa dan Raja.
Thania hanya melirik ke arah Asa dan Raja saja dan tersenyum kepada mereka, tanpa memperhatikan Rafkha yang saat itu ada di sana. Thania langsung bergegas ke kelasnya.
Rafkha heran dengan perlakuan Thania kepadanya, apakah ia tak melihatnya?
"Lah dia ga liat gue?" ucap Rafkha di sela langkah kakinya.
"Marah kali sama lo, sejak waktu itu lo nyariin Thania, dua hari ga masuk dia. Dan ga nganter surat ke sekolah juga," balas Raja.
" Eh Sa! Lo gatau Thania kenapa? kan biasanya deket sama lo?" ucap Rafkha melontatkan pertanyaan kepada Abyasa yang sejak tadi makan roti dan hanya menyimak.
"Apwaan gye kaga tau, udah ga deket sekarang," jawab Abyasa dengan mulut yang penuh.
"Aelah telen dulu tuh, mulut lo masih penuh," ucap Raja, disertai tawa dari mereka bertiga.
Rafkha hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya. Apa nanti gue temuin aja ya Thania, gumam Rafkha

Tringg.....
Tringg.....

Bel istirahat sudah berbunyi. Rafkha langsung bergegas menuju ke kelas Thania.
Setelah sampai Rafkha tak menemukan gadia itu disana. Kok gaada dia kemana?, bantin Rafkha yang sambil menelusuri seisi kelas.
Laki-laki itu pun memutuskan untuk kembali ke kelasnya. Ia berusaha menghubungi Thania. Ia sudah mencari di semua tempat di sekolah tapi tetap saja tak menemukan gadis itu.
Saat waktu istirahat tersisa 5 menit, Rafkha berjalan melewati kantin dan bertemu dengan Venya. "Venya! eh bener kan ya Venya?" tanya Rafkha tepat di belakang Venya.
Venya terkejut saat ada yang memanggil nama nya. Lalu ia segera berbalik badan dan melihat Rafkha di depannya. "E-eh bener kok nama gue Venya, ada apa?" ujar Venya tak ingin membuang waktu karena waktu istirahat tersisa 5 menit lagi.
"Eee... Lo tau ga Thania ada dimana? soalnya daritadi gue nyariin ga ketemu. Barangkali lo tau?" tanya Rafkha.
Venya sedikit mengernyit "Oh Thania, dia udah pulang. Thania pingsan tadi di kelas pas jam ke dua. Terus di bawa ke UKS katanya udah ga makan tiga hari makanya drop," ujar Venya.
Rafkha langsung membulatkan matanya. "O-oh gitu yaudah thanks ya infonya"
"Iya santai aja," Gadis itu langsung meninggalkan Rafkha dari kantin dan menuju ke kelas.

*****

Sepulang sekolah Rafkha langsung menghampiri rumah Thania. "THANIAAA!!! ASSALAMU'ALAIKUM!THANIAA!!," teriak Rafkha di depan rumah Thania. Namun, tak ada seorang pun yang keluar. Ia tak menemukan siapapun disana alias kosong.
"Ini pada kemana sih, yaudah tunggu aja lah, gue bakal pulang kalo udah magrib," ucap Rafkha.

Rafkha pulang sekolah pukul 13.55 jadi ia bisa kurang lebih menunggu selama 4 jam 45 menit.

1 jam...

2 jam...

3 jam...

Rafkha sangat khawatir dengan gadis itu. Ia rela menunggu selama apapun hanya untuk memastikan gadis itu baik-baik saja.

4 jam...

" Empat puluh lima menit lagi gue pulang, kalo sampe Thania belum pulang. nomornya juga ngga aktif," gumam Rafkha.
Rafkha setia menunggu disana. Saat tepat pukul 17.20 terlihat mobil Harman--Ayah Thania dari depan gang komplek. "Nah! Itu mobil Ayahnya Thania kan?" ujar Rafkha sambil berdiri.

Harman mengerutkan dahinya saaat melihat seseorang berdiri di depan gerbang rumahnya dengan menggunakan seragam seperti anaknya. "Itu siapa? Rafkha?" gumam Harman. Ia lalu melajukan mobilnya sampai di depan gerbang rumahnya. Dan turun dari mobilnya.
"Rafkha, kamu ngapain disini? Dari kapan?" ujar Harman kepada Rafkha.
"Eh iya om, a-anu saya mau nyari Thania ada nggak ya? saya udah nunggu dari tadi," ucap Rafkha sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
"Thania lagi di Rumah Sakit dia sakit, oh ya ada apa kamu nyariin anak saya? Biar nanti saya sampaikan," ucap Harman.
"E-enggak ada kok om, kalo boleh tau Thania di rawat dimana ya?" tanya Rafkha.
"Di Rumah Sakit Berkat Husada,"
Rafkha hanya menggut manggut dan berpamitan kepada Harman untuk pulang. "Oh gitu yaudah makasih ya om saya pamit dulu," ucap Rafkha lalu mengulurkan tangan kepada Harman untuk menyaliminya.

*****


Setelah dari rumah Thania, Rafkha langsung pulang kerumah dan bersih-bersih karena ia belum ganti baju dan masih memakai baju sekolahnya. Lalu ia hanya mengenakan celana selutut dan kaos hitam longgar lalu pergi ke Rumah Sakit diamana Thania dirawat. "MAMA!! Rafkha pamit ya mau keluar sebentar! Assalamu'alaikum," teriak Rafkha dari depan pintu rumahnya.
Rafkha langsung memakai helm dan melajukan motornya ke Rumah Sakit Berkat Husada. Tak lupa ia juga mampir di toko buah pinggir jalan untuk membawakan buah untuk Thania.
Setelah sampai laki-laki itu langsung memarkirkan motornya dan berlari menuju ke pendaftaran untuk bertanya pasien yang bermana Thania Raqila Semesta berada di ruangan mana. Usai mendapatkan ruangan yang di tempati Thania, Rafkha langsung bergegas menemui gadis itu.
"Ini ya ruangannya," guamam Rafkha saat sudah menemukan ruangan yang di cari nya.
Tanpa berlama - lama Rafkha langsung mengetuk pintu ruangan. "Iya Masuk," ucap seseorang di dalam sana. Rafkha pun langsung melangkahkan kakinya ke dalam sana.
"Assalamu'alaikum tante," ucap Rafkha sopan.
"Wa'alaikumsalam, eh Rafkha," jawab Wanda--Ibu Thania.
Thania langsung menoleh saat ada seseorang yang mesmasuki ruangannya, dan ia berusaha tak menggubris kehadiran Rafkha. Ia memilih untuk tak memandangi laki-laki itu.

Hallo halloo!!
Gimana sama ceritanya? suka ngga? semoga suka ya.

jangan lupa vote

⚪🔵


Tentang Aku, kamu, dan Putih Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang