"Maaf, saya telat," ucapmu setelah berlari menuruni tangga. Draco, Lucius, dan Narcissa menoleh ke arahmu. Kamu menyadari bahwa mereka belum menyentuh makanan yang disajikan, yang artinya mereka menunggu dirimu.
Kamu duduk di samping Draco. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya setelah kejadian tadi malam. Disaat Lucius mengangkat sendoknya, semuanya termasuk kamu mulai ikut menyantap makanannya juga.
"Y/N, apa kau punya jadwal hari ini?" tanya Narcissa memecah keheningan. Kamu menelan makananmu sebelum menjawab pertanyaan Narcissa.
"Tidak, bu," kamu menggelengkan kepala menatap wajah Narcissa yang tampak datar.
"Kalau begitu, apa kau mau menemaniku ke Diagon Alley?" untuk pertama kalinya ibu mertuamu mengajak pergi bersama-hanya berdua. Kamu sedikit terkejut namun kamu tidak dapat menolaknya.
"Baiklah, bu," balasmu mengiyakan. Kamu masih terasa tidak enak hati dengan Narcissa. Apalagi ditambah kejadian dirimu yang kabur dari rumah yang membuat hubunganmu dengan Narcissa menjadi semakin renggang.
"Apa ada barang yang kau inginkan, Draco? Aku akan membelinya sekalian nanti," bisikmu pada Draco. Pria itu hanya menggeleng menandakan bahwa tidak ada barang apa pun yang dia inginkan.
"Ayah, aku berniat untuk membeli rumah sendiri," ujar Draco membuat seluruh orang di ruangan terkejut. Kamu melirik ke arah Draco yang terlihat tenang seakan sudah menebak reaksi semua orang.
"Oh, ya? Jadi kau tidak betah tinggal bersama orang tuamu di sini," timpal Lucius.
"Itu benar," jawab Draco singkat membuat Lucius mengerutkan alisnya.
"Well, memang sudah saatnya putra kita belajar hidup mandiri. Tapi..." ujar Narcissa dengan nada sedikit kecewa. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran menyadari putranya yang tak lagi ingin tinggal bersamanya.
"Aku tinggal menandatangani beberapa surat. Jadi dalam waktu seminggu ini aku dan Y/N akan pindah," tambah Draco.
"Baiklah," ucap Lucius sebelum beranjak pergi dari ruang makan. Narcissa berusaha memanggil dan mengejar suaminya. Hingga akhirnya meninggalkan dirimu dan Draco berdua.
"Kau serius?" tanyamu ragu.
"Ya."
•••
"Apa yang ingin ibu beli?" kamu melirik Narcissa yang berjalan sedikit lebih di depanmu. Kamu berusaha menyamakan langkahnya hingga hampir tersandung.
"Sebentar lagi Draco ulang tahun," ujar Narcissa yang berhasil mengingatkanmu akan hari ulang tahun Draco. Setelah menghitung dalam hati, kamu sadar bahwa pria itu akan berulang tahun tiga hari lagi. Itulah alasan kenapa Narcissa mengajakmu untuk pergi membeli beberapa barang untuk hadiah.
"Oh...benar," gumammu merasa bersalah karena melupakan hari ulang tahun suamimu. Narcissa kelihatan sudah menyadari hal itu dan hanya menghela napas. Melihatnya yang seperti itu, kamu hanya bisa menunduk khawatir sekaligus takut.
"Draco tidak suka ulang tahunnya dirayakan besar-besaran. Jadi, setiap tahunnya sebagai seorang ibu, aku hanya memberikan beberapa hadiah kecil untuknya. Lagipula anak itu tidak kekurangan apapun. Dia sudah bisa membeli apa yang ia inginkan dengan uangnya sendiri," jelas Narcissa menceritakan putranya dengan penuh kebanggaan. Sebagai seorang ibu, sudah pasti dia begitu bangga dengan anaknya. Hal itu membuatmu sedikit iri pada Draco. Kamu tidak pernah mendapatkan perlakuan yang didapat oleh Draco dari orang tuanya. Ibumu, Sarah Lestrange, bukanlah orang yang begitu menyayangi putrinya semenjak kematian putra pertamanya yakni kakakmu, William Lestrange.
KAMU SEDANG MEMBACA
A HOPE - DRACO MALFOY
RomanceTerpilih menjadi pengganti calon mempelai wanita, menggantikan Astoria Greengrass. Hidup sebagai nyonya muda keluarga Malfoy yang tidak dianggap dan sangat dibenci oleh suaminya sendiri. Terus meyakinkan diri akan harapan yang tak mungkin terjadi...