Memori lama yang telah kamu simpan jauh di dalam dirimu kini kembali terputar. Kamu mendapati dirimu berada di sebuah tempat yang tidak asing. Ruangan kecil yang penuh dengan kostum serta aksesoris. Meja riasan yang penuh dengan berbagai barang, dan seorang gadis kecil yang sedang menatap dirinya di depan cermin.
"Y/N."
Suara panggilan itu membuatmu dan gadis itu menoleh secara bersamaan. Saat itu kamu menyadari, gadis itu adalah dirimu dan sosok di depanmu adalah ibumu yang terlihat masih jauh lebih muda.
"Aku takut melakukan kesalahan, bu," ucap gadis itu setelah menghampiri ibunya.
"Kau tidak akan membuat kesalahan, sayang. Percayalah pada dirimu, kau sudah berlatih sangat lama untuk hari ini, bukan?" kamu dapat merasakan perasaan gadis itu ketika ibunya memeluknya. Perasaan tenang dan yakin bahwa semuanya akan berjalan dengan baik. Kamu sangat ingat perasaan itu.
Lampu mendadak padam saat itu, kamu sedikit panik namun berusaha tenang. Kamu berjalan dengan hati-hati sebelum akhirnya menabrak sesuatu. Setelah itu, sebuah lampu menyala-menyorot seseorang yang tengah berdiri di panggung yang lebar. Kamu menoleh ke arahhya dan melihat sekeliling. Saat ini kamu sudah berada di barisan tengah kursi penonton.
Kamu melihat pertunjukan di hadapanmu itu. Pertunjukan gadis kecil yang kamu temui tadi, dirimu di masa lalu. Wajah gadis itu terlihat gugup, tubuhnya sedikit gemetaran, dan suaranya kaku.
Itu adalah pertunjukan teater pertama yang kamu ikuti. Tidak sedikit kesalahan yang kamu perbuat saat itu. Tatapan para penonton membuatmu tertekan. Gerakan dan dialog yang susah payah kamu pelajari selama itu, lenyap begitu saja dilahap oleh ketakutan. Sebuah pertunjukan yang seharusnya sempurna justru menjadi hancur karena kesalahan-kesalahan yang kamu lakukan. Sebuah trauma kecil yang membuatmu tidak berani untuk menginjakkan kaki di panggung itu lagi.
"I'm sorry."
•••
Kamu terbangun setelah cukup lama tak sadarkan diri sejak pingsan di Covert Garden beberapa waktu yang lalu. Tubuhmu terbaring di kasur kamar tidur rumahmu. Rumah yang hanya ditinggali berdua olehmu dan Draco.
"Draco...?" kamu mencari-cari pria itu namun tidak menemukannya di ruangan itu. Setelah terdiam di kasur cukup lama, kamu mendengar suara pintu terbuka dan Draco yang berjalan masuk menghampirimu.
"Oh, sudah bangun?" ia segera menoleh ke belakang menatap seseorang yang berdiri di depan pintu.
"Siapa itu?" tanyamu melihat wanita tua di depan pintu kamarmu.
"Seorang healer. Aku memanggilnya untuk memeriksa tubuhmu," ujarnya sebelum memberi isyarat pada wanita itu untuk pergi. Wanita itu hanya mengangguk, ia menatapmu iba lalu berjalan pergi meninggalkan kalian.
"Kau baik-baik saja? Katanya kau hanya pingsan karena kelelahan," tanya Draco yang sudah duduk di sampingmu. Ucapannya yang penuh kekhawatiran tidak sesuai dengan ekspresi wajahnya yang datar seakan tidak peduli.
"Aku baik-baik saja," jawabmu pelan membuang muka agar tidak menatapnya.
"Apa kau bertemu dengan Pansy?" tanya Draco lagi.
"Ya. Dia masih sama seperti dulu," ujarmu yang tidak ingin mengingat-ingat wajah wanita ular itu.
Percakapan kalian berakhir begitu saja. Baik dirimu dan Draco, keduanya hanya diam seribu kata sebelum salah satu diantara kalian mengalah.
"Apa beritanya sudah tersebar?" tanyamu memecah keheningan diantara kalian.
"Berita apa?"
"Penulis asli Lily and Belladonna."
KAMU SEDANG MEMBACA
A HOPE - DRACO MALFOY
RomanceTerpilih menjadi pengganti calon mempelai wanita, menggantikan Astoria Greengrass. Hidup sebagai nyonya muda keluarga Malfoy yang tidak dianggap dan sangat dibenci oleh suaminya sendiri. Terus meyakinkan diri akan harapan yang tak mungkin terjadi...