06

1.2K 130 40
                                    

Bangunan besar namun tak sebesar Malfoy Manor. Halaman yang luas penuh dengan tanaman yang sudah kering seperti tak terawat. Pemilihan warna cat yang gelap khas Malfoy. Siapa pun yang melihat rumah itu pasti berpikir bahwa itu rumah yang tidak berpenghuni. Draco membeli rumah itu dan mengajakmu pindah ke tempat itu.

"Apa kau memerlukan peri rumah untuk mengurus semua pekerjaan rumah ini?" tanya Draco menghampirimu yang masih melihat-lihat setiap ruangan di rumah itu. Meski bagian luarnya suram, bagian dalam rumah itu jauh lebih baik. Semua interior telah di letakkan di setiap ruangan. Bahkan beberapa barang seperti pakaian, buku, dan lainnya, sudah tersimpan rapi di tempatnya.

"Tidak perlu, aku akan mencoba mengurus semuanya sendirian," jawabmu dengan penuh keyakinan. Draco mengangguk sebelum akhirnya pergi meninggalkanmu. Dia menaiki anak tangga-menuju lantai dua rumah itu. Kamu mengikutinya dari belakang dengan jarak yang cukup jauh.

Suasana di lantai atas terlihat lebih nyaman dan santai. Interior di sana lebih sederhana jika dibandingkan dengan lantai satu yang hampir semuanya terlihat mewah dan elegan. Cahaya matahari jauh lebih mudah masuk dari jendela kaca yang menjulang tinggi ke atas.

Kamu menatap Draco yang berdiri di depan sebuah pintu kayu yang penuh ukiran detail di setiap bagiannya.

"Ini ruangan apa?" kamu berdiri di samping Draco-menatap ukiran yang ada di pintu itu.

Tanpa menjawab pertanyaanmu, Draco membuka pintu itu dengan mantra yang tak pernah kamu dengar. Seketika pintu itu terbuka lebar-mempersilahkan kamu dan Draco untuk masuk.

Taman yang luas dipenuhi berbagai bunga dan pohon yang rimbun. Ada juga air mancur tepat di tengah tempat itu-menambah keindahan. Ayunan kecil di sudut taman, meja dan kursi yang terbuat dari batu, ditambah beberapa patung seni menambah nilai estetika tempat itu. Kamu bertanya-tanya bagaimana bisa sebuah taman yang sangat luas berada di lantai dua rumah ini. Kamu melirik ke arah Draco yang terlihat tidak terkejut dengan pemandangan yang ada di depannya.

"Kenapa ada taman di sini?" tanyamu diikuti lirikan mata dari Draco.

"Room of Requirement. Ruangan ini hanya akan muncul jika dibutuhkan saja. Alasan aku memilih membeli rumah ini, karena ada ruangan ini-mirip seperti yang di Hogwarts," jelasnya sambil mengamati tiap sudut ruangan itu.

"Oh, ya? Aku tidak tahu kalau Hogwarts punya ruangan ajaib seperti itu," gumammu sulit untuk mempercayai perkataan Draco.

"Yah, hanya beberapa orang saja yang tahu mengenai ruangan itu. Salah satunya Potter sialan itu," ujarnya kesal setelah mengingat beberapa kenangan yang ada di kepalanya.

"Jika benar ini ruang kebutuhan, kenapa ruangannya terbuka? Memangnya kau sedang membutuhkan tempat seperti surga ini?" kamu masih merasa heran melihat ruangan yang di dalamnya terdapat taman luas yang sangat indah.

"Aku...hanya membayangkan ingin berada di surga bersama Tori...uhm, yah. Aku tidak menyangka ruangan ini akan muncul. Sepertinya dia pikir aku membutuhkan tempat seperti ini," Draco terkekeh pelan, menertawakan pikirannya sendiri. Meski terlihat sama, ruangan ini sedikit berbeda dengan yang ada di Hogwarts. Dibandingkan ruang kebutuhan, ruangan ini lebih cocok dikatakan ruang harapan.

"Sepertinya ini ruangan yang menarik," gumammu sembari tersenyum tipis-tenggelam pada pikiranmu sendiri.

•••

Ini pertama kalinya kamu dan Draco makan malam berdua, hanya berdua. Kamu memasak beberapa makanan yang kamu bisa dan menghidangkannya di meja makan. Kamu menunggu Draco mencicipi masakanmu-menunggu reaksi darinya.

Satu suapan, dua suapan, tiga suapan. Tidak ada satu pun pujian maupun kritikan yang dikeluarkan dari mulutnya. Kesabaranmu semakin menipis, hingga akhirnya kamu bertanya lebih dulu pada Draco.

A HOPE - DRACO MALFOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang