"Ya, kau memang hamil."
"Apa? Bagaimana kau bisa tahu?"
Kamu menatap tajam ke arah Draco penuh kecurigaan. Bagaimana bisa dia lebih mengetahui tubuhmu dibanding dirimu sendiri.
"Kau ingat healer yang kubawa untuk memeriksamu saat kau pingsan? Dia lah yang mengatakannya padaku kalau kau hamil," tidak ada sedikit kebohongan dari perkataan Draco. Kamu mengingat-ingat kembali saat kamu baru sadar dari terlengar—tak sadarkan diri.
"Itu kan sudah sangat lama, kenapa kau tidak mengatakannya padaku?" protesmu tidak Terima dengan keputusan sepihak Draco.
"...Aku lupa."
"Hah?!"
Suara gebrakan meja memenuhi seisi ruangan itu. Untungnya hanya ada kalian berdua di pub itu sehingga hal itu tidak menarik perhatian siapa pun.
"Memangnya kau tidak merasakan apa pun saat mengetahui bahwa aku mengandung anakmu?"
Air matamu mengalir begitu saja setelah mendengar jawaban konyol dari Draco. Kamu benar-benar merasa sangat sensitif dengan sikap menjengkelkannya, padahal itu bukan sesuatu yang pertama kali terjadi di hubungan kalian.
"Tsk, sudahlah, ayo pulang."
Setelah mengacak-acak rambutnya dengan kesal, Draco menarik tanganmu dan memaksamu untuk mengikuti langkahnya yang cepat dan panjang.
"Aku ingin memastikannya lagi. Ayo pergi ke dokter," pintamu penuh permohonan.
"Untuk apa? Kau tidak percaya padaku?"
"Bukan begitu, hanya saja...."
"Lebih baik kau diam saja dan menurut. Jangan membuatku semakin marah padamu."
•••
Draco menarikmu secara paksa menuju kamar. Upaya perlawananmu menjadi sia-sia di hadapan kekuatannya. Draco mendorongmu ke tempat tidur setelah ia membanting pintu kamar itu sangat keras.
"Dengar, Y/N. Meskipun kau mengandung anakku, bukan berarti kau pantas menjadi ibunya. Selama ini aku terus bertahan karena keluargaku. Mereka terus memaksaku menikahimu dengan alasan keturunan. Nah, sekarang aku sudah melakukan permintaan mereka, jadi setelah kau melahirkan keturunanku, kita akan berpisah. Kau mengerti?"
Perkataan Draco seperti sambaran petir di siang bolong. Pikiranmu menjadi tak karuan saat menatap wajah seriusnya yang melahap habis keneranianmu. Hatimu terasa tercabik-cabik setelah mencerna apa yang ia katakan.
"Apa maksudmu, Draco...? Kau ingin bercerai? Setelah anak ini lahir?"
"Ya."
Sekali lagi hatimu terasa dihantam oleh batu besar. Keteguhan serta keyakinan yang sudah kamu pertahanankan selama ini hancur hanya karena satu ucapannya. Meski begitu, sedikit harapan kecil masih bertahan di hatimu yang terdalam. Harapan itu menjadi satu-satunya yang tersisa bagimu.
"Kalau begitu aku akan menggugurkan anak ini."
Draco terkesiap mendengar ancaman yang keluar dari sosok yang terlihat lemah di matanya.
"Kau gila?"
"Jika aku menggugurkannya, kau tidak akan menceraikanku, bukan? Hubungan pernikahan kita juga akan berjalan lebih lama. Lalu dengan begitu, perlahan kau mungkin bisa mencintaiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
A HOPE - DRACO MALFOY
RomanceTerpilih menjadi pengganti calon mempelai wanita, menggantikan Astoria Greengrass. Hidup sebagai nyonya muda keluarga Malfoy yang tidak dianggap dan sangat dibenci oleh suaminya sendiri. Terus meyakinkan diri akan harapan yang tak mungkin terjadi...