20

1.3K 80 15
                                    

Enam bulan sudah berlalu semenjak kamu melewati proses melahirkan yang sangat menyakitkan. Kini Scorpius sudah dapat belajar berdiri sendiri dengan berpegangan benda. Ia juga sudah mampu mengucapkan kata "mama" dan "papa" walau masih belum terlalu jelas.

Seminggu setelah kamu melahirkan, Draco memutuskan untuk kembali ke rumah kalian dengan membawa Scorpius. Tentu saja hal itu ditolak mentah-mentah oleh Narcissa dan Lucius. Hanya saja keduanya tidak mampu berdebat melawan putra mereka sendiri dan akhirnya merelakan cucu pertama mereka dibawa pergi begitu saja.

"Mam...mam-ma." Scorpius tampak berusaha memanggilmu dari keranjang bayi. Kamu menatap ke arahnya dan memandang wajah yang sangat mirip dengan Draco itu. Rambut, mata, hidung, semuanya persis seperti pria itu. Mungkin seperti itulah sosok Draco saat masih bayi. Namun hal itu pula yang membuatmu merasa tidak menyukai bayi itu. Karena ia mirip dengan pria yang mengabaikan dan ingin menceraikan istrinya itu.

Semakin Scorpius tumbuh dan berkembang. Semakin besar ketakutanmu akan hari yang bisa tiba kapan saja. Hari saat Draco menyerahkan surat penceraian padamu. Hatimu benar-benar terus berkecamuk dan tidak tenang memikirkan semua hal itu. Sehingga lama-kelamaan hal itu memengaruhi pandanganmu pada Scorpius.

"Jangan memanggilku dengan sebutan itu," gumammu sambil berdecak sebal karena panggilan Scorpius.

"Padahal aku tidak pernah mengajarimu." Kamu menghampiri Scorpius yang berusaha memelukmu. Alismu mengerut kesal melihat senyumannya. Setiap kali menatapnya kamu selalu mengingat wajah Draco.

Tangan Scorpius bergerak berusaha meraih baju yang kamu kenakan. Kamu hanya berdiri di depannya tanpa melakukan apapun. Tatapanmu begitu tajam untuk menatap seorang anak bayi saja.

"Apa kau masih ingin minum susu?" tanyamu yang sudah jelas tidak akan dijawab oleh Scorpius yang masih kecil.

"Kau begitu disayang oleh semua orang. Kau sangat beruntung, Scorpius" lirihmu pelan sebelum akhirnya berbalik dan melangkah keluar kamar, mengabaikan Scorpius yang terlihat sedang dalam membutuhkan perhatianmu.

•••

Draco baru saja kembali dari pekerjaannya yang melelahkan. Begitu masuk ke dalam rumah, ia langsung mendengar suara tangisan Scorpius yang merambat ke segala ruangan. Tangisannya semakin keras hingga membuat Draco kesal.

Dengan langkah cepat, Draco bergegas mencari sumber suara tangisan itu. Ia melihat Scorpius yang menangis di keranjang bayi miliknya. Draco dengan sigap segera menggendong dan menenangkan Scorpius. Ia menepuk lembut punggung bayi itu sebagai upaya menenangkannya. Namun tangisan Scorpius tidak juga berhenti. Draco semakin lama semakin panik dan bingung dengan putranya itu. Ia mencari dan memanggil namamu berulang kali.

"Y/N! Y/N!"

Draco tidak menemukanmu selama pencariannya sambil menggendong Scorpius. Ia membuka segala ruangan di rumah itu namun tidak menemukan keberadaanmu. Hal itu membuatnya sangat kesal, bagaimana bisa kamu meninggalkan bayi yang masih kecil sendirian tanpa pengawasan? Dia pasti akan memarahimu habis-habisan jika menemukanmu.

Setelah mencari cukup lama, akhirnya Draco menyerah. Ia benar-benar tidak akan mengampuni karena hal ini. Ia menghela napas lelah karena harus mengurus Scorpius bahkan saat ia baru saja kembali bekerja.

"Apa yang kau inginkan, putraku?"

"Apa kau mau minum susu?"

"Ah, Ibumu pergi entah kemana. Sepertinya aku terpaksa harus membuatkanmu susu."

Draco menuju dapur sambil membawa Scorpius di lengannya. Ia meletakkan putranya di kursi makan khusus untuk bayi lalu pergi memakai apron miliknya. Setelah mengikatnya di belakang, Draco menggulung lengan bajunya ke atas agar tidak menghalangi apa yang akan dia lakukan.

A HOPE - DRACO MALFOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang