KOST NEO HARAPAN

873 60 6
                                    

"Si Raka mana? Kaos kaki gue dipinjam dia kemarin" tanya Yohan ke Jehian sambil berjalan kearah dapur.

"Keluar lagi belanja buat sarapan" jawab Jehian santai sambil menikmati susu hangat yang baru saja ia buat

"Pagi amat bang, biasanya jam segini lu masih santai main hp" ujarnya lagi heran melihat Yohan yang tidak biasa rapi sepagi ini.

"Biasalah ada urusan bentar"

"Sok sibuk lu, baru semester 1 juga" ucap Raka tiba-tiba sambil menenteng kresek berisikan 4 bungkus nasi kuning

"Dih terserah gue dong, sewot amat" jawabnya sambil mengambil satu bungkus nasi kuning yang sudah Raka letakkan di atas meja makan

Bukan Raka dan Yohan namanya kalau sehari tidak ribut, hal sepele pun bisa jadi besar karena ulah keduanya. Seno dan Jehian sudah memaklumi kelakuan mereka berdua, justru kalau akur itu wajib dipertanyakan.

"Udahlah pagi pagi udah ribut aja, langsung makan ntar keburu dingin nasinya" ucap Seno yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Usai mendengar ucapan tetua, mereka menikmati nasi kuning yang kebetulan masih hangat.

"Nggak ke kampus Ka?" tanya Seno ketika melihat Raka yang lanjut rebahan di sofa ruang tamu

"Nggak ada dosen hari ini" jawabnya santai

"Lu sendiri nggak ke kampus bang?" Raka balik bertanya

"Masuk siang" jawabnya

Tiba-tiba Yohan yang sudah siap berangkat menyempatkan untuk memukul pantat Raka menggunakan sepatunya yang belum ia kenakan

"Habis makan nggak boleh langsung baring, nggak baik" lanjutnya lagi

"Bodo lah" ucap Raka tanpa memperdulikan nasihat Yohan tadi

"Gua berangkat duluan yah bang" pamit Jehian yang sudah memakai helm

"Eh Je, gue nebeng dong" ujar Yohan mengejar Jehian yang sudah dihalaman depan

"Motor mu kenapa Han?" tanya Seno menyusul keduanya kedepan

"Bensinnya habis hehe" ucapnya dengan watados

"Oh jadi alasan lu udah siap pagi pagi buta biar bisa nebeng ke gue bang? Yaudah ayo" ucap Jehian

Dengan senang hati Yohan duduk di jok belakang, kemudian Jehian mulai menstater motornya

"Udah bang?" tanpa mendengar jawaban Yohan ia mulai menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.

****

Sore harinya mereka terkecuali Jehian berkumpul di teras depan sambil menikmati teh yang dibuat oleh Seno

"Aduh sore sore minum teh kurang kalau nggak pake gorengan" tiba-tiba bu Widya datang sambil membawa sebuah tupperware ditangan kanannya

"Eh bu Widya, mari bu ngeteh dulu" ujar Yohan dengan ramah

"Nih ibu bawain gorengan tapi cuma pisang goreng sama tahu isi, enak kan makan gorengan sambil minum teh"

"Wih makasih banyak loh bu" ucap Raka mengambil tupperware yang dibawa oleh bu Widya tadi

"Ayo bu ngumpul sama kita" ajak Seno

"Ibu mau temenin suami dulu, takut tantrum dia kalau ditinggal sendirian"

Sontak mereka tertawa mendengar candaan dari ibu kost mereka.

Tak lama kemudian Jehian akhirnya datang tapi kali ini dia tidak sendirian, ada dua bocil yang anteng duduk di jok depan dan belakang motor yang ia kendarai.

"Loh Rio sama Setya ngapain lu bawa Je?" tanya Raka heran

"Gatau nih mereka berdua jauh banget mainnya, yaudah gua ajak pulang bareng"

"Untung nggak ada yang nyulik lu berdua cil" ucap Yohan ngeri kalau sampe dua bocil gemoy ini dikarungin orang

"Kita cuma main di kampung sebelah, bosen main disini mulu" ujar Rio santai dan di setujui oleh Setya

"Sini cil makan gorengan, ada banyak nih" ajak Seno

"Cal cil cal cil, kita punya nama bang" protes Setya tapi sambil ngunyah pisang goreng.

"Weh sisain buat gue bang, gue mau mandi dulu" ucap Jehian buru-buru melepas helm

"Elah kelamaan, langsung makan sini ntar aja mandinya" ucap Raka sambil menarik tangan Jehian.

Karena Jehian anak baik jadinya dia nurut aja. Akhirnya mereka berenam duduk di teras sambil menikmati teh dan gorengan buatan bu Widya.

Setelah itu Seno berniat untuk mengantar Rio dan Setya pulang, kebetulan rumah mereka berdua tidak jauh dari kosan. Sedangkan Raka sedang berkutat dengan tugas kuliah yang tidak ada habis habisnya, Yohan dan Jehian sedari tadi cuma rebahan sambil scroll tiktok doang.

"Je, masak sesuatu dong, laper nih gue" suruh Yohan karena selain Seno cuma Jehian yang bisa diandalkan kalau urusan makanan.

"Dikulkas ada apa aja?" tanya Jehian

"Gatau, coba cek sana" suruhnya lagi

Jehian hanya bisa mengomel tidak jelas, si Yohan ini emang agak gatau diri yah minta dimasakin, suruh cek bahan sendiri, nggak dibantuin pula.

Sesampainya didapur Jehian hanya melihat stok indomie tinggal setengah dus, telur dan beberapa sayuran. Ia memutuskan untuk masak indomie special telur untuk makan malam mereka berempat. Tak lama bang Seno datang kedapur berniat untuk membantu Jehian masak. Setelah itu mereka berempat berkumpul di ruang makan untuk makan malam bersama.

Begitulah kehidupan mereka selama tinggal bersama di Kost Neo Harapan ini, saling membantu satu sama lain, terkadang ada saja pertengkaran kecil diantara mereka tapi hal itu tidak membuat mereka menjadi canggung, justru dengan cara itu mereka bisa belajar memahami kepribadian masing-masing.

Seno sebagai tertua di kost, ia merasa mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan mendidik yang lain, hidup di rantauan dan jauh dari keluarga tentu saja sulit maka dari itu ia tidak ingin adik adiknya merasa tertekan dan berusaha untuk mendengar semua keluh kesah mereka.

TBC

Terimakasih sudah menyempatkan membaca cerita ini, semoga terhibur.

KOMPLEK NEO HARAPAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang