KEDATANGAN TAMU

174 18 14
                                    

"Ma, menurut mama kak Raka orangnya gimana?" tanya Sheryl ke ibunya.

Saat ini mereka sedang berkutat dengan alat dapur. Bu Widya berencana ingin membuat kue.

"Menurut mama dia anaknya humble, sopan juga walaupun rada tengil gitu" ucap bu Widya sambil mengaduk adonan kue. "Kenapa tiba-tiba nanya Raka? Kamu suka sama dia?"

"Cuma nanya doang" Sheryl tampak ragu untuk mengatakan kalau dia dan Raka sudah jadian.

"Atau dia nih yang suka kamu" ledek bu Widya.

"Kalau dia suka Sheryl reaksi mama gimana?"

Bu Widya menatap lekat Putri bungsunya itu. "Anak mama ini udah gede yah, sekarang bahasnya cowok"

"Ya masa aku mau kecil mulu"

Bu Widya terkekeh pelan. "Ya nggak gimana gimana. Paling mama syok dikit karena anak mama ada yang naksir"

"Siapa?" tanya pak Jamal yang tiba-tiba datang dari halaman belakang.

"Bapak nih ngagetin aja!" protes Sheryl.

Pak Jamal berjalan menghampiri istrinya. "Baru segini yang merah bu" ucapnya sambil menaruh beberapa buah cabai merah hasil tanamannya.

"Siapa nih yang naksir kamu?" tanya pak Jamal ke Sheryl.

"Itu si Raka kayaknya" malah bu Widya yang menjawab.

"Terus kamunya gimana? Suka juga sama dia?"

Sheryl semakin bingung, dia tidak ingin berbohong tentang statusnya dengan Raka, tapi disisi lain dia takut sang ayah marah.

"Ryl, dijawab dong pertanyaan bapak" desak pak Jamal.

Sheryl hanya bisa menganggukan kepalanya pelan sebagai jawaban.

Melihat itu sontak pak Jamal mengacak-acak rambut putrinya. "Anak bapak udah bisa naksir cowok ternyata"

Sheryl bingung dengan perlakuan ayahnya. "Bapak nggak marah?"

"Buat apa? Bapak juga pernah muda"

"Kalau pacaran bapak izinin nggak?"

"Asalkan nggak macam-macam dan nggak ganggu sekolah kamu"

"Oh atau jangan jangan udah jadian sama Raka nih?" tanya bu Widya.

"Baru dua hari mak" jawab Sheryl pelan.

"Owalah pantesan diantar jemput mulu" ujar bu Widya.

"Loh emang iya bu? Pantesan nggak mau berangkat sama bapak"

Sheryl hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

"Bapak nggak bakal macam-macam in kak Raka kan?" tanya Sheryl was was.

Pak Jamal pas masih muda itu aktif banget ikut pencak silat, bahkan beberapa kali juara. Jadi Sheryl takut aja kalau pak Jamal tiba-tiba ngajak Raka untuk adu silat.

"Kalau dia nyakitin kamu palingan bapak kasi jurus dikit"

"Pak, anak orang jangan di apa apain lah"

"Maksud bapak itu kasi jurus bayar kost dua kali lipat, biar mampus dia" ujar pak Jamal diakhiri dengan tawanya yang khas bapak bapak itu.

Bu Widya mencubit pelan lengan suaminya. "Hobi banget isengin anak sendiri"

"Kan biar lucu dikit, bu"

Sheryl bangkit dari duduknya. "Tapi nggak lucu sama sekali pak" ujarnya kemudian fokus membantu ibunya.

"Yang penting bapak udah usaha walaupun nggak dihargai" ujar pak Jamal sedikit dramatis.

KOMPLEK NEO HARAPAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang