GOTONG ROYONG

160 17 1
                                    


Malam itu pak Jamal sekeluarga sedang berkumpul diteras rumah. Suasana malam itu cukup ramai dengan suara tawa anak-anak yang sedang bermain disekitar rumah mereka dan para tetangga yang asyik bercengkrama satu sama lain.

"Arangnya kurang ini" gumam pak Jamal.

Mendengar itu bu Widya dengan cepat memanggil putrinya. "Adek, tolong ambilin arang didapur!"

Sheryl yang sedang bersantai diruang tamu bergegas menuruti perintah ibunya itu.

"Buat apa, ma?" tanya Sheryl sambil memeberikan sekantong arang.

"Nih bakar jagung" jawab pak Jamal sambil menunjuk beberapa buah jagung.

"Wih dapat darimana?" tanya Sheryl antusias.

"Tadi bapak bantuin kang Atuy panen jagung, terus bapak dapat bagian juga. Lumayan lah buat bakar bakar"

Sheryl hanya mengangguk kemudian diam memperhatikan kedua orang tuanya yang tengah sibuk menyalakan api.

Terlihat diseberang tepatnya dikosan Seno baru saja memarkirkan motornya dihalaman depan, pemuda itu baru saja pulang.

"Habis kerja, nak?" sapa bu Widya.

"Iya, bu" jawab Seno sambil tersenyum.

"Yang lain udah pada tidur? Kalau belum ajak kesini yok kita bakar bakar jagung" ajak pak Jamal.

Seno mengangguk patuh kemudian bergegas mengecek penghuni yang lain.

Tak berselang lama Seno, Raka, dan Yohan berjalan beriringan menuju rumah pak Jamal.

"Ayo duduk dulu diteras sana" ucap pak Jamal sambil mengipas jagung yang sedang dibakar.

Bu Widya mengerutkan keningnya. "Kurang satu ini" gumamnya melihat hanya 3 orang saja yang datang.

"Eh, bukannya Jehian udah boleh pulang, terus kemana dia? Atau lagi istirahat?" tanya bu Widya heran.

"Jehiannya udah balik ke rumahnya, bu. Tadi pagi langsung dibawa sama orang tuanya" jawab Seno.

"Oh iya, bapak lupa ngasih tau ibu. Tadi pagi Jehian udah pamit ke bapak pas ibu lagi dipasar"

"Ih bapak ini, kurang kurangin pikunnya pak!"

"Ya maaf, buk. Keburu diajak kang Atuy ke kebunnya tadi"

Sementara itu ketiga pemuda yang masih setia berdiri hanya terkekeh gemas melihat perdebatan kecil dua pasutri ini.

"Kak Rakaa!" sapa Sheryl dengan riang melihat pacarnya ada didepan rumah.

"Noh cewek lo" ucap Yohan yang hanya didengar Seno dan Raka.

"Tuh Raka, dipanggil sama kanjeng Ratu" ucap pak Jamal.

Raka tersenyum lebar kemudian berjalan menghampiri Sheryl.

"Kalian juga kesana gih. Ini mah urusan orang tua" ucap bu Widya yang dituruti saja oleh Seno dan Yohan.

"Diminum, kak" ucap Sheryl sambil menaruh sebuah nampan berisi teh hangat kemudian duduk didekat Raka.

Tak lama kemudian pak Jamal dan bu Widya datang dengan beberapa jagung yang sudah siap santap.

"Bagaimana kuliah kalian?" tanya pak Jamal disela sela makan.

"Lancar kok, pak" jawab Seno seadanya, tidak mungkin ia mengeluh disaat seperti ini.

"Kamu udah ada plan mau lanjut dimana, Ryn?" tanya Raka.

Merasa namanya dipanggil, Sheryl yang tengah asik mengunyah jagung bakar sontak menoleh kearah Raka. "Lanjut disini kok, kak. Kalau lulus SNBP paling jurusan sosiologi atau psikologi"

KOMPLEK NEO HARAPAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang