MASA MASA SIBUK

166 16 19
                                    


Akhir pekan sudah berlalu, kini saatnya hari yang menegangkan untuk siswa kelas 12 karena hari ujian sekolah telah tiba.

Bahkan pagi ini Jehian terlihat tidak fokus pada sarapannya karena sibuk dengan beberapa buku di atas meja.

"Selesaiin dulu makannya, Je" nasihat Seno.

"Nanggung bang" jawab Jehian tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

"Nggak capek apa dari semalam belajar mulu" ujar Raka juga.

"Itu mah lo kali" celetuk Yohan yang baru saja selesai mandi.

"Bisa nggak si jangan jujur jujur amat" protes Raka tidak terima.

Seno berdecak pelan kemudian mengambil piring milik Jehian. "Sini abang suapin"

"Ih apaan, nggak nggak" protes Jehian sambil berusaha merebut piringnya.

"Lagian susah amat disuruh makan, udah biar abang suapin"

"Enggak mau bang, gue bukan anak kecil"

"Udahlah Je mau aja, kapan lagi disuapin kan" ucap Yohan sambil tersenyum jahil.

Karena Seno juga tetap kekeuh terpaksa Jehian menuruti pemuda yang sudah dianggap abangnya itu.

Sementara itu Raka dan Yohan sudah mati matian menahan tawa melihat muka melas Jehian.

"Nasib sama sama jomblo ya gitu" bisik Raka ke Yohan yang membuat pemuda itu tertawa lepas.

"Tuh kan diledekin" ucap Jehian yang melihat itu.

"Udah biarin aja, nih tinggal satu suap doang"

Dengan terpaksa Jehian menerima suapan itu dengan wajahnya memelas.

"Ututu anak pinter" ledek Raka sambil menepuk pundak Jehian yang membuat pemuda itu mengerucutkan bibirnya.

"Dah sana beresin buku kamu itu habis itu siap siap"

Kesekian kali Jehian hanya menurut saja ucapan si tetua dikosan ini.

"Gue duluan yah bang"

"Iya hati hati"

"Semangat ujiannya!" ucap Raka yang dibalas acungan jempol dari Jehian.

"Tumben kalian belum siap nganterin pacar masing-masing"

"Nih tinggal make jaket doang" ucap Yohan sambil memperlihatkan jaketnya.

"Hari ini Sheryl berangkat bareng bokapnya"

"Motor mu masih mogok?" tanya Seno lagi.

"Hehe, iya"

"Gua duluan juga yah" pamit Yohan setelah memakai jaketnya.

****

"Makasih banyak yah kak" ujar Citra setelah memberikan helmnya ke Yohan.

Yohan tersenyum manis sambil menganggukkan kepalanya. "Semangat ujiannya yah. Oh iya ini buat kamu"

"Apaan nih?"

"Nanti aja bukanya"

Seminggu menjalankan hubungan membuat Yohan sedikit bisa mengontrol rasa gugupnya didepan Citra.

"Yaudah kalau gitu, aku masuk dulu yah" ucap Citra sambil melambaikan tangannya dan tentu saja dibalas lambaian juga dari Yohan.

Sesampainya didepan kelas Citra sudah melihat beberapa siswa sedang berkutat dengan buku masing-masing, terutama Sheryl, Jehian, dan Aidan. Ia pun berjalan mendekati temannya itu.

KOMPLEK NEO HARAPAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang