KELUARGA PAK JAMAL

204 26 3
                                    

Seperti biasa rutinitas pagi bu Widya adalah membuat sarapan untuk keluarga kecilnya, seperti pagi ini ia sedang memasak dan di bantu oleh Tara.

"Sheryl belum bangun, ma?"

"Kayaknya belum, coba kamu cek ke kamarnya"

Tara mengangguk pelan dan mulai berjalan ke arah kamar Sheryl.

Tidak biasanya Sheryl telat bangun seperti ini, hari libur pun dia tetap bangun pagi apalagi sekarang ia harus sekolah.

Tok tok tok!

Tara mengetuk pelan pintu kamar adik satu satunya itu. "Dek, udah bangun?" tanyanya lembut.

Merasa tidak ada jawaban ia mengetuk pintu sedikit keras.

"Sebentar!" jawab Sheryl dari dalam kamarnya.

Tak lama kemudian pintu itu terbuka dan menampakkan gadis yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Hehe maaf aku telat bangun" ucapnya dengan watados.

Tara hanya menggelengkan kepalanya. "Tumben, ayo sarapan dulu" ajak Tara.

Sesampainya mereka di dapur, ternyata kedua orangtuanya sudah berkumpul di meja makan.

"Tumben banget kamu telat dek" ujar sang Bapak.

"Abis maraton drakor pak, hehe" jawab Sheryl sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Ini nih, nonton sampe nggak ingat waktu" omel bu Widya sambil menyodorkan segelas susu hangat ke depan Sheryl.

Sheryl meneguk sedikit susu hangat buatan sang Ibu. "Nanggung mah" lanjutnya.

"Jangan di biasakan dek, kan bisa dilanjutin lain waktu nontonnya" nasihat dari pak Jamal.

Tara hanya bisa menahan tawa melihat adiknya di ceramahin pagi pagi.

"Hari ini mau berangkat sama siapa dek? Bapak atau bang Tara?" tanya pak Jamal.

"Terserah siapa yang mau anterin adek" jawab Sheryl.

"Sama abang aja, kebetulan abang mau pergi juga" ucap Tara menawarkan diri.

Sheryl hanya menganggukkan kepala dan fokus menghabiskan sarapannya.

****

Pak Jamal sedang duduk santai didepan teras rumah sambil membersihkan alat pancing kesayangannya.

"Mau mancing pak?" tanya seseorang tiba-tiba.

Sontak pak Jamal mencari sumber suara itu, ternyata pemilik suara itu adalah Yohan yang sedang duduk dihalaman depan kosan.

"Iya nih, nak Yohan mau ikut mancing?"

Mendengar tawaran itu Yohan langsung mengangguk cepat, sudah lama tidak mancing pikirnya.

"Kapan nih pak?" tanya Yohan antusias.

"Ayo sekarang mumpung masih pagi"

Dengan semangat ia berlari masuk dan mempersiapkan diri dan alat pancing miliknya.

"Sini boncengan aja sama bapak" ucap pak Jamal ketika keduanya berada di depan pagar rumah pak Jamal.

Yohan hanya menurut dan memposisikan dirinya di jok belakang motor pak Jamal.

****

Sesampainya dilokasi mereka mulai mempersiapkan alat yang digunakan untuk memancing.

"Kamu nggak kuliah?" tanya pak Jamal tiba-tiba.

KOMPLEK NEO HARAPAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang