MALU MALU MEONG

183 17 17
                                    


Sesuai rencana kemarin, sore itu keempat penghuni kosan sedang berada disebuah pusat perbelanjaan. Setelah selesai berbelanja kebutuhan pokok kini keempatnya sedang berpencar untuk membeli barang pribadi yang mereka butuhkan.

Seperti Jehian saat ini, dia sedang berkeliling di gramedia mencari beberapa buku pelajaran yang ia butuhkan untuk mempersiapkan ujian sekolah minggu depan.

Sementara itu Seno dan Yohan memutuskan untuk memulai petualangan mereka dengan mencari pakaian baru di toko-toko busana dan membeli beberapa di antaranya.

Di sisi lain Raka menunggu ketiga temannya itu disebuah food court. Pria itu tidak berminat berbelanja karena kebutuhan pribadinya masih cukup.

Setelah puas menjelajah mereka berkumpul dan menikmati makan bersama sambil bercerita tentang hal-hal menarik yang mereka lalui hari ini.

"Apaan tu, Han?" tanya Raka ke Yohan sambil melirik sebuah paper bag ukuran kecil berwarna pink.

Ketiganya ikut menoleh ke arah pandangan Raka.

"Oh ini hadiah buat Citra"

"Udah ngasih hadiah aja, kapan nih ngasih kepastian" sindir Jehian yang memang belum tau apa apa.

Raka yang duduk di sampingnya refleks memukul pelan pundak Jehian. "Udah jadian anjir"

"Hah serius? Sejak kapan?" tanya Jehian penasaran.

Yohan menyeruput minumannya sebelum menjawab. "Tadi pagi" 

"Oh. Terus bang Seno apa kabar nih?" sindir Jehian lagi.

Mendengar namanya disebut Seno menghela nafasnya. "Abang diem loh daritadi"

Padahal Seno sengaja tidak bersuara karena takut menjadi korban ledekan adiknya itu, tapi ternyata percuma saja karena Jehian yang duduk di depannya ini sudah tersenyum jahil.

"Masa kalah sama kita yang lebih muda bang" ujar Raka.

"Kalau abang nikah duluan nanti kalian jangan kaget ya"

"Emang ada calonnya?" tanya Yohan yang membuat Raka dan Jehian tertawa lepas.

"Ya bukan sekarang lah"

"Plot twist tiba-tiba Jehian yang nikah duluan, apa nggak tambah kaget tuh" celetuk Raka asbun.

"Lah kok gua bang" protes Jehian tidak terima.

"Ya siapa tau aja tiba-tiba lu nyebar undangan" ujar Yohan lagi.

"Dih enggak ya, gua mau fokus dulu sama pendidikan" ucap Jehian yang sudah cemberut.

Melihat itu Seno, Raka, dan Yohan tertawa puas karena berhasil membuat si biang kerok kejahilan ini cemberut.

"Habisin makanan kalian abis ini kita pulang" ucap Seno yang menyadari jika hari sudah gelap.

Ketiganya hanya mengangguk dan kembali fokus pada makanan masing-masing.

Dan sesampainya di kosan mereka membersihkan diri setelah itu kembali ke kamar masing-masing.

****

"Duh ini motor kenapa dah" gumam Raka sambil memeriksa motornya yang kebetulan sedang bermasalah.

"Motor lu kenapa, Ka?" tanya Yohan yang sedang duduk bersantai di teras depan.

"Mogok" jawab Raka tanpa menoleh kearah Yohan karena sibuk dengan motornya.

"Ck, gimana mau anterin Sheryl kalau gini ceritanya" gumamnya lagi.

Yohan menoleh ke arah rumah pak Jamal dan mobil beliau tidak ada terparkir di sana, tandanya beliau tidak ada dirumah.

KOMPLEK NEO HARAPAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang