E04

393 57 4
                                    

🌹WARNING!!🌹

HANYA CERITA FIKSI DAN TIDAK ADA HUBUNGAN DENGAN KISAH NYATA KEHIDUPAN AKTOR ATAU ARTIS YANG MENJADI PEMERAN DI DALAM CERITA INI!!
JANGAN MELAKUKAN PLAGIAT DENGAN MENGAMBIL IDE TANPA SEIZIN PENULIS!!
TERIMA KASIH

Mew Point Of View On

"Apa tubuhmu sudah baik-baik saja Mew?" Tanya seseorang yang kini sedang duduk di depanku.

"Hmm, tubuhku sudah baik-baik saja sekarang, Phi."

Kami kini sedang duduk di ruang tamu apartemenku. Apartemenku tidak terlalu luas dan mewah seperti apartemen milik Gulf, namun aku memiliki ruang tamu dan ruang makan yang terpisah. Aku juga memiliki dua kamar tidur dan dua kamar mandi di dalam apartemenku. Aku tidak memiliki ruang tv karena aku meletakkan tv itu di dalam kamarku.

Aku melakukannya karena aku suka menonton film, series, atau drama sambil tiduran di atas tempat tidur. Biasanya kalau aku terlalu lelah, aku akan menonton dan berakhir ketiduran. Layar tv itu akan terus menyala sampai aku bangun di pagi hari. Kebiasaan yang buruk, namun tidak dapat aku tinggalkan.

"Apakah tanganmu masih terasa sakit?" Orang itu bertanya karena aku terus memijat bahuku.

"Masih sedikit sakit, tapi aku sudah tidak apa-apa." Aku mencoba menahannya tapi obat pereda nyeri itu belum bekerja sama sekali di tubuhku, padahal aku sudah meminumnya beberapa kali.

"Aku sudah mengatakan kepada sutradara untuk menunda syuting hari ini."

"Terima kasih Phi. Kamu memang sangat peka."

Aku kini masih tidak percaya dengan kejadian yang terjadi semalam saat Gulf membanting tubuhku di jalan. Sejak kapan dia mendapatkan kekuatan sebesar itu? Sejak kapan dia ikut kursus bela diri? Apakah dia benar-benar sengaja tidak melawanku dulu? Kenapa dia melakukan itu? Kenapa hari itu dia seolah memprovokasi aku?

"Mew, jangan hanya melamun di hari liburmu! Hapalkan naskah mu untuk besok!" Ucap orang itu karena melihat aku terdiam sambil melamun.

Orang yang bersamaku sedari tadi adalah Phi Boss. Phi Boss adalah managerku. Dia menjagaku selama aku menjadi seorang aktor. Dia tidak hanya mengatur jadwal tapi juga terkadang merangkap menjadi sebagai stylist. Dia merupakan paket lengkap dan cukup terjangkau untuk dompetku yang tidak terlalu tebal.

"Mew.. Mew.." Panggilnya kepadaku.

"Maafkan aku, karena aku tidak fokus. Ada apa hm? Kenapa sedari tadi kamu tidak berhenti berbicara?" Aku melihat mulutnya terus bergerak, tapi tidak mendengar apapun.

"Aku baru saja mulai berbicara lagi. Ini semua karena kamu melamun sedari tadi hingga tidak fokus ke sekitarmu. Apa yang sedang kamu pikirkan? Kenapa kamu terlihat sedang memiliki banyak pikiran?"

"Kamu terdengar sangat cerewet hari ini." Keluhku, karena aku tidak ingin menjawab pertanyaannya.

"Apakah kamu sudah melihat berita hari ini? CEO dari Ging Grup mengundurkan diri. Aku dengar usianya lebih muda darimu." Dia tiba-tiba mengalihkan pembicaraan dengan membahas topik lain.

"Aku tidak peduli dengan hal-hal seperti itu. Aku hanya ingin fokus dengan karirku saja."

"Aku dengar dia dulu pernah bersekolah di SMA yang sama dengan kamu. Apakah kamu mengenalnya?"

"Aku tidak berteman dengan sembarang orang. Aku pasti tidak mengenal orang itu."

"Kamu pasti tidak menyadari kalau orang itu adalah cucu dari seorang konglomerat, karena penampilannya yang berbeda saat dia berada di SMA."

UNWRITTEN STORY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang