Author Point Of View On
"Gulf! Gulf! Gulf!" Win masuk terburu-buru setelah melihat Mew baru saja keluar dari dalam ruang kerja Gulf.
"Apasih Win?"
"Kau sudah gila, Gulf! Kau benar-benar sudah gila! Ini kantor! Bukan hotel!"
"Huh?" Wajah Gulf terlihat datar seperti seseorang yang tidak tahu apa-apa. Dia masih sibuk mengancingkan satu per satu kancing kemejanya.
"Jangan pura-pura sok polos! Aku tahu kalau kamu pasti melihat aku masuk ke dalam ruangan ini saat kalian berdua sedang bercinta tadi."
Yang terjadi sebenarnya, Gulf tidak melihat Win, namun mendengar suara Win karena Gulf duduk sambil membelakangi pintu. Win sungguh terkejut karena temannya sangat berani melakukan hal tidak senonoh di kantor.
"Aku tidak perlu menjelaskan apapun karena kau bukan anak kecil lagi." Gulf akhirnya mengatakan sesuatu kepada Win. Dia tersenyum tipis ketika melihat temannya itu terlihat sangat terkejut dengan apa yang dia lakukan bersama suaminya tadi.
"Aku memang bukan anak kecil, tapi kau melakukannya di tempat umum, Gulf!"
"Ini ruangan pribadiku! Aku tidak melakukannya di depan para pekerja!"
"Kau benar-benar sudah gila!"
"Aku memang sudah gila, Win! Bertahun-tahun aku menyukainya, tapi dia tidak peduli kepadaku. Ketika aku memilikinya, aku semakin tidak bisa menahan hasratku ini."
"Lalu bagaimana surat perjanjian perceraian yang kau minta tadi pagi? Pembagian harta dan hak asuh anak?"
"Aku sengaja menggertaknya agar dia terus merasa takut kalau aku meninggalkannya. Aku tidak akan pernah menceraikannya. Tidak akan pernah. Lagipula ini belum cukup untuk membalas kelakuannya dulu. Aku akan menciptakan neraka kecil untuknya."
"Gulf, aku tahu kau pasti tidak akan mendengarkan hal ini, tapi hubungan kalian berdua sudah sangat beracun! Aku takut kamu akan terluka kelak."
"Aku tidak peduli, Win! Kau tidak tahu perjuanganku untuk mendapatkannya!"
"Aku tahu kamu sangat mencintainya. Kamu menunjukkan hal itu kepadaku setiap harinya."
"Kau tidak pernah tahu kalau aku pernah menyalahkan Tuhan atas takdir yang tidak adil ini."
"Apakah karena kamu tidak memilikinya?"
"Bukan, tapi karena dia adalah orang yang membullyku saat SMA dulu tapi Tuhan malah membangun megah perasaan cintaku kepadanya. Tuhan sepertinya menciptakanku dan juga perasaan ini tanpa memberikan kesadaran penuh kepadaku."
"Bagaimana mungkin?"
"Bayangkan, siapa orang yang akan jatuh cinta dan menikah dengan pembullynya hm?"
"Kau benar. Aku masih tidak percaya dengan semua ini." Win melipat kedua tangannya di dada sambil menggelengkan kepalanya.
"Aku seperti menyelamatkan ribuan umat manusia."
"Itu karena kau sudah gila!"
"Aku tidak peduli!" Ucap Gulf kepada Win.
"Aku tidak mengerti dengan cara berpikirmu."
"Aku tidak mungkin bercerai dengannya karena aku telah mengandung anaknya di dalam perutku. Win, kamu mengerti tentang hal ini. Aku tahu kalau kamu sedang ada masalah keluarga juga. Kamu tidak bisa meninggalkan Bright karena kamu tidak ingin anakmu memiliki keluarga yang tidak utuh."
"Meskipun begitu, aku tidak akan mengalah dan membiarkannya begitu saja. Aku tetap akan bercerai."
"Aku tahu karena kesalahannya sangat fatal."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNWRITTEN STORY (END)
FanfictionGulf tidak mengerti dengan dirinya sendiri, mengapa dia jatuh cinta kepada seseorang yang pernah membully dirinya pada saat masa SMA dulu. Cinta itu berkembang menjadi sebuah obsesi dimana Gulf hanya ingin memiliki orang itu sendirian, padahal orang...