E07

314 56 4
                                    

Author Point Of View On

"Kamu sudah gila Gulf! Kenapa kita harus menikah minggu depan? Kenapa kamu tidak meminta pendapatku sebelumnya?" Ucap Mew yang kini sedang berada di dalam satu mobil yang sama dengan Gulf.

Mereka berdua kini akan pergi menuju ke butik yang telah di hubungi oleh Win sebelumnya. Butik itu akan bertanggungjawab untuk membuat pakaian pernikahan untuk Mew dan juga Gulf. Sepanjang perjalanan mereka menuju ke butik itu, Mew marah besar kepada Gulf, sedangkan Gulf hanya diam dan mengabaikan semua ocehan Mew. Gulf tahu kalau Mew akan marah kepadanya karena memutuskan semuanya secara sepihak.

"Dia terlalu berisik!" Batin Gulf.

"Gulf, apakah kamu mendengarkan aku? Kenapa kamu mengabaikan aku seolah tidak mendengarkan aku?! Aku adalah calon suamimu, Gulf!"

"Diamlah, aku melakukan semua ini hanya untuk membantumu! Kamu hanya perlu mengikuti semua perintahku apabila kamu ingin tetap bertahan di dunia entertainment! Segampang itu, tapi kamu masih saja protes ngga jelas seperti ini!"

"Bagaimana aku bisa tenang? Minggu depan aku sudah mulai syuting series terbaruku!"

"Suruh saja para kru dan partner kerjamu datang ke acara pernikahan kita berdua! Aku sudah menyiapkan banyak makanan untuk mereka. Aku akan menyuruh produsernya untuk mengundurkan jadwal syutingnya."

"Bagaimana itu bisa terjadi hm? Mereka pasti belum tahu tentang hal ini."

"Bukankah berita tentang pernikahan kita telah tersebar? Dan aku yakin mereka semua pasti sudah tahu tentang pesta pernikahan itu."

"Berita itu langsung tersebar setelah aku bertemu denganmu. Kenapa hal itu sangat mudah tersebar? Apakah ada mata-mata di perusahaanmu?"

"Aku bukan tipe orang yang suka berbasa-basi, Mew! Aku akan langsung memberitahukan kabar baik yang datang dari aku kepada semua orang yang aku kenal. Katakan saja berapa undangan yang ingin kamu sebar ke partner kerjamu atau teman-temanmu! Aku akan menyediakannya untukmu."

"Aku mungkin akan keluar dari series terbaruku itu. Aku tidak mungkin menghambat kegiatan berjalannya syuting."

"Kenapa harus keluar? Kalau kamu keluar, kemungkinan besar series itu akan gagal di produksi." Nada suara Gulf terdengar seolah sedang mengancam membuat Mew sedikit takut. Gulf tidak berniat mengancam Mew. Gulf sebenarnya hanya berniat untuk memberitahu Mew.

"Kenapa seperti itu?" Mew mulai penasaran.

"Karena aku sudah mengeluarkan banyak uang untuk berinvestasi di series itu karena kamu ada di dalam series itu. Kalau kamu keluar, aku akan menarik semua uangku."

"Kenapa kamu melakukan itu? Itu akan membuat mereka kecewa kepadaku nanti." Mew mencoba menjelaskan kepada Gulf.

"Karena aku hanya ingin membantumu."

"Kenapa kamu mau membantuku? Kenapa kamu selalu menginvestasikan semua uangmu itu di dalam series terbaruku?" Mew merasa sangat penasaran sekarang.

"Bukankah itu sudah jelas kalau aku hanya ingin membantumu?"

"Ini sangat aneh, Gulf. Mengingat betapa jahatnya aku kepadamu, kamu tidak akan mungkin bersikap sebaik ini kepadaku Gulf!"

"Tebus kesalahanmu di masa lalu dengan berbuat baik kepadaku seumur hidupmu dimulai dari sekarang, mungkin cepat atau lambat kamu akan tahu alasan kenapa aku membantumu."

"Ngga mungkin alasan dia melakukan ini karena dia menyukai aku! Aku terlalu percaya diri tentang hal ini." Batin Mew.

"Itu semua karena aku mencintaimu, bodoh! Entah kenapa aku jatuh cinta kepadamu dan bukannya malah membencimu!" Batin Gulf.

Mereka berdua kini terdiam. Mew tidak berani protes apapun kepada Gulf lagi, karena Gulf menunjukkan bahwa dia memiliki kekuasaan untuk bebas melakukan apapun. Dia bisa menghancurkan karir Mew dalam sekejap dan membuat Mew memiliki banyak pekerjaan di saat banyak wajah baru yang siap bersaing dengan Mew di industri itu.

"Luangkan waktumu besok! Aku ingin kamu bertemu dengan kakekku. Aku juga ingin mengenalkan mu dengan pamanku."

"Pertemuan keluarga?"

"Hmm, itu mungkin hanya akan berlangsung 20-30 menit. Lebih cepat berakhir itu jauh lebih baik."

"Ap-apakah kamu ingin bertemu dengan kedua orang tuaku juga?"

"Menurutmu? Kita akan menikah, Mew! Sadarlah!!!" Gulf mulai merasa kesal ketika Mew bertanya sesuatu yang menurut Gulf adalah pertanyaan yang bodoh.

"Ak-aku belum siap! Pernikahan ini terlalu cepat!"

"Aku kan sudah bilang, ini semua untuk dirimu! Apakah kamu tidak bisa mengerti?"

Mew kini terdiam dan hanya bisa patuh kepada Gulf. Mew akan mengatur tempat dan jadwal untuk pertemuan Gulf bersama dengan orang tuanya. Mew masih tidak mengerti, karena jujur saja Mew takut kalau Gulf akan melakukan hal yang tidak terduga. Sesampainya di butik, Mew dan Gulf langsung keluar dari dalam mobil lalu masuk ke dalam butik itu.

"Selamat datang Tuan! Silahkan ikuti saya! Tuan Metawin sudah mengatakan kepada kami detail pakaian yang anda inginkan." Pelayan butik itu langsung mengarahkan Mew dan Gulf ke ruangan khusus.

"Apakah kami hanya perlu mengukur pakaian kami?" Tanya Mew.

"Iya Tuan.."

"Bolehkah aku melihat designnya?" Tanya Gulf.

"Tentu Tuan. Tunggu sebentar, saya akan mengambilkannya di ruangan saya." Pelayan itu langsung meninggalkan Mew dan Gulf.

"Gulf, apakah kamu yakin ingin membuat pakaian di tempat ini?" Tanya Mew.

"Kenapa? Apakah butik ini memiliki rating yang buruk?"

"Tidak, bukan itu! Ta-tapi disini pakaiannya mahal-mahal. Harganya bisa sampai ratusan juta."

"Terus?"

"Ak-aku tidak memiliki tabungan yang banyak. Pernikahan ini akan menguras banyak tabunganku."

"Apakah aku pernah meminta kepadamu? Aku akan membiayai ini sendirian! Kamu tidak perlu khawatir!"

"Berapa bulan atau tahun aku perlu berpura-pura menjadi suamimu?"

Pertanyaan itu langsung membuat Gulf terdiam. Gulf benar-benar membuat Mew salah paham sekarang. Mew mengira Gulf ingin melakukan pernikahan kontrak dengan Mew.

"Apakah aku memintamu menandatangani sebuah kontrak pernikahan?"

"Ti-tidak."

"Aku sudah bilang kalau kamu harus menebus semua kesalahanmu itu seumur hidupmu. Kehidupan pernikahan macam apa yang akan terjadi, kamu harus menahannya."

"Ba-baiklah.."

Pelayan butik itu akhirnya datang kembali dan menjelaskan kepada Gulf semuanya. Gulf mengangguk dan cukup puas dengan designnya itu. Setelah selesai mengukur pakaian, Mew dan Gulf langsung pulang. Entah mengapa pada saat Mew mengantarkan Gulf pulang, Mew juga ikut masuk ke dalam gedung apartemen Gulf. Gulf kini menatap ke arah Mew dengan tatapan bingung.

"Kenapa mengikutiku?"

"Aku hanya ingin tahu kamu tinggal dengan siapa di dalam apartemen itu."

"Masih menuduhku menjadi simpanan orang lain?"

"Tidak, bukan begitu. Setelah kita menikah, aku ingin kamu ikut denganku di apartemenku."

"Apartemen kecil itu?"

"Meskipun kecil, akan tetapi aku membeli itu dari hasil kerja kerasku. Aku ingin pasanganku ikut bersamaku."

"Terserah kamu saja. Aku bisa tinggal dimanapun bersama denganmu."

"Maafkan aku kalau selama ini aku terlalu kejam kepadamu."

"Sudah aku maafkan.."

Sesampainya di depan pintu apartemen Gulf, Mew langsung membalik tubuh Gulf lalu memeluknya. Gulf sangat terkejut karena perlakuan Mew kepadanya itu. Hati Gulf sedikit melembut dan tiba-tiba merasa yakin kalau dia bisa meluluhkan hati Mew.

Author Point Of View Off

UNWRITTEN STORY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang