E10

334 51 7
                                    

Author Point Of View On

Lima Hari Kemudian..

Hari yang ditunggu-tunggu oleh Mew dan Gulf kini tiba. Mereka berdua melangsungkan pesta pernikahan dengan suasana yang khidmat di sebuah hotel bintang lima. Pesta pernikahan yang digelar pun sangat mewah dengan dihadiri oleh para relasi bisnis Gulf dan juga teman Mew yang merupakan teman-teman sesama aktor.

Setelah mengucapkan janji suci, mereka kini menyapa para tamu. Gulf menyapa para tamu undangannya, sedangkan Mew juga menyapa tamu undangannya sendiri. Gulf mengundang banyak orang di acara itu. Tidak hanya dari kalangan sosial menegah ke atas, namun juga ada yang dari kelas sosial menengah ke bawah. Gulf ingin berbagi kebahagiaannya kepada semua orang.

"Selamat atas pernikahannya Tuan Gulf..."

"Terima kasih banyak.." Ucap Gulf ketika dia berbicara dengan rekan bisnisnya.

"Terima kasih telah mengundang kami Tuan. Kami kira setelah Tuan pindah, kami yang berasal dari perusahaan lama akan dilupakan."

"Itu tidak akan terjadi! Kalian terlalu berjasa untukku." Ucap Gulf ketika dia berbicara dengan mantan karyawannya.

Gulf mempersilahkan para tamu undangannya untuk makan. Gulf menyapa para tamunya sambil tidak lupa mengamati Mew dari kejauhan. Setelah menikah, Gulf mulai bersikap posesif kepada Mew dan tidak ingin Mew berinteraksi dengan perempuan yang mendekati Mew karena untuk ketenaran saja.

***

Mew kini sedang berkumpul dengan teman-temannya. Teman-teman Mew berkali-kali mengungkapkan rasa irinya kepada Mew karena Mew bisa mendapatkan Gulf. Mew hanya bisa tersenyum bangga terhadap pencapaiannya itu. Dari semuanya yang dia lakukan selama karirnya, pencapaian yang paling membuat orang lain merasa iri adalah ketika Mew bisa menikah dengan Gulf.

"Kamu benar-benar mendapatkan jackpot Mew! Kamu beruntung mendapatkan Gulf di dalam kehidupanmu ini." Ucap salah satu teman

"Dia yang beruntung mendapatkan aku!"

"Apa yang membuatnya beruntung mendapatkan mu hm? Kamu hanya aktor baru di industri ini. Bahkan setelah sekian lama kamu berkarir, kamu baru terkenal akhir-akhir ini saja. Kamu juga masih tinggal di apartemen yang jauh di bawah standar."

"Jangan merendahkan aku seperti itu Luke! Bahkan aku bisa mendapatkan pemeran utama dari sutradara terkenal itu, karena kemampuan aktingku!"

"Itu hanya keberuntungan saja. Sejujurnya kemampuanmu itu hanya biasa saja."

Mew yang emosinya sudah tidak bisa tertahan lagi langsung menarik kerah Luke dan menatap tajam ke arahnya. Seorang teman lain langsung melerai Mew dan juga Luke. Beberapa tamu undangan langsung melihat ke arah Mew dan juga Luke.

"Kalau kamu iri, coba dapatkan juga apa yang aku sudah dapatkan dengan kemampuanmu! Jangan hanya menggonggong dan membuat aku kesal!" Ucap Mew

"Sudah Mew! Sudah!" Ucap salah satu teman Mew.

"Jangan halangi aku Joss! Aku sudah bersabar terlalu lama, tapi temanmu ini sangat tidak tahu diri! Aku sudah lama bersabar karena kata-katanya, tapi dia tidak ada perubahan sama sekali!"

"Iya Mew, aku tahu! Tolong lepaskan kerah Luke!"

"Dia sangat menyebalkan!"

"Mew, Gulf berjalan kesini dan para tamu undangan kini melihat ke arah kita!"

"Phi Mew, bisa ikut aku sebentar?" Gulf tiba-tiba datang lalu menghentikan perkelahian itu.

Mew langsung melepaskan kerah Luke lalu berjalan mengikuti Gulf dari belakang. Seluruh tamu undangan kini kembali ke pembicaraan mereka masing-masing. Gulf mengajak Mew masuk ke dalam kamar dan mengajak Mew untuk berbicara berdua. Ketika Mew dan Gulf sudah masuk ke dalam kamar, tiba-tiba Gulf langsung menampar Mew dengan keras.

UNWRITTEN STORY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang