E09 🔞

442 54 5
                                    

Author Point Of View On

"Gulf..." Panggil Mew.

"Huh?"

Ketika Gulf akan keluar dari dalam mobil Mew, tiba-tiba saja Mew menahan Gulf. Mew menggenggam tangan Gulf untuk menahannya. Mew memanggil nama Gulf dengan lembut yang sontak membuat Gulf langsung memalingkan wajahnya dan melihat ke arah Mew.

"Apakah di apartemenmu ada mie instan?" Tanya Mew kepada Gulf.

"Ad-ada, kenapa? Apakah kamu masih merasa lapar?"

"Hmm.." Mew mengangguk untuk menjawab pertanyaan Gulf itu.

"Ayo ikut aku! Aku akan membuatkanmu mie."

Dengan perasaan senang, Mew kini ikut berjalan masuk ke dalam gedung apartemen Gulf. Mereka berdua berjalan sedikit berjarak seperti orang asing saat berjalan masuk menuju unit apartemen Gulf. Sesampainya di dalam unit apartemen itu, Mew langsung menarik tangan Gulf yang berjalan lebih dahulu lalu menyandarkannya ke dinding.

"Kenapa?" Tanya Gulf yang kini sedang menatap kedua mata Mew dengan tatapan bingung.

"Aku tiba-tiba menginginkan hal yang lain." Mew mengusap rambut milik Gulf yang terlihat masih rapi meskipun telah beraktivitas selama seharian.

"Apakah kamu mau aku pesankan makanan dari restoran yang berada di lantai bawah? Kebetulan aku sering membeli makanan di restoran yang berada di lantai bawah. Rasa semua makannya enak kok."

"Aku menginginkan ini." Ucap Mew yang langsung melahap bibir Gulf dengan kasar.

Mew mulai mencium dan melumat bibir Gulf itu. Gulf hanya pasrah dan tidak memberontak kepada Mew sama sekali. Namun ketika Gulf tersadar akan sesuatu, tiba-tiba saja dia mendorong Mew menjauh.

"Kenapa?" Tanya Mew yang terlihat sangat kecewa.

"Ka-kamu menciumku."

"Aku menginginkannya."

"Apakah hanya sebatas ciuman? Ak-aku.."

"Apakah kamu menginginkan lebih?"

"Bukan, tapi sesuatu di dalam diriku hampir bangun."

"Itulah yang aku inginkan!" Ucap Mew yang kembali menyambar bibir indah Gulf.

Mew membawa tangannya ke pinggang Gulf. Gulf yang kini terbuai dan mulai dikusai oleh nafsu langsung melingkarkan kedua tangannya ke leher Mew. Mew mengangkat Gulf lalu membawanya ke dalam kamar. Mew pernah masuk ke dalam salah satu unit apartemen di dalam gedung apartemen itu yang merupakan milik seorang sutradara terkenal sebelumnya, jadi dia tahu letak kamar dimana.

"Ehhmmm.." Sebuah lenguhan berhasil keluar dari sudut bibir Gulf.

Sesampainya di dalam kamar, Mew langsung menidurkan Gulf di atas tempat tidur. Mew membantu Gulf untuk membuka semua pakaiannya. Gulf tidak memberontak sama sekali dan hanya pasrah ketika Mew membuka pakaiannya. Setelah itu, Mew juga membuka semua pakaiannya lalu menindih tubuh Gulf dan mulai mencumbuinya.

"Eughh.." Desahan-desahan dari Gulf mulai terdengar di dalam kamar itu.

Mew kembali mencium bibir Gulf lalu mencium pipi dan turun ke leher. Mew memberikan tanda kepemilikannya di sana. Sejujurnya Mew masih bingung dengan perasaannya sendiri. Ada sesuatu yang terasa indah di dalam hati Mew, namun Mew menyangkalnya.

"Mew, apakah kamu mencintaiku? Kenapa kita melakukan ini?"

"Apakah dibutuhkan rasa cinta untuk melakukan hal ini? Kita hanya butuh nafsu Gulf bukan cinta!" Ucapan Mew itu tanpa sadar menyakiti hati Gulf.

UNWRITTEN STORY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang