E17

316 42 4
                                    

Author point Of View On

Mew dan Gulf kini sedang berjalan menuju ke arah parkiran. Sesampainya mereka berdua di dekat mobil, Mew membantu Gulf membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Gulf masuk ke dalam mobil, lalu setelah memastikan Gulf masuk ke dalam mobil itu, Mew pun masuk ke dalam mobil. Sang sopir segera menyalakan mesin mobil lalu menjalankan mobilnya ketika dua tuannya sudah masuk ke dalam mobil.

Mew kembali membuka amplop putih berisi hasil foto usg Gulf tadi. Dia memandangi foto itu dengan perasaan penuh bahagia. Gulf berusaha menahan senyumannya ketika melihat wajah Mew yang terlihat sangat lucu saat melihat foto itu. Beruntungnya, usia janin Gulf sama seperti saat pertama kali mereka berdua melakukan seks sehingga Mew tidak curiga kepadanya.

"Apakah kamu ingin makan sesuatu? Aku akan membelikan apapun yang kamu mau." Ucap Mew sambil tersenyum kearah Gulf.

"Huh? Heuk.. hahahahaha.." Mew dan sang sopir terlihat terkejut ketika Gulf tertawa tiba-tiba.

"Kenapa tiba-tiba tertawa hm? Apakah ada sesuatu di wajahku?" Mew kini mulai mengusap wajahnya karena takut ada sesuatu yang menempel dan membuatnya terlihat sangat aneh.

"Tidak, tidak ada. Aku hanya merasa lucu karena Phi tiba-tiba berbuat baik kepadaku. Padahal selama ini seperti yang kita berdua tahu. Phi tidak pernah seperti ini sebelumnya. Perlakuan Phi ini sangat menggelitik perutku."

"Aku paham mengapa kamu tertawa keras seperti itu. Aku tidak akan marah. Maaf karena selama ini telah berbuat jahat kepadamu."

"Apakah ini benar-benar Phi Mew, Tuhan? Kenapa dia berubah terlalu banyak?" Batin Gulf.

"Jangan membuat aku merasa nyaman! Saat anak ini lahir, kita berdua akan bercerai!"

"Huh? Ke-kenapa?" Mew yang terkejut langsung menghadap ke arah Gulf ketika Gulf mengatakan bahwa dia akan menceraikan Mew setelah melahirkan.

"Phi tidak akan pernah bisa mencintai aku!"

"Aku akan belajar mencintaimu. Aku sedang melakukan proses untuk mencintaimu."

"Aku hanyalah korban bullyingmu."

"Maafkan aku untuk hal itu."

"Lagi pula, karir Phi pasti sudah membaik kembali sekarang, karena kasus bullying itu ditutupi oleh kasus penculikan Phi. Penculikan itu tidak akan dianggap sebagai kebohongan publik karena banyak detektif swasta dan juga polisi bahkan juga tentara yang dikerahkan untuk mencari Phi, namun Phi tidak juga ditemukan." Fakta itu berhasil membuat Mew tersudutkan.

Mew tiba-tiba kembali mengingat kejadian dirinya yang sedang diculik oleh orang yang tidak dia kenal. Dia sangat merasa trauma ketika membahas tentang penculikan itu.

"Aku tidak peduli dengan karirku." Mew mencoba menyakinkan Gulf dengan kata-katanya itu.

"Bukankah kamu selalu membanggakan dirimu yang merupakan seorang aktor? Aku yakin karirmu lebih penting untukmu! Phi jangan berbohong! Aku tahu semuanya tentang Phi!"

"Tidak, sekarang tujuanku hanyalah kamu dan anak kita."

"Keputusanku tidak akan berubah hanya dengan kata-kata manis yang Phi ucapkan!"

"Ba-bagaimana dengan anak kita?"

Gulf kembali tertawa melihat wajah Mew yang terlihat sedih ketika menatap dirinya, "Kenapa tiba-tiba Phi merasa sedih? Bukankah Phi tidak menyukai anak-anak?"

"Ak-aku suka." Ucap Mew lirih.

Mew tidak tahu darimana Gulf mendengar tentang hal itu, tapi Mew sebenarnya sangat suka dengan anak kecil. Mew ingin menjelaskan kesalahpahaman itu kepada Gulf.

"Bohong!"

"Aku tidak bohong Gulf! Aku berkata jujur! Darimana kamu mendengar tentang hal itu? Itu semua bohong!" Ucap Mew.

"Phi tidak menyukai makhluk lemah seperti aku. Phi juga pasti tidak menyukai anak bayi, karena anak bayi merupakan makhluk lemah. Aku tidak gila membiarkan Phi hidup bersama anak kita yang beresiko Phi akan memukulinya di kemudian hari."

"Aku tidak segila yang kamu pikirkan Gulf! Aku masih memiliki akal dan pikiran!"

"Phi memang tidak gila, tapi kamu terlalu kejam Phi. Aku juga takut anakku menjadi seperti Phi."

"Gulf, aku janji akan berubah. Aku berjanji tidak akan berbuat kasar lagi kepadamu. Aku juga tidak akan melakukan itu kepada anak kita. Aku akan mendidik dia dengan baik." Mew memegang kedua tangan Gulf sambil menangis.

Sang sopir yang dari tadi mencuri dengar percakapan itu, kini melihat ke arah Mew dan Gulf melalui kaca tengah mobil. Sopir itu hanya menggelengkan kepalanya ketika melihat Mew menangis sambil memohon-mohon kepada Gulf.

Di sisi lain, Gulf kini hanya bisa tertawa di dalam hati ketika melihat drama yang dia buat untuk menipu suaminya ini. Dia sudah bertekad akan menggenggam tangan Mew dan tidak akan pernah melepaskannya. Jika Mew akan pergi, Gulf akan mengikat kedua kaki Mew dan tangan Mew agar Mew tidak bisa pergi jauh darinya.

"Gulf, aku mohon hiks.. hiks..."

"Kamu telah berjanji, jadi aku mohon jangan khianati kepercayaanku Phi!" Gulf memasang wajah serius dan sedihnya untuk menyakinkan Mew.

"Hmm, aku berjanji Gulf!"

Mew langsung memeluk tubuh Gulf yang sedikit berisi setelah dinyatakan hamil. Gulf hanya tersenyum ketika berada di dalam pelukan Mew. Gulf merasa berhasil membuat Mew bertekuk lutut kepadanya.

"Aku tiba-tiba ingin makan Tom Yum dan tumis daging babi dan daun kemangi." Ucap Gulf sambil berbisik ke telinga Mew.

"Baiklah, aku akan membelikannya untukmu."

Mew kini melepaskan pelukannya kepada Gulf lalu mulai mengarahkan sang sopir menuju ke tempat tujuan mereka saat ini. Mew sanvat antusias karena ini adalah kehamilan pertama Gulf.

"Pak, nanti di perempatan jalan, ada sebuah restoran. Kita berhenti di sana untuk makan siang. Di sana, semua menu makanannya rasanya terasa sangat enak." Ucap Mew.

"Baik tuan."

"Phi memangnya pernah ke sana?" Tanya Gulf kepada Mew.

"Pernah, saat itu aku masih menjadi aktor pemula. Aku sedang merintis karir jadi harus sedikit berhemat untuk makanan. Meskipun tempatnya terlihat mewah, akan tetapi harga makannya sangat terjangkau untukku."

"Ohh, begitu rupanya."

"Hmm.."

Tidak terasa, Mew dan Gulf kini sampai ke restoran yang Mew maksud. Mereka berdua kini keluar dari dalam mobil lalu masuk ke dalam restoran itu. Sepanjang perjalanan masuk ke dalam restoran itu, Mew selalu menggandeng tangan Gulf dan berjalan dengan hati-hati. Mew memperlakukan Gulf benar-benar dengan penuh kehati-hatian.

Setelah mereka berdua duduk di kursi meja makan, mereka berdua mulai memesan makanan. Gulf terlihat sangat antusias ketika melihat berbagai macam makanan enak di dalam menu. Setelah makanan selesai dibuat, para pelayan kini menyajikannya di atas meja.

"Selamat makan.." ucap Gulf sambil tersenyum.

Gulf hanya memakan satu sendok dari setiap makanan itu lalu berhenti. Hal itu membuat Mew merasa bingung. Mew merasa khawatir, namun Gulf tidak menunjukkan bahwa Gulf terlihat sedang sakit sekarang.

"Kenapa berhenti makannya? Apakah makanannya ngga enak?"

"Tidak, bukan itu. Phi saja yang menghabiskan semua ini. Aku sudah kenyang."

Mew memutuskan untuk membawa semua makanan itu pulang karena tidak mungkin menghabiskan semua makanan itu sekarang. Gulf memesan banyak sekali makanan tadi.

Author point Of View Off

UNWRITTEN STORY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang