E08

327 52 3
                                    

Author Point Of View On

Keesokan Harinya...

"Kakek, aku akan menikah dengan Mew 5 hari lagi!" Ucap Gulf yang kini sedang berdiri di hadapan kakeknya.

"Aku tidak mau tahu kabar apapun lagi tentangmu."

"Jangan begitu kakek, aku tetaplah cucumu! Kita masih memiliki hubungan darah!"

"Aku sudah tidak menganggapmu lagi semenjak kamu pergi dari rumah ini!" Ucap kakek Gulf itu.

"Aku sudah duga akan seperti ini. Aku hanya memberitahu kakek. Setelah itu terserah kakek mau merestui kami atau tidak. Aku tidak peduli."

Mew dan Gulf kini sedang mengunjungi rumah kakek Gulf. Mereka kini sedang berada di dalam ruang tamu. Di dalam ruang tamu itu ada Paman Gulf dan juga Art sepupu Gulf. Suasana di dalam ruangan itu terlihat sangat canggung dan mencekam, karena aura kakek yang seakan tidak suka dengan pernikahan Mew dan Gulf itu.

"Ayo duduk!"

Mew dan Gulf yang sedari tadi berdiri akhirnya duduk. Gulf mengajak Mew untuk duduk di salah satu sofa yang ada di dalam ruangan itu. Pandangan mata kakek tidak teralihkan dari Mew dan tatapan mata itu sungguh sangat tajam ketika melihat Mew. Mew benar-benar merasa ketakutan sekarang.

"Kakek sepertinya sangat senang setelah kepergianku. Apakah karena kakek sudah menemukan korban baru?"

"Apa maksudmu dengan korban baru?" Tanya sang kakek kepada Gulf.

"Seseorang yang bisa kakek salahkan dan menanggung semua masalah yang ditimbulkan oleh paman dan Art."

"Jaga bicaramu Gulf! Kamu benar-benar sudah gila!" Ucap paman Gulf.

"Apakah Art sudah membuat masalah baru lagi, kakek?"

"Gulf, aku tidak pernah membuat masalah kepadamu!" Ucap Art.

"Tidak pernah membuat masalah? Apakah aku tidak salah dengar Art?"

"Aku memang tidak pernah membuat masalah denganmu!"

"Lalu siapa yang membuat aku bertanggungjawab atas masalahnya hm?"

"Kan kakek yang menyuruhmu menanggungnya! Bukan aku!"

"Ini semua karena ketidakbecusanmu dalam bekerja!"

"Gulf, hentikan! Kamu tidak boleh menyudutkan saudaramu sendiri!" Ucap kakek Gulf.

"Saudara macam apa? Dia hanya orang yang tidak berkompeten yang berlindung dibalik namamu kakek."

"Sudah cukup Gulf!"

"Kenapa? Kakek ingin membelanya lagi?"

"Ini sudah keluar dari jalur pembicaraan kita!"

"Bukankah kakek tidak tertarik dengan pernikahanku?"

"Bukannya tidak tertarik, tapi apakah kamu sudah gila? Kamu menikahi orang yang membullymu! Aku bahkan pernah menawarkanmu untuk membunuhnya tapi kamu tidak menolak."

Mew yang mendengar kata-kata kakek Gulf itu langsung menelan ludahnya dengan kasar. Mew tidak menyangka kalau kakek Gulf dulu pernah ingin membunuhnya karena telah membully cucunya. Mew kini tanpa sadar membawa salah satu tangannya untuk menggenggam tangan Gulf.

"Apakah dia ketakutan sekarang?" Batin Gulf

"Aku tidak gila kakek. Aku menyukainya, makanya aku mau menikah dengannya."

"Menikah dengan seorang pembully, apakah kamu pikir kamu sedang berpikiran sehat sekarang? Kamu sudah gila Gulf!"

"Terserah, aku tidak tidak peduli. Yang aku tahu, aku sudah sangat mencintai Phi Mew sejak dahulu kala."

UNWRITTEN STORY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang