27. Ingatan nya yang hilang

9.9K 819 9
                                    

Biasakan vote terlebih dahulu. Pencet tanda bintang dipojok kiri bagian paling bawah. Vote dikit=slow update. Jadi harus vote terlebih dahulu. Jangan biasakan jadi silent reader yang tidak berguna.

Anw, jangan lupa nabung buat jemput akbar, kahfi, azaska sama alfaza tanggal 15 februari nanti.

-HAPPY READING-

Satu minggu kemudian

Setelah kejadian waktu itu, Kenzie ikut dengan sang Ayah dan tinggal sementara disana. Abim dipindahkan kemansion dan diberikan semua perawatan lengkap seperti dirumah sakit. Kenzie sama sekali tidak memberikan kabar kepada Chaca ataupun Charlatte. Bahkan ketika Chaca mengirimkan chat jika ia mengidam Kenzie hanya sekedar memenuhi hal itu dan tidak lebih.

"Dia terlihat lucu." Celutukan seorang paruh baya itu membuat Kenzie sadar dan menoleh kearah pintu, mendapati Rajasha dan Kavyan tersenyum kearah nya.

"Kamu belum makan dari tadi pagi Kenzie, Papa mu sudah membawakan makanan. Makan lah sedikit." Kavyan tersenyum dan meletakkan makanan diatas nakas.

"Pa, kapan Abim sadar?" Pertanyaan Kenzie membuat Kavyan menatap kearah Kenzie dengan bingung.

"Kenzie makan setelah Abim bangun saja."

"Kamu mau setelah Abim sadar yang dia lihat hanya jasad kamu? Makanlah atau Ayah yang akan menjejalkan makanan itu kemulut mu secara paksa." Rajasha ikut mendekat dan duduk ditepi kasur, memandang wajah Abim dengan saksama.

Gerakan kecil dari jari tangan Abim langsung disadari oleh Kenzie, ia menggenggam erat tangan itu dan membawanya ke pipi nya. Rajasha dan Kavyan yang melihat itu hanya saling menatap sebelum akhirnya keluar dari kamar.

"Abim, bangunlah. Saya ada disini." Bisikan itu terdengar begitu lirih. Kenzie tidak sabar menunggu Abim-nya bangun dan membuka mata nya. Abim-nya adalah matahari nya.

Kenzie menyaksikan dengan saksama, bagaimana kelopak mata Abim perlahan terbuka. Kenzie dengan perasaan deg deg an menggenggam tangan Abim. Mata indah itu kini terbuka, menatap sekeliling dengan bingung.

"Abim." Panggilan dari Kenzie nampak tidak mendapatkan respon dari Abim. Anak itu hanya menatap sekeliling yang tampak asing baginya. Seingat nya dulu dia hanya memiliki rumah kumuh yang bahkan atap nya bocor.

"Ini dimana?" Pertanyaan pertama yang terlontar itu mungkin bisa Kenzie pahami karena ini tempat asing bagi Abim-nya.

"Ini rumah ayah saya, bagaimana keadaan kamu?" Tanya Kenzie. Kala ia ingin menyingkirkan anak rambut Abim yang menutupi mata nya, Abim menangkis tangan Kenzie dan menatap laki-laki itu dengan jijik.

"Lo siapa?" Pertanyaan yang mampu meruntuhkan pertahanan Kenzie, belum lagi dengan tatapan jijik yang dilayangkan oleh Abim kepada.

"Kamu melupakan saya?" Tanya Kenzie, berusaha menjaga nada bicara nya.

"Gue gak pernah kenal cowo kayak lo."

••••••••••

"Mungkin benturan dikepala nya membuat Abim kehilangan ingatan nya untuk sementara. Dia hanya melupakan sebahagian nya saja." Dokter Jae menjelaskan sedikit tentang keadaan Abim saat ini. Anak itu masih dengan keadaan bingung menatap semua orang satu persatu.

"Tidak apa, dia akan mengingat nya dalam waktu dekat. Usahakan jangan terlalu memaksakan nya." Dokter Jae menepuk dua kali bahu Kenzie sebelum akhirnya pergi disusul Rajasha dan Kavyan.

"Abim, saya Kenzie. Anggap saja saya teman kamu." Kenzie mendekat dengan pelan agar Abim tidak menjauh darinya. Ia mencoba mengulurkan tangan nya kearah Abim namun hanya ditatap oleh laki-laki itu.

"Sejak kapan kita kenal?" Pertanyaan Abim membuat Kenzie mengulas senyum tipis.

"Mungkin sudah 8 bulan lebih." Jawab Kenzie, siapa yang sangka ternyata mereka sudah menikah selama itu. Waktu yang setiap hari nya Kenzie jalani dengan Abim ternyata sangat cepat.

"Gue ngerasa familiar sama lo, kita cuma temen?" Kenzie hanya tersenyum tanpa berniat menjawab.

"Jangan memaksakan nya, kamu akan mengingat semua nya nanti. Istirahat lah, saya akan keluar sebentar." Disaat Kenzie ingin pergi, ujung kemeja nya dipegang oleh jari tangan Abim.

Kenzie berbalik, menatap kearah Abim yang menundukkan bingung. Wajah nya benar-benar sangat lucu, rasanya Kenzie sudah sangat lama tidak melihat wajah berekspresi anak itu.

"Kamu butuh sesuatu?" Tanya Kenzie membuat Abim mendongkak.

"Temenin gue tidur."

-BERSAMBUNG-

setelah ku pikirin nih, mungkin chapter 30 end tapi ending nya gantung. 'kok gitu kak?' coba dipikir, silent reader's nya banyak banget😭🙏 enak bener mereka baca gratis tapi gak mau vote, jadi aku bikin 5 chapter untuk ending asli nya di pdf. biar yang baca cuma yang beli aja, dan aku gak bikin extra chapter di wp, karena kalau bikin extra chapter bakal ketahuan ending sebenarnya. aku nentuin harga 15k, 1 chapter itu anggp aja 2k 2×5 kan 10 dan 5k lagi nya aku pinta buat upah ngetik nya dari awal ngetik wp sampe tamat. keberatan gak? soal nya beneran deh, vote nya mentok di 100 gak nyampe 200 pula, jadi mari kita saling menghargai. yang sayang sama mari beli, bisa pake pulsa juga, yang mau tf juga boleh.

sampai jumpa 3 chapter lagii, terimakasih untuk reader's yg sudah memberikan vote dan komen nyaaa❤😍

Married To The CEO [BxB | End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang