Biasakan vote terlebih dahulu. Pencet tanda bintang dipojok kiri bagian paling bawah. Vote dikit=slow update. Jadi harus vote terlebih dahulu. Jangan biasakan jadi silent reader yang tidak berguna.
-HAPPY READING-
Setelah pulang dari pantai, Abim merebahkan diri nya di kasur sebentar untuk menghilangkan penat. Ia memejamkan mata nya, tersenyum kala ingatan tentang apa yang baru saja terjadi tadi muncul. Entah mengapa ini terasa menyenangkan sekaligus juga membahagiakan untuk Abim.
"Kamu tidak mandi dulu?" Kenzie memasuki kamar dan mendapati Abim yang tengah berbaring di kasur.
"Bentaran lah, gue mau rebahan dulu." Jawab Abim yang masih menutup mata nya.
Melihat itu, Kenzie menghela napas pelan. Mungkin jujur dari awal akan lebih baik jika nantinya Abim akan tahu dari orang lain. Kenzie naik keatas kasur dan duduk disamping Abim. Abim yang merasakan ada pergerakan dari seseorang lantas membuka mata dan mendapati Kenzie.
"Ada yang ingin saya bicarakan." Ucap Kenzie sedikit ragu. Ia menerka-nerka bagaimana sikap Abim saat tahu ini semua.
"Apaan dah? Serius amat." Ucap Abim, ia menatap Kenzie dengan bingung.
"Chaca, dia hamil anak saya." Ucap Kenzie tanpa mengalihkan tatapan nya dari Abim. Menunggu apa yang akan terjadi.
Abim sendiri sedikit terkejut, tapi mengingat kedua orang itu memang sering kepergok melakukan hal yang tidak senonoh membuat Abim sebisa mungkin bersikap biasa-biasa saja. Wajah nya bahkan tidak terlihat sedih atau bahkan marah. Ia hanya dia dalam waktu beberapa detik.
"Yaudah, gue gak heran kalau dia hamil. Lo berdua kan emang sering ngelakuin itu. Lagipula, lo bisa dapat keturunan kan dari dia." Jawab Abim seadanya.
Abim bangkit dari posisi nya, turun dari kasur berniat keluar dari kamar. Melihat gerak-gerik Abim yang sedikit aneh membuat Kenzie langsung turun dari kasur dan menahan lengan Abim agar anak itu tidak pergi.
"Dia meminta saya untuk menikahi nya." Bukan nya membujuk atau semacam nya, Kenzie memilih mengatakan hal lain.
"Yaudah nikah, apa susah nya? Gue juga gak ngelarang, tapi lo harus lepasij gue." Ucap Abim membuat Kenzie mengerutkan kening nya.
"Maksudnya kamu apa?" Tanya Kenzie untuk memastikan.
"Gak usah sok bego. Lo nikahin jalang lo dan lepasin gue. Setidak nya biarin gue hidup normal." Ucap Abim dengan helaan napas.
"Saya tidak mungkin melepaskan kamu." Ucapan Kenzie membuat emosi Abim sedikit terpancing. Ia dengan cepat berbalik badan dan kini berhadapan dengan Kenzie.
"Otak lo dimana? Lo mau nikahin jalang lo tanpa lepasin gue? Gitu?" Ucap Abim dengan nada suara yang mulai meninggi.
"Memang nya kenapa? Kamu keberatan?" Pertanyaan Kenzie membuat Abim semakin emosi.
"Iyalah anjing! Lo pikir gue mau lo duain gitu aja hah!?" Abim menatap Kenzie dengan wajah yang memerah karena menahan amarah.
"Kamu sudah menjadi milik saya sejak awal. Mana mungkin saya melepaskan barang berharga seperti kamu. Dan kamu tahu, saya membayar mahal untuk mendapatkan kamu." Ucap Kenzie, ia terkekeh menyadari apa yang ia ucapkan.
"Sialan lo Kenzie!"
•••••••
Setelah pergi dari kamar Kenzie, Abim duduk dibalkon kamar milik nya dulu. Ia menatap langit malam yang kini terlihat begitu indah, bulan nya pun tanpa malu-malu mencul menampakkan sinar nya. Abim menyentuh bagian dada nya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.
Bohong jika Abim tidak sakit hati, bohong jika Abim bilang ia tidak apa-apa jika Kenzie menikahi Chaca. Laki-laki itu baru saja bersikap begitu manis padanya, lalu setelah itu semua nya langsung leyap hanya karena sebuah kabar sialan.
"Mau ngelawan atau gimana pun juga gak mungkin, si setan gak bakal lepasin gue gitu aja." Monolog Abim.
Merasa udara malam semakin dingin membuat Abim memutuskan untuk masuk kedalam kamar dan menutup pintu balkon. Ia baru saja berbalik badan dan sudah di hadapkan oleh Kenzie yang kini tengah berdiri didepan nya dan hanya menggunakan kolor saja.
"Kenapa lagi? Mo de-"
"Saya ingin tidur dengan kamu, apakah tidak boleh?" Tatapan pria berumur 26 tahun itu terlihat lucu bagi Abim.
"Maafkan saya perihal tadi. Bisakah kita melupakan itu sebentar? Saya hanya ingin tidur dengan tenang malam ini."
Mungkin, tidak ada salahnya Abim tidur dengan Kenzie untuk malam ini sekali lagi. Karena jujur saya, rasanya tidur Abim lebih nyenyak daripada biasa jika bersama Kenzie. Dan Abim menyukai pelukan hangat dari pria ini.
-BERSAMBUNG-
mampir sini yok, nanti aku up lagi kalau rame
KAMU SEDANG MEMBACA
Married To The CEO [BxB | End]
AléatoireKehidupan bebas Abim berubah setelah dirinya menikah dengan seorang CEO kaya raya. Melunasi hutang sang Ayah dengan cara menikahi sang CEO, Abim yang biasa selalu bersikap semena-mena kini harus patuh pada titah orang yang saat ini jadi suami nya. ...