Biasakan vote terlebih dahulu. Pencet tanda bintang dipojok kiri bagian paling bawah. Vote dikit=slow update. Jadi harus vote terlebih dahulu. Jangan biasakan jadi silent reader yang tidak berguna.
-HAPPY READING-
Setelah melakukan hal yang melelahkan tadi malam, Abim pagi ini terbangun dan langsung mendapati wajah Kenzie yang masih terlelap. Tangan kekar laki-laki itu terasa erat meleluk Abim membuat sang empu susah bergerak. Abim menatap lama wajah damai Kenzie. Jika tidur seperti ini Kenzie lebih terlihat tampan dari biasanya.
"Sudah puas melihat wajah saya?" Abim langsung memalingkan wajah nya kala suara Kenzie terdengar di indra pendengar nya.
Kenzie membuka mata dan tersenyum kearah Abim, ia meraih wajah Abim agar anak itu melihat kearah nya. Sebuah kecupan mendarat dibibir Abim. Serta jangan lupakan senyum manis Kenzie. Abim memalingkan wajah nya yang sedikit memerah akibat tindakan Kenzie.
"Jika kamu tidak ada kerjaan hari ini, ingin berjalan-jalan dengan saya?" Abim langsung menatap Kenzie dengan aneh. Heran saja, laki-laki itu tiba-tiba mengajak nya jalan-jalan.
"Berhenti menatap saya seperti itu. Jika kamu tidak ingin, tidak masalah. Saya akan pergi bekerja kalau begitu."
"Iya, iya gue mau!" Jawab Abim dengan ketus. Tidak ada salahnya keluar bersama Kenzie, daripada diri nya mati kebosanan dirumah sebesar ini.
"Mandi lah terlebih dahulu. Ah, atau kamu ingin mandi dengan saya?" Seringai tipis itu membuat Abim bercak kesal. Ia melempar bantal kearah Kenzie lalu kemudian berlari ke kamar mandi.
"Apakah dulu dia juga selucu ini?" Kenzie bertanya pada dirinya sendiri.
Jika Kenzie ingat-ingat, dulu pertama kali bertemu dengan Abim. Wajah anak itu bisa dibilang tidak terlihat seperti pihak bawah, sikap nya juga memang suka memberontak. Tapi berjalan sejauh ini, lihat bagaimana anak itu tersipu malu. Kenzie rasa proposi tubuh Abim juga terlihat lebih berisi.
"Argh, sial. Saya memikirkan hal yang tidak-tidak lagi." Sebelum pikiran nya pergi lebih jauh, Kenzie berdiri dan mengambil handuk untuk mandi.
Membuka kamar mandi, dirinya langsung disuguhkan pemandangan Abim yang telanjang bulat. Benar, seperti apa yang tadi Kenzie pikirkan. Pantat anak itu lebih berisi. Kenzie mendekat dan memeluk tubuh Abim dari belakang.
"Sebelum berangkat, bagaimana bermain satu ronde dulu?"
"Dasar orang tua mesum, cabul! Mau penis lo gue potong habis hah!? Lepasin gak tangan lo?"
"Sebelum kamu memotong habis penis saya, bagaimana jika biarkan dia menikmati pantat kamu sebentar, hm?"
•••••••••
"Kamu suka?" Tanya Kenzie, kedua nya saat ini sedang ada ditoko parfume. Kenzie sedari tadi sibuk memilih wangi parfume yang cocok untuk Abim.
"Kamu suka wangi Camelia? Saya rasa ini cocok untuk kamu." Ucap Kenzie, ia menyodorkan botol parfume tersebut kearah Abim agar anak itu bisa menghirup aroma nya.
"Ini parfume cewek gak sih?" Tanya Abim ragu.
"Apakah salah jika laki-laki juga memakai nya? Jika kamu malu, pakailah jika saat ingin bertemu saya saja. Dan juga, bunga Camelia memiliki arti yang tangguh dan menawan. Sama seperti kamu," ucap Kenzie, ia kemudian membisikkan sesuatu di telinga Abim "tangguh dan menawan ketika diranjang." Bisik Kenzie melanjutkan ucapan nya tadi.
"Bisa gak otak lo itu gak harus selangkang mulu?" Abim menatap tajam kearah Kenzie membuat laki-laki tertawa.
"Baiklah, kita ambil yang ini. Setelah ini, kamu ingin kemana?" Tanya Kenzie.
Keduanya nya kini keluar dari toko dan memasuki mobil. Sebenarnya Abim sedikit bingung kenapa hari ini Kenzie sedikit berbeda dari sebelumnya. Apakah laki-laki tua itu memiliki niat lain? Dan juga, kenapa hari ini Kenzie terlihat lebih mesum dari sebelumnya?
"Jangan melamun." Tegur Kenzie membuat lamunan Abim buyar.
"Ingin Dinner dengan saya?"
"Hah?" Abim terlihat sedang memproses apa yang baru saja dikatakan oleh Kenzie. Dinner? Apa laki-laki itu mengajak nya berkencan? Woah, rasanya Abim kehilangan kata-kata.
"Jika tidak ingin, kita langsung pulang saya."
"Gue mau."
•••••••
"Kamu lebih suka makan apa?" Setelah menerima ajakan kencan dari Kenzie, kedua nya kini duduk berhadapan dengan makanan yang tersusun rapi diatas meja.
"Gue suka makan apa aja." Jawab Abim, ia menyuapkan sebuah makanan berkuah yang sebenarnya Abim tidak tau apa nama nya. Baru saja makanan itu dia telan, rasa pedas yang menyengat langsung menyerang lidah Abim.
"Ah sial! Makanan apaan ini anjir! Pedes banget." Abim bisa dikatakan tidak terlalu suka makanan pedas.
"Minum ini." Kenzie langsung menyodorkan segelas air pada Abim yang langsung diminum anak itu hingga tandas.
"Merasa lebih baik?"
"Enggak anjir! Lo sengaja yah pesan makanan pedes gini biar mhhhh!" Kenzie dengan gesit bangkit dari kursi nya dan mencium bibir Abim. Lidah nya menerobos masuk ke mulut Abim.
"Mhhhh!" Abim berusaha mendorong Kenzie, tapi tangan laki-laki itu mencengkram bahu nya dengan kuat. Abim bisa merasakan lidah Kenzie yang bermain-main didalam mulut nya. Merasa tidak ada guna nya melawan, Abim memejamkan mata nya. Lidah nya kini ikut bermain dengan lidah Kenzie dan melupakan rasa pedas tadi.
Ciuman mereka terputus, Abim mengambil napas dengan rakus. Setetes air liur juga mengalir di dagu nya, ia menatap Kenzie dengan kesal.
"Apakah lebih baik?" Tanya Kenzie dan dijawab anggukan oleh Abim.
"Jika begitu, bolehkah kamu membantu saya dengan bagian dibawah ini?" Kenzie meraih tangan Abim dan meletakkan nya di tengah selangkang nya yang menggembung.
"Ah sial, dasar tua bangka cabul."
-BERSAMBUNG-
Spam komen dong, kasih semangat jugaa biar aing semangat up nya(≡^∇^≡)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married To The CEO [BxB | End]
AcakKehidupan bebas Abim berubah setelah dirinya menikah dengan seorang CEO kaya raya. Melunasi hutang sang Ayah dengan cara menikahi sang CEO, Abim yang biasa selalu bersikap semena-mena kini harus patuh pada titah orang yang saat ini jadi suami nya. ...