13. 'Saya mencintai kamu'

14.6K 1K 37
                                    

Biasakan vote terlebih dahulu. Pencet tanda bintang dipojok kiri bagian paling bawah. Vote dikit=slow update. Jadi harus vote terlebih dahulu. Jangan biasakan jadi silent reader yang tidak berguna.

-HAPPY READING-

-HAPPY READING-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

K

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

K

enzie yang saat ini duduk bersandar di sofa dengan Abim disamping nya langsung meneganggak badan saat melihat foto yang dikirim oleh Chaca. Bagaimana bisa wanita itu hamil? Kenzie menatap Abim yang kini duduk bersandar di bahu nya dengan mata yang pokus menatap televisi. Apa yang harus Kenzie lakukan? Ia baru saja berbaikan dengan Abim.

"Saya ada urusan mendadak, kamu tidak apa-apa saya tinggal?" Tanya Kenzie, ia menatap Abim dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Udah biasa juga kan lo tinggal, jadi pergi aja." Abim menjawab dengan nada yang sedikit ketus.

Kenzie menghela napas pelan, ia mencium singkat pipi Abim sebelum akhirnya bangkit dari posisi duduk nya dan berjalan menuju kamar guna berganti pakaian. Selang beberapa menit, Kenzie turun dari anak tangga dengan pakaian formal nya. Ia menatap lama kearah Abim sebelum akhirnya pergi.

Abim menoleh setelah pintu rumah tertutup sempurna. Terdengar helaan napas yang keluar dari mulut nya, untuk apa Kenzie keluar malam-malam seperti ini? Entah, Abim sedikit khawatir dan mungkin juga ia agak overthinking.

Disisi lain, Kenzie menggendari mobil nya dan memasuki area parkiran hotel. Kenzie keluar dari mobil dan langsung masuk kedalam gedung. Langkah kaki nya lebar, wajah nya datar seperti biasanya. Namun kali ini, degup jantung nya berpacu lebih cepat akibat gugup dan sedikit takut jika apa yang Chaca kirimkan tadi adalah sebuah fakta.

Memasuki sebuah unit hotel, Kenzie langsung disambut pelukan oleh Chaca. Wanita itu menatap Kenzie dengan bahagia seakan-akan tidak masalah. Chaca tentu sangat senang dengan kehamilan nya, dengan ini ia bisa hidup berdampingan dengan Kenzie. Dan tentu nya, Chaca bisa menyingkirkan Abim.

"Lepaskan." Desis Kenzie. Ia mendorong pelan tubuh Chaca agar wanita itu melepaskan pelukan nya.

"Gak mau. Aku lagi bahagia banget, akhirnya aku hamil. Mas, aku bisa ngasih kamu keturunan." Ucap Chaca dengan nada sedang.

"Tapi saya tidak berniat untuk memiliki keturunan apalagi dari kamu." Jawab Kenzie. Ia berhasil melepaskan pelukan Chaca dan sedikit menjaga jarak dengan wanita itu.

"Kenapa? Kamu mau bocah laki-laki itu yang memberikan kamu keturunan? Buat apasih kamu mempertahankan sampah seperti dia? Aku bisa ngasih apapun buat kamu, bahkan aku bisa ngasih keturunan." Chaca berucap dengan nada yang sedikit kesal, ia berusaha meraih tangan Kenzie namun sang empu lebih dulu menarik diri.

"Apa kamu yakin itu anak saya? Bagaimana jika itu anak pria lain?" Tanya Kenzie sedikit ragu.

"Kamu nuduh aku bersetubuh dengan pria selain kamu, Mas?" Tanya Chaca dengan nada yang sedikit bergetar.

"Siapa yang tau? Saya akan melakukan tes DNA pada kandungan kamu setelah berumur 2 bulan." Ucap Kenzie dengan telak.

"Tapi aku mau kamu nikahin aku dalam waktu 1 minggu."

••••••••

Kenzie memasuki rumah dengan pikiran yang kacau, rambut nya sedikit berantakan, dan jas nya pun kini sudah ia lepas menyisakan kemeja putih yang beberapa kancing atas nya terbuka. Atensi nya teralihkan pada televisi yang masih menyala, ia melirik kearah jam tangan yang menunjukkan pukul 23:49.

Seorang pengurus rumah tangan datang menghampiri Kenzie, mengambil jas yang ada ditangan Kenzie. Sebelum pengurus rumah tangga itu pergi, Kenzie menyempatkan untuk bertanya.

"Sejak kapan Abim tertidur di sofa?" Tanya Kenzie melirik sosok pemuda yang kini tidur meringkuk disofa.

"Setelah anda pergi tadi, Tuan muda masih melihat televisi dan satu jam tadi mungkin dia sudah tertidur." Jawab pengurus rumah tangga itu dan pergi.

Kenzie berjalan mendekat, ia duduk berjongkok didepan Abim. Menyisihkan helai rambut yang mengenai mata anak itu. Abim membuat mata nya perlahan merasa ada pergerakan kecil dari seseorang. Mata nya bertemu tatap dengan mata Kenzie.

"Udah pulang? Gimana urusan lo?" Abim bertanya dengan nada yang serak.

"Tidak apa-apa, saya bisa mengatasi." Jawab Kenzie, ia kemudian mencium dahi Abim membuat sang empu memejamkan mata nya.

"Ayo ke kamar, disini dingin." Abim membiarkan Kenzie yang menggendong tubuh nya ala bridal style, ia mengalungkan tangan nya dileher Kenzie dan menyembunyikan wajah nya diceruk leher pria itu.

"Abim, jika saya bilang 'saya mencintai kamu' apakah kamu akan percaya?"

-BERSAMBUNG-


Akuuu kembalii, akhirnya ujian ku selesai. gak kerasa beberapa hari lagi bakal tahun baru, perasaan baru bulan kemarin gue ngerasain tahun baru. semua nya berubah secepat itu ternyata. ayo dong vote nya naikin lagi biar aku makin semangat update, kalau bisa sih rajinin aja tagihin up. aku kadang lupa up kalau lagi asik² nya. apalagi sekarang aku nemu dracin baru, kayak nya bakal keasikan sendiri deh. tapi insyaallah aku bakal up seminggu sekali kalau mood nulis ada.

makasih banyak yang masih disini, ngevote cerita ini. komen banyakin dong, kasih semangat kek gitu. kalau vote nya gak nyampe 100 aku gak bakal up satu bulan lebih(๑˃̵ ᴗ ˂̵)و

Married To The CEO [BxB | End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang