-HAPPY READING-
"Kenziee." Sepertinya Kenzie sudah terbiasa kala nama nya yang dipanggil dengan nada yang begitu menggemaskan. Terlihat Abim yang menuruni anak tangga dengan baju yang sudah rapi dan celana pendek selutut.
"Kamu ingin kemana?" Tanya Kenzie, Abim terlihat menundukkan kepalanya sedikit malu dengan pakaian nya.
"Bagus gak?" Pertanyaan yang keluar dari mulut anak itu membuat Kenzie tak bisa menahan tawa nya. Abim sedikit terpengarah kala melihat Kenzie yang tertawa begitu lepas.
"Kamu sudah cantik bahkan tanpa berdandan sekalipun," Kenzie merendahkan sedikit badan nya dan mengecup singkat pipi Abim membuat anak itu tersipu malu.
"Kamu ingin kemana? Biar saya temani." Abim menggelengkan kepalanya membuat Kenzie sedikit bingung.
"Mengapa tidak ingin saya temani?" Tanya Kenzie.
"Ini rahasia. Aku boleh pinjem uang?" Kenzie mengambil dompet nya dan menyerahkan kartu atm kepada Abim membuat anak itu sedikit bingung.
"Aku pinjem nya uang, bukan kartu." Ucap nya yang lagi-lagi berhasil membuat Kenzie terkekeh geli.
"Jika ingin jajan, berikan kartu ini pada kasir nya, oke?" Tak ingin memperpanjang ia lantas hanya mengangguk kemudian menyunggingkan senyum manis.
"Joardan akan menemani kamu, bilang pada saya jika dia melakukan kesalahan. Dan ingat, jangan lupa untuk menghubungi saya." Abim mengangguk sebelum akhirnya pergi dan diikuti oleh Joardan.
"Tuan muda, hati-hati." Setelah keluar dari mansion Rajasha, Abim berlari ke arah mobil membuat Joardan sedikit terkejut.
"Joa ayoo cepet!" Joardan sedikit terkejut kala Abim memanggilnya dengan nama depan. Ia segera menyusul anak itu dan masuk kedalam mobil. Menjalankan mobil dengan santai, Joardan sesekali melihat kearah cermin guna memantau Abim yang tengah terkikik geli sambil bermain handphone.
Abim sebenarnya sedikit marah karena respon Kenzie yang tidak sesuai harapan nya. Ia meletakkan handphone nya dan menekuk wajah kesal membuat Joardan bingung."Tuan muda, anda ingin pergi kemana?" Pertanyaan Joardan membuat Abim sadar, ia pergi keluar untuk membelikan sesuatu untuk Kenzie sebagai hadiah atau ucapan terimakasih karena laki-laki itu sudah melakukan banyak hal untuk nya padahal Abin tidak mengingat apapun.
"Joa ayo ke mall." Joardan hanya mengangguk dan melajukan mobil nya. Tak butuh waktu lama untuk kedua nya sampai disebuah mall besar dikota. Abim keluar dari mobil dan menatap takjub pada gedung tinggi yang menjulang.
Ia masuk ke dalam diikuti oleh Joardan yang senantiasa mengawasi sekitar. Ia tiba-tiba teringat akan Kenzie, Joardan mengambil handphone nya dan mengambil potret Abim yang sangat pas. Joardan tanpa pikir panjang langsung mengirimkan nya pada Kenzie.
"Tuan muda, bisakah anda menunggu sebentar disini? Saya ingin ke toilet." Abim yang melihat wajah Joardan yang menahan sesuatu hanya mengangguk dan membuat Joardan segera pergi memenuhi panggilan alam.
Abim awal nya hanya berdiri ditempat seperti yang Joardan bilang. Namun seseorang yang menghampiri nya membuat Abim bingung. Wajah nya seperti familiar tapi Abim tidak bisa mengingat apapun.
"Sudah sadar kamu ternyata, pantas saja Kenzie lupa untuk pulang kerumah karena asik dengan pelacur nya." Chaca menatap sinis kearah Abim membuat anak itu bingung.
"Kamu siapa?" Pertanyaan dari Abim membuat Chaca sedikit bingung. Namun sebuah ide tetlintas diotak nya, ia menarik pergelangan tangan Abim dan membawa pergi anak itu. Sedangkan Abim berusaha memberontak tapi cekalan tangan Chaca mengencangkan membuat Abim meringis kesakitan.
"Lepasin! Dasar cewek gak jelas!" Chaca dengan kasar memaksa Abim untuk masuk kedalam mobil nya dan menutup pintu membuat Abin mengedor-gedor kaca mobil.
Chaca masuk kedalam mobil dan langsung menjalankan mobil nya. Ia menjalankan mobil dengan laju yang cukup kencang membuat Abim sedikit takut.
"Kamu lihat perut saya? Saya sedang mengandung anak Kenzie! Dan gara-gara kamu Kenzie tidak pulang kerumah satu minggu lebih." Abim memandang tidak percaya pada perut Chaca yang memang mulai terlihat.
"Kenzie sudah menikah?" Abim berusaha menetralkan nada bicara nya, ia tidak ingin percaya pada wanita ini.
"Ya, dan kamu adalah orang ketiga didalam rumah tangga saya. Kamu adalah pelacur sialan yang menggoda suami saya, dasar pelacur." Perkataan Chaca yang terkesan memojokkan Abim membuat anak itu memegang kepala nya yang berdenyut nyeri.
"Saya terima nikah dan kawinnya Abim Kavindra dengan mas kawin rumah beserta isinya dibawar tunai!"
"Abim, jika saya bilang 'saya mencintai kamu' apakah kamu akan percaya?"
"Kamu seperti anak yang tidak di didik Abim, minta maaflah jika kamu melakukan kesalahan. Apa Ayah dan Ibu mu tidak mengajarkan kamu cara nya minta maaf pada orang?"
"Chaca, dia hamil anak saya."
"ENGGAK!" Kilas balik adegan itu berputar seperti kaset rusak dikepala Abim membuat anak itu menjambak rambut nya sendiri menahan nyeri dikepala.
Disisi lain, Joardan terlihat panik kala tidak melihat Abim ditempat. Ia bahkan sempat berkeliling mall sebelum akhirnya pergi keruangan cctv dan melihat Chaca yang menyeret paksa Abim. Dengan cepat Joardan menghubungi Kenzie. Joardan dengan tangan gemetar menelepon Kenzie, dada nya berdegup kencang kala telepon tersebut sudah terhubung.
"Tuan besar, Chaca menculik Tuan muda."
-BERSAMBUNG-
1 chapter lagiiii
Ayo spam next→
KAMU SEDANG MEMBACA
Married To The CEO [BxB | End]
RandomKehidupan bebas Abim berubah setelah dirinya menikah dengan seorang CEO kaya raya. Melunasi hutang sang Ayah dengan cara menikahi sang CEO, Abim yang biasa selalu bersikap semena-mena kini harus patuh pada titah orang yang saat ini jadi suami nya. ...