23. Hal yang tidak bisa dihindari

11.2K 791 23
                                    

Biasakan vote terlebih dahulu. Pencet tanda bintang dipojok kiri bagian paling bawah. Vote dikit=slow update. Jadi harus vote terlebih dahulu. Jangan biasakan jadi silent reader yang tidak berguna.

Anw, jangan lupa nabung buat jemput akbar, kahfi, azaska sama alfaza setelah pemilu nanti.

-HAPPY READING-

Jam sudah menunjukkan pukul 23:19, Kenzie terlihat mondar mandir di ruang tamu. Terlihat ekspresi khawatir yang sangat kentara di wajah nya. Ia langsung meraih handphone milik nya yang tergeletak diatas meja ruang tamu, membuka aplikasi whatsapp dan mengirimkan pesan pada Joardan. Setelah selesai, Kenzie langsung memasukkan handphone nya ke kantong celana dan keluar dari rumah.

"Kamu mau kemana mas?" Chaca yang baru saja keluar dari kamar langsung bertanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu mau kemana mas?" Chaca yang baru saja keluar dari kamar langsung bertanya.

"Saya ada urusan sebentar." Jawab Kenzie seadanya kemudian pergi meninggalkan Chaca yang berdiri didepan pintu kamar sendirian.

Chaca memutar bola mata nya malas, Kenzie tidak pernah mengkhawatirkan diri nya seperti ia mengkhawatirkan Abim. Bahkan selama menjalin hubungan dengan Kenzie, laki-laki itu hanya bersikap seperti orang pada umum nya. Walaupun dulu Kenzie sempat sangat memanjakan nya, tapi perlakuan itu berbeda dengan apa yang Kenzie lakukan pada Abim.

Kembali pada Kenzie, kini dirinya sudah memasuki mobil yang dibawa oleh Joardan. Joardan dengan cepat melajukan mobil nya menuju lokasi yang sudah Kenzie beritahukan. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama, Joardan menghentikan mobil nya kala melihat banyak nya orang yg bergerombong didepan jalan sana.

"Sepertinya ada kecelakaan, Tuan." Ucap Joardan memberi tahu Kenzie. Kenzie membuka pintu mobil dan keluar, membuat Joardan juga mau tak mau ikut keluar bersama.

"Coba kamu periksa." Joardan mengangguk dan kemudian berjalan mendekat kearah rombongan.

Berusaha menerobos rombongan, Joardan dikejutkan dengan sosok Tuan muda nya yang tergeletak bersimbah darah. Ia melirik kearah kedua teman Abim yang terlihat linglung tanpa melakukan apapun, begitu pun dengan semua orang yang ada disekitar. Mereka dengan bodoh nya hanya memperhatikan tanpa berniat menolong dengan cepat.

"APA KALIAN SEMUA GILA!? CEPAT PANGGIL AMBULAN!" Joardan berteriak membuat Madan dan Fazri gelagapan.

"Joardan, ada ap- Abim!?" Kenzie yang tadi mendengar teriakan panik Joardan langsung melangkah mendekati.

"ABIM!" Kenzie dengan cepat langsung bersimpuh didepan tubuh Abim, ia mengangkat kepala anak itu dengan pelan dan dengan tangan yang bergetar kala melihat darah Abim mengotori aspal.

"Joardan cepat ke rumah sakit terdekat!" Kenzie mengangkat tubuh Abim, ia masuk kedalam mobil bersama dengan Joardan. Terlihat Kenzie yang memeluk tubuh Abim dengan begitu erat, laki-laki berumur 26 tahun itu menangis.

"Joardan, cepatlah!" Joardan dengan cepat menambah kecepatan laju mobil nya, terlihat di ujung sana sebuah rumah sakit kecil.

"Tolong bertahanlah."

••••••••

"Tuan besar, sebaik nya anda mengganti pakaian anda. Di mobil ada kemeja, saya akan mengambil kan nya." Mendengar perkataan Joardan membuat Kenzie langsung sadar, ia langsung melihat kaos baju nya yang berwarna putih kini sudah penuh dengan noda darah.

"Saya akan berganti pakaian nanti." Jawab Kenzie membuat Joardan tidak berani lagi membuka suara.

Seorang dokter wanita keluar dari ruangan diikuti oleh para suster. Melihat hal itu membuat Kenzie langsung bangkit dari kursi dan menghampiri nya. Laki-laki yang biasanya selalu tampil berwibawa dengan jas nya kini terlihat begitu berantakan. Wajah yang menggambarkan kekhawatiran yang begitu jelas.

"Bagaimana keadaan Abim?" Tanya Kenzie.

"Saudara Abim kehilangan banyak darah karena terlambat dibawa kerumah sakit, untung nya masih bisa diselamatkan. Lecet di lengan serta goresan diwajah nya sudah kami obati, mungkin akan sembuh dengan waktu beberapa hari, namun kami tidak bisa memastikan bekas nya akan hilang sepenuh nya. Dan juga," Dokter wanita itu menghentikan ucapan nya dan melirik Kenzie dan Joardan secara bergantian.

"Apakah kalian berdua keluarga Saudara?" Tanya sang Dokter. Terlihat Kenzie yang menengok sebentar kearah Joardan sebelum menjawab.

"Saya kakak laki-laki nya, dan dia adalah paman nya." Jawab Kenzie yang membuat Joardan sedikit terkejut. Apakah wajah nya terlalu Tua hingga disebut paman?

"Benturan di kepala Saudara Abim cukup parah, untuk saat ini saya tidak bisa memastikan apa yang akan terjadi kedepan nya. Dan alangkah baik nya jika kalian membawa nya kerumah sakit yang lebih besar agar ditangani lebih lanjut oleh dokter ahli." Dokter tersebut tersenyum sebelum akhirnya pamit undur diri.

Kenzie berjalan dengan langkah yang gontai, memasuki ruang inap Abim. Mata nya langsung menangkap sosok Abim yang tengah terbaring di bankar rumah sakit. Kenzie dengan cepat mengusap air mata yang lagi-lagi menetes tanpa ia izinkan.

"Maaf sudah terlambat menyelamatkan kamu."

-BERSAMBUNG-

jangan lupa nabung buat jemput akbar, Kahfi, alfaza dan azaska.

spam next→

Married To The CEO [BxB | End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang