••••••
"Saya terima nikah dan kawinnya Abim Kavindra dengan mas kawin rumah beserta isinya dibawar tunai!" Ucapan Ijab kobul yang lantang terdengar di ruangan membuat anak yang bernama Abim itu menunduk dengan tangan terkepal.
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"SAH!"
Abim Kavindra, seorang anak SMA yang saat ini baru naik kelas 11. Kehidupan Abim berubah setelah kematian sang Ayah, dirinya terpaksa menikah dengan seorang laki-laki guna melunasi hutang sang Ayah.
Seseorang yang disamping nya menyodorkan tangan bermaksud menyuruh Abim untuk menyalimi tangan nya. Abim paham, dirinya menyalimi tangan lelaki yang kini sudah menjadi suaminya.
Abim tidak pernah berpikir akan seperti ini kehidupan nya, menikahi seseorang yang memiliki jenis kelamin yang sama dengan dirinya.
Kenzie Rajasha, seorang CEO berumur 26 tahun. Pemilik perusahaan KENZIE EM, memiliki paras yang tampan dan mempesona. Sifat yang dingin dan keras kepala Kenzie membuat banyak wanita tidak bisa mendapatkan nya.
Setelah akad dan menyambut para tamu, akhir nya acara hari ini berjalan dengan sempurna. Kenzie memilih menginap dihotel daripada pulang kerumah.
Abim, anak itu hanya berdiri memperhatikan Kenzie yang mulai melepas pakaian nya. Otak kecil Abim mulai memikirkan hal yang aneh. Abim menggeleng dengan cepat sebelum otak nya pergi terlalu jauh.
"Tenang saja, saya tidak akan tidur sekasur dengan mu." Ucap Kenzie lalu pergi meninggalkan Abim sendiri didalam kamar hotel.
"Najis gue tidur sama dia." Gumam Abim bergidik ngeri.
Dia mulai melepaskan pakaian formal nya, menggantinya dengan celana pendek sepaha dan baju kaos putih yang sedikit transparan. Abim merebahkan diri dikasur, menutup mata nya untuk menuju alam mimpi.
Abim tanpa gangguan tidur dengan nyenyak. Sedang kan Kenzie, setelah hampir satu jam mencari kamar hotel yang kosong, orang itu tidak menemukan nya sama sekali. Mau tidak mau dirinya tidur dengan Abim.
Kenzie menatap Abim yang saat ini tertidur pulas dikasur. Perlahan menaiki kasur agar sang bocil tidak terganggu, Kenzie merebahkan diri dan menutup mata nya.
Tidak ada malam pertama untuk mereka saat ini.
••••••
Abim mencoba menggeliat, namun rasanya susah akibat sebuah tangan yang memeluk erat tubuh nya. Setelah dipikir-pikir Abim hanya tidur sendiri tadi malam. Lalu tangan siapa ini?
Abim membuka mata nya perlahan, menyipitkan mata saat melihat seseorang yang tidur pulas disamping nya. Awalnya dirinya tidak mempersalahkan hal itu, namun saat menyadari akan sesuatu Abim seketika menendang Kenzie hingga terjatuh dari kasur.
"Shit! Apa yang kamu lakukan!?" Marah Kenzie pada Abim.
"Ya lo ngapain tidur disini? Mana pake acara meluk-meluk segala lagi!"
Kenzie kehilangan kata-kata nya, dirinya berdecih lalu berdiri dan menatap datar kearah Abim.
"Mandi, setelah itu kita akan kemansion saya." Ucap Kenzie lalu pergi ke kamar mandi.
Abim? Anak itu terlihat tidak peduli, dirinya melanjutkan tidur nyenyak nya. Dirinya tidak peduli jika nanti Kenzie meninggalkan nya dihotel ini sendirian. Itu lebih bagus, pikir Abim.
Beralih kepada Kenzie, lelaki itu baru saja selesai mandi. Diri menggeram marah saat melihat Abim masih bergulung dikasur.
Plak!
"Anjing!" Refleks Abim memaki saat seseorang menampar pipi pantat nya dengan keras.
"Saya bilang bangun! Kamu tuli?" Kenzie berucap dengan nada marah.
"Iya gue tuli! Kenapa? Lo gak suka?" Balas Abim tak mau kalah.
"Ck, gue bakal balik kerumah gue sendiri!" Abim mengambil barang yang menurut nya milik nya. Berjalan melewati Kenzie begitu saja.
Sebelum melangkah lebih jauh, Kenzie lebih dulu menahan pergelangan tangan Abim. Memojokkan anak itu ke dinding dan menatap nya intes.
"Kamu adalah mainan yang berhak saya atur. Jadi bersikaplah baik selagi saya masih memperlakukanmu seperti manusia." Ucap Kenzie dengan penuh penekanan.
"Terus, gue harus patuh sama semua perintah lo gitu? Ck, gue gak semudah itu tunduk sama seseorang." Balas Abim menatap Kenzie dengan berani.
Kenzie membelai pipi Abim namun sedetik kemudian sebuah silet sudah ada ditangan Kenzie. Entah dari mana silet itu berasal, Abim tidak bisa memikirkan nya.
"Ah, seperti nya saya menemukan mainan yang lebih bagus kali ini." Perlahan, Kenzie menggoreskan silet kepipi Abim.
"Kenapa gak lo teken lebih dalam?" Abim dengan berani menekan tangan Kenzie sehingga silet tersebut semakin dalam menggores kulit pipi nya.
Kenzie sendiri terkejut akan perlakuan yang Abim lakukan, ia dengan cepat menjauhkan tangan nya dari pipi Abim.
"Cepat bersiap, kita pergi kemansion. Ingat, saya tidak menerima bantahan."
-BERSAMBUNG-
sehari gk ada bl gk afdol, komen dlu gimn chapter pertama ini? lanjut gak?vote and komen, thank you
![](https://img.wattpad.com/cover/332825695-288-k391585.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married To The CEO [BxB | End]
RandomKehidupan bebas Abim berubah setelah dirinya menikah dengan seorang CEO kaya raya. Melunasi hutang sang Ayah dengan cara menikahi sang CEO, Abim yang biasa selalu bersikap semena-mena kini harus patuh pada titah orang yang saat ini jadi suami nya. ...