Perkenalkan, Ledib. Lelaki sempurna yang memiliki banyak tokoh antagonis di kisah kehidupannya. Ingin sekali mengakhiri hidup, tapi masih ingat dengan Ibu yang selalu menyayanginya. Takut sekali dengan lelaki yang berinisial A, ia selalu menganggap sampah Ledib.
Umur 15 tahun, kelas delapan C. Perawakan sempurna. Kulit putih mempesona, cantik dan tampan pun menjadi satu di wajahnya, bakat yang melampaui batasan, religius dan anti sosmed. Namun, penyakitan. Katanya, orang penyakitan cepat mati.Pengagum laut, dan sajak. Memandangi langit biru serta laut biru yang menjadi satu sambil merasakan angin kencang yang menerpa kulit putihnya. Oh, di mata orang, hidupnya sungguh bahagia. Namun kenyataannya, tidak. Itu cuma harapan Ledib yang tidak akan pernah terjadi.
Ibu sakit-sakitan, Ayah tenggelam di dunia perjudian, Kakak perempuan yang melayani banyak lelaki gila lubang, serta adik laki-laki yang masih duduk di bangku SMP, namun sudah tenggelam di dunia mabuk-mabukan serta wanita malam, di-bully oleh satu lelaki yang satu kelas dengan Ledib karena ia tidak suka melihat Ledib yang terlalu sempurna. Hanya Ibu satu-satunya harapan dan tempat bersandar Ledib paling nyaman.
Seringkali ia mengungkapkan kalimat ini di doanya ; Ampunilah dosa kedua orang tuaku, serta saudara-saudaraku. Masukkan lah mereka ke surga-Mu.
Di sisi lain, ia juga sering berharap cepat terdekap di tempat yang ia pilih untuk menghentikan kelanjutan hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu, Ledib Lelah. [Wijaya Wahyuda Angst Fanfiction.]
Fanfiction"Tolong, cepat ambil jiwa ini. Dekap jiwa ini dengan erat sampai nafasnya terhenti." Ledib merangkul jiwa rapuhnya. Bendungan air matanya bocor, terus menetes dan jatuh ke tangannya sendiri.