Happy Reading!
"Ke pantai?"kaget Max. Pasalnya tidak ada angin ataupun hujan tiba-tiba saja putri majikannya ingin pergi ke pantai. Dan itupun besok, begitu mendadak.
Lily menahan senyumnya. Ia sengaja mengajak Max ke pantai untuk memulai rencananya. Besok dia hanya akan memakai bikini di pantai dan melihat bagaimana reaksi Max. Lagipula pria mana yang tidak tergoda dengan tubuh seksi yang ia miliki.
"Kak Max bisa kan?"tanya Lily santai.
Max mengangguk."Kita bisa pergi setelah tuan Revan memberi ijin."ucap Max membuat Lily tersenyum. Mendapat ijin papanya adalah hal yang sangat mudah.
Dan di sinilah sekarang Lily berada. Dipangkuan papanya dan sedang meminta ijin.
"Boleh ya, pah?"pinta Lily memelas membuat Revan menahan napas. Papa mana yang bisa menolak permintaan dari putrinya terutama jika itu Lily dengan wajah super menggemaskan yang dimilikinya.
Revan akhirnya mengangguk. Sebenarnya ia tak begitu setuju apalagi pantai yang ingin didatangi oleh putrinya lumayan jauh dari sini, tapi untuk menolak dia tak sanggup.
"Baiklah, sayang. Tapi ingat satu hal, jangan memakai pakaian yang terbuka."pesan Revan membuat Lily mengangguk.
"Siap, pah. Lagipula Lily kan tidak punya pakaian seperti itu."ucap Lily jujur. Saat ini ia memang tidak punya tapi satu jam lagi pakaian mini yang ia pesan lewat online akan datang.
Revan mengangguk lega."Baiklah. Papa akan menelpon Max dan memintanya untuk berhati-hati."ucap Revan yang menjadi akhir dari pembicaraan mereka.
Ceklek
Mawar datang dan langsung dibuat tersenyum. Jika sudah seperti ini, pasti putrinya punya permintaan pada papanya.
"Kali ini apa yang Lily inginkan?"tanya Mawar membuat Lily segera turun dari pangkuan papanya.
"Mobil baru."ucap Lily membuat Revan mengernyit.
"Kita tidak membicarakan ini tadi."bantah Revan cepat.
"Benarkah. Jadi papa tidak mau membelikan Lily mobil baru?"tanya Lily dengan wajah sedih.
Revan melotot kaget saat melihat wajah sedih putrinya."Tentu saja, sayang. Katakan mobil seperti apa yang kau inginkan?"tanya Revan lembut dan Mawar hanya bisa menghela napas. Sepertinya ia belum pernah mendengar suaminya berkata tidak pada Lily.
"Terserah, papa. Tapi aku ingin mobil baru warna kuning."ucap Lily membuat Revan mengangguk.
"Baiklah, sayang. Besok mobil itu pasti sudah ada diparkiran."ucap Revan yakin.
Lily langsung tersenyum senang dan bergegas memeluk papanya.
"I love you, papa."ucap Lily lalu mencium kedua pipi papanya.
"I love you too, my princess."balas Revan.
Lily segera beranjak menuju mamanya yang sedang membersihkan make up.
"I love you, mama."bisik Lily membuat Mawar tersenyum.
"I love you too, sayang. Sekarang kembalilah ke kamar dan tidur."ucap Mawar mengusap kepala putrinya.
Lily mengangguk lalu keluar dari kamar kedua orang tuanya dengan senyum lebar.
Mawar langsung menoleh ke arah suaminya."Sudah lama aku tidak melihat Lily tersenyum sebahagia itu, mas. Aku rasa putri kita sedang bahagia."ucap Mawar yang diangguki oleh Revan.
"Lily bahagia karenaku, sayang. Sekarang datanglah ke sini dan beri mas hadiah."ucap Revan membuat Mawar menahan senyum.
"Baiklah. Terima kasih sudah membuat putriku bahagia."ucap Mawar kemudian melangkah menuju tempat tidur.
Di sisi lain, Lily sudah menerima paket belanja online miliknya. Saat ini ia sedang membuka dan memeriksa apa saja yang ia beli.
Lily tersenyum manis saat melihat tiga bikini dan juga pakaian dalam tipis yang ia beli. Bahkan Lily membeli dengan warna-warna yang disukai oleh Max.
"Sekali saja kak Max melihatku, maka semuanya akan selesai."gumam Lily kemudian menyimpan semua pakaian dalam yang ia beli ke dalam lemari.
Sedang di sebuah kamar, terlihat seorang pria sedang berolahraga. Karena di siang hari dia harus siap siaga jika putri majikannya ingin pergi maka hanya malam hari waktunya untuk berolahraga.
Max mengambil posisi push up di lantai, dia sudah melakukannya hampir lima puluh kali. Badannya sudah dipenuhi oleh keringat karena sebelumnya juga sudah lari mengelilingi bangunan belakang yang cukup luas.
📲Drttttt drtttt
Max berhenti dengan napas ngos-ngosan kemudian melangkah mengambil ponselnya.
Senyum tipis terlihat di wajah Max saat melihat siapa yang menelpon.
"Hallo."Sapa Max.
"Hallo, sayang. Apa aku menganggumu?"
Max duduk di kasur."Tidak, sayang. Katakan! Apa papa sudah membaik?"tanya Max lembut.
"Iya. Terima kasih, papa sembuh karena bantuanmu."
Max tersenyum."Baguslah."
"Iya. Apa kamu sedang sibuk? Aku ingin vc."
Max melirik kondisi tubuhnya yang dipenuhi keringat dan juga tanpa pakaian. Rambutnya juga acak-acakan. Sepertinya tidak sopan jika dilihat oleh kekasihnya.
"Aku akan menelpon nanti."ucap Max membuat Aini mengangguk meski tak bisa dilihat oleh Max.
"Kamu lagi olahraga ya?"tebak Aini membuat Max tersenyum.
"Iya, sayang."
"Baiklah. Padahal tidak masalah jika vc sekarang."
"Tidak, sayang. Tidak boleh."tolak Max.
"Kenapa? Kita sudah dewasa loh. Masa setelah pacaran lima tahun cuma pegangan tangan." ucap Aini merajuk.
Max terkekeh. Jawabannya tentu karena dia ingin menjaga Aini tetap suci sampai nanti mereka sah dalam agama maupun hukum.
"Baiklah. Uang sudah aku transfer. Gunakan uang itu jika ada keadaan mendesak."ucap Max. Dia ingin segera membersihkan diri dan lanjut vc nanti.
"Iya, sayang. Terima kasih, kamu memang selalu bisa diandalkan."
Max tersenyum lalu mengakhiri panggilannya. Namun sebelum meletakkan ponselnya ke atas meja, benda pipih itu kembali bergetar.
"Nona Lily."gumam Max lalu menjawab panggilan itu.
"Iya, non__"
"Aku merindukanmu."
Deg
Tubuh Max membeku. Kenapa putri majikannya menelpon dan mengatakan hal seperti itu.
"Nona Lily."panggil Max. Meski kaget namun dia tetap harus memastikan.
"Arghh, maaf. Salah sambung."
Tutt
Max mengernyit. Siapa yang dirindukan nonanya? Seingat Max putri majikan dari tuannya itu belum punya kekasih.
"Semoga siapapun itu, dia adalah pria yang baik."gumam Max lalu memasuki kamar mandi.
Sedang di kamarnya, Lily langsung saja melempar ponselnya lagi hingga rusak.
"Aku sudah gila!"gumam Lily lalu tertawa. Ternyata seperti ini rasanya jatuh cinta. Ya. Lily sedang jatuh cinta.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard
RomanceHarap bijak memilih bacaan! Nama Calla Lily diberikan sebagai lambang kecantikan dan kesucian oleh Revan dan Mawar untuk putri mereka. Ya, Lily memang tumbuh menjadi gadis yang cantik. Tapi suci? Entahlah. Bagaimana bisa ia dikatakan suci setelah me...