09. PERKARA BUKU MATEMATIKA

51 4 1
                                    

Hai..Hai.. Haii
Assalamu'alaikum
Gimana kabar kalian?
Semoga kabar baik ya..

Ada yang berharap The Genius Circle terbentuk lagi ngga nih?

Selamat membaca...

.
.

"Setiap kebaikan adalah sedekah."
(HR. AL-BUKHARI dan MUSLIM)

.
.

Kalau kemarin di hari sabtu sore mereka pergi ke stand jualan Pradika untuk meminta dibantu membuat proposal, tapi di hari minggu sore ini mereka datang lagi untuk sekedar berkumpul dan belajar bersama untuk ujian yang akan dilaksanakan mulai besok. Kalian tau mata pelajaran apa yang akan di ujian hari senin? Ya, Matematika dan PKN.

Nurmala, gadis yang paling suka pelajaran PKN itu tampak senang karna besok ada pelajaran favoritnya. Cewek itu sudah menyiapkan diri dan mental dengan membaca buku LKS sejak tadi pagi.

"Ini siapa coba yang buat jadwal pelajaran? Kenapa hari pertama ujian udah di hadapkan pelajaran Matematika? Bisa-bisa otak ini mendidih." Keluh Syakila.

"Ngeluh mulu, tinggal jalani aja." Cibir Zira.

"Ayo-ayo belajar, gue udah semangat nih buat belajar Matematika. Dari tadi pagi gue udah ngafalin perkalian enam sampai sepuluh." Ungkap Danu jujur. Cowok itu memang belum hafal perkalian, makanya ia mulai menghafalkannya lagi.

"Terus, lo udah hafal belum Nuu?" Tanya Ayra penasaran. Cewek yang memakai hijab bergo warna lemon itu menghadap ke arah Danu yang memang duduk berhadapan dengannya.

Dengan senyum tipis yang ketua kelas itu tunjukkan, lantas menggelengkan kepalanya singkat. "Tentu belum hafal dong."

"Kirain." Ayra menatap Danu dengan malas. Sedangkan Danu, ia hanya terkekeh.

"Ayo dong, belajar. Keburu maghrib nanti." Syakila yang bicara. Keenam temannya itu mulai membuka tas sekolah, guna mencari buku pelajaran Matematika. Karna mereka sempat di beri kisi-kisi soal, jadi untuk belajar bersama kali mereka akan membahas soal itu.

Nurmala, cewek itu mencoba mencari buku Matematika nya di dalam tas, tapi tidak berhasil di temukan. Dengan sorot mata yang marah, Nurmala menatap Zira. Orang yang merasa di tatap pun lantas menatap balik.

"Heh, ngapain liatin gue begitu?"

"Ziraaa!! Mana buku Matematika gue? Tadi lo kan yang gue suruh untuk masukin buku yang ada meja ke dalam tas. Sekarang, mana buku gue?" Memang tadi sebelum ke stand jualan Pradika, Zira ke rumah Nurmala dulu untuk meminta tumpangan kepada Nurmala.

"Hihh... Udah gue masukin dalam tas lo tadi. Ngga mungkin itu buku keluar sendiri dari dalam tas."

"Nih, lo periksa sendiri, ada ngga!" Nurmala memberikan tas nya kepada Zira. Cewek itu sudah tidak mood sekarang.

Zira menghela nafasnya. Tangannya terulur membuka tas Nurmala untuk mencari buku Matematika yang katanya menghilang itu. Dan benar saja, Zira tidak dapat menemukannya disana. Cewek itu kembali berfikir. Tadi ia benar-benar sudah menaruh bukunya, kan?

"Gimana, ada ngga Ra?" Ayra bertanya.

Zira langsung menggelengkan kepalanya. "Ngga ada. Padahal tadi udah gue..."

"Alah. Udah lah Ra, kalau itu buku udah lo masukin ke dalam tas, pasti ada disitu." Sahut Nurmala dengan nada jengkel nya.

Melihat perdebatan antara kedua temannya ini, membuat Danu seperti menonton drama secara langsung. Terlalu serius menonton, sampai-sampai cowok itu sudah menghabiskan setengah cup pokat kocok yang tadi di pesanya.

GENIUS CIRCLE [TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang