Saat Sasuke mengatakan dia akan menunggu, Naruto kira maksudnya dia akan pulang duluan dan menunggu Naruto datang ke rumahnya. siapa sangka yang dia maksud adalah datang ke tempat kerja Naruto dengan alasan makan onigiri isian tomat lalu menunggu dengan tenang di meja kafe paling pojok dekat jendela?.
Jika sudah seperti ini, orang waras mana yang akan membiarkan anak bungsu seorang Fugaku Uchiha menunggu lama di kafe mereka untuk mengajak teman sekelas nya kerja kelompok? Tidak satupun.
Jadi Naruto yang tadinya harus disana paling tidak sampai jam enam sore sudah diijinkan pulang oleh bosnya bahkan sebelum setengah jam bekerja.
Sepanjang perjalanan menuju rumah Uchiha, Naruto masih memicing penuh dendam kearah si bungsu Uchiha yang menghalaunya dari pekerjaan, tidak mau sedikitpun peduli bahwa orang yang menyetir di kemudi adalah Itachi sendiri bukan supir acak.
dia hanya berfikir, anak sebesar ini masih disayang-sayang oleh kakaknya? apa dia mengidap sindrom tuan putri atau semacamnya? Tidakkah keluarga mereka terlalu kaya untuk tidak memiliki supir keluarga? Aneh. Naruto benar-benar tidak paham dengan jalan pikiran orang kaya.
belum selesai dengan pikiran ini, sesampainya di kediaman Uchiha, Naruto kembali dibuat heran dengan betapa sederhana tampilan rumah mereka.
bukannya apa, hanya saja untuk ukuran Fugaku yang merupakan petinggi militer tingkat satu, dan Itachi yang saat ini tokoh politik ternama, dia berekspektasi akan melihat bangunan megah atau paling tidak bangunan bergaya gothic kuno yang diwariskan turun temurun mengingat keluarga Uchiha memang keluarga berpengaruh sejak jaman revolusi pemerintahan.
Tapi apa yang dia lihat hanya rumah sederhana milik keluarga kecil pada umumnya, tidak ada pernak-pernik apapun yang berteriak kemewahan.
mereka berdua sekarang berdiri menunggu di pintu depan setelah menekan bel. hanya Naruto dan Sasuke, karena Itachi sudah pergi duluan setelah mengantar mereka tadi.
Pintu dibuka dan muncullah seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik di usianya, tapi bukan itu yang membuat Naruto tertegun, dia benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi soal betapa mirip wanita ini dengan Sasuke.
ini sudah bukan pinang dibelah dua lagi, ini jelas yang pinang sama yang di duplikat begitu saja!. Cukup dengan satu kali melihat, orang yang penglihatannya masih normal akan langsung menyimpulkan bahwa Sasuke benar-benar versi laki-laki dari ibunya.
warna kulit, rambut, dan iris mata mereka persis sama. bentuk wajah terutama bagian mata mereka sangat mirip, seakan itu memang dipahat mengikuti yang lain. Mikoto hanya terlihat jauh lebih feminim dari Sasuke. Sekarang melihatnya seperti ini Naruto mulai merasa masuk akal kenapa Sakura bilang Sasuke adalah perpaduan antara tampan dengan sentuhan cantik.
"Naruto? Nama yang manis.." Naruto tersadar dari lamunannya saat namanya disebut disela percakapan Sasuke dan ibunya, wanita itu tersenyum ramah kearahnya yang membuat Naruto agak terkesima karena dia memang secantik itu, apalagi saat tersenyum seperti sekarang.
walaupun Naruto tinggal satu atap dengan Sakura yang terbilang salah satu gadis tercantik di sekolah mereka, cantiknya Mikoto itu sangat berbeda dengan Sakura.
Sakura punya fitur wajah yang kuat khas orang eropa dengan warna mata emerald yang cerah dan terlihat garang, sedangkan Mikoto memiliki fitur wajah lembut orang Asia dengan mata hitam pekat namun membawa kesan yang halus dan penyayang, apalagi suaranya lembut dan sangat sopan masuk telinga.
Ini benar-benar visualisasi sempurna seorang wanita ideal yang tidak pernah bisa Naruto ungkapkan dalam kata-kata selama ini. sangat submisif dan tidak menindas sama sekali. mereka membuat orang-orang yang melihatnya merasa disayang untuk alasan yang sulit dijelaskan.
![](https://img.wattpad.com/cover/361892689-288-k149451.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
he's THAT boy | NARUSASU | ABO |
Teen Fiction"aku membencimu." -Naruto "Tidak. Kau tidak." -Sasuke "Aku iya." "Katakan lagi." "....." Naruto Uzumaki, si berandalan sekolah pecinta gadis cantik terutama yang Omega, tapi untuk pertama kalianya ia ingin menjauh sejauh-jauhnya ketika dikejar seora...