Sesampainya mereka disana mereka tiba bersamaan dengan Itachi yang sudah berangkat duluan tapi tidak bisa gesit menyalip dan menghindari macet karena mengendarai mobil. jadi mereka jalan bersama hanya dengan kode tatapan.
dia agak kesal terutama karena fakta bahwa mereka kecolongan.
tidak ada yang berekspektasi Sasuke akan dibawa dibawah hidung mereka dan dilingkungan sekolah yang jelas-jelas wilayah keluarga Nara.
Fugaku memang telah memprediksi dari jauh-jauh hari tapi Sasuke yang tidak mengatakan apa-apa membuat mereka gagal bersiap. dan Itu sebenarnya bukan tanpa alasan juga.
"Ayo." Itachi memberi aba-aba singkat agar mereka ikut dengannya.
fasad depan pabrik ini telah hancur total jadi bagian dalamnya bisa dilihat hampir keseluruhannya dari posisi mereka tiba, bahkan tangga-tangga besi karatan yang menghubungkan lantai ke lantai disana terekspos begitu saja.
segala sisi pada tempat ini terasa lembab dan mengambil pijakan pun harus extra hati-hati karena keseluruhan permukaan dilapisi lumut yang licin seperti berlendir. hampir semua sisi tembok dan pegangan tangganya pun sudah ditumbuhi tanaman rambat. sekitar sangat sunyi hanya ada suara tetesan air karena memang sedang sering hujan mungkin sisa-sisa hujan tadi siang.
Tapi semakin dalam mereka masuk, mereka mulai menemukan satu persatu tubuh orang-orang berpakaian hitam yang bersenjata lengkap tergeletak dimana-mana, itachi menunduk untuk mengecek salah satu.
mereka tidak mati. nafas dan denyut nadi nya masih disana. tapi tidak bisa dibilang pingsan juga, ini lebih seperti mereka dipaksa tertidur tanpa persetujuan mereka, beberapa bahkan terlihat berusaha bergerak namun hanya sebatas jari tangan atau ekspresi wajah. situasi ini mirip dengan ketindihan dimana orang akan terjebak diantara alam sadar dan bawah sadar mereka.
Naruto dan Jugo mempethatikan Itachi mengantogi kembali hand gun yang dia pegang dari awal masuk tadi.
dimasukkan? kenapa? apa tidak ada bahaya?
sementara Itachi masih fokus mengamati sekitar sambil berpikir.
dia melihat lebih jauh ke lorong-lorong di sekitar tangga dan area pengelolaan air. Disana bahkan ada lebih banyak orang yang terkujur. tapi semuanya tidak ada yang bergerak.
'Kami datang terlambat ya... Dia sudah terlanjur mengatasi semuanya sendiri.'
Itachi segera bergegas ke ruangan bekas penyimpanan galon kosong di ujung kiri bangunan ini. itu lumayan luas, tapi dari arah pintu saja mereka langsung bisa melihat Sesosok manusia berambut hitam dengan seragam sekolah bersender di tembok sebrang ruangan, anak itu memejamkan matanya dan baru mendongak sedikit karena tau mereka telah datang.
Itu Sasuke... Itu dia.
yang mengejutkan, dia baik-baik saja. tidak ada satu lecetpun di tubuhnya selain dia terlihat pucat dan lemas, Naruto sudah akan berlari menghampirinya tapi ditahan oleh Jugo.
"kau tidak bisa mendekatinya dulu nak, diam disini denganku."
Itachi langsung menghampiri anak itu sendirian, Naruto menggertakkan giginya tapi tau bahwa dia harus tau tempat. jadi hanya diam mengawasi dua kakak beradik itu bicara dari jauh. Itachi pun harus berhenti beberapa langkah sebelum sedekat ini tadi, dia melepaskan feromonnya dulu, setelah memastikan Sasuke mengenalinya dan dia tidak akan menakuti anak itu barulah dia mendekat.
mereka disana cukup lama sebelum Itachi datang dengan membawa sasuke di gendongannya. anak itu bersender pada bahu kakaknya seperti orang mati, saat dilihat dari dekat begini barulah jelas sepucat apa wajahnya. dia habis kenapa sebenarnya... si raven itu masih mengenakan seragam sekolah yang sama dengan tadi pagi tapi melorot sedikit karena tiga kancing teratas terlihat terlepas paksa karena kancingnya jelas hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
he's THAT boy | NARUSASU | ABO |
Novela Juvenil"aku membencimu." -Naruto "Tidak. Kau tidak." -Sasuke "Aku iya." "Katakan lagi." "....." Naruto Uzumaki, si berandalan sekolah pecinta gadis cantik terutama yang Omega, tapi untuk pertama kalianya ia ingin menjauh sejauh-jauhnya ketika dikejar seora...