Kaki Sasuke sakit, memang benar. Tapi sampai tidak bisa berjalan? Tidak juga. Dia cuman terkilir sedikit di pergelangan kakinya, masih bisa melompat-lompat tanpa beban didepan Jugo, hanya saja begitu melihat Naruto dia langsung memulai akting menjadi yang paling tersakiti.
"Ishh..Pelan-pelan"
"Ini sudah pelan"
"Trus kenapa masih sakit, lakukan dengan tulus"
"Yang namanya terkilir mana ada yang tidak sakit astaga.."
Naruto sedang bantu membenarkan kaki Sasuke, itu terlihat lebam sedikit, posisinya dia berjongkok didepan Sasuke yang duduk di bangku depan ruang ganti.
Sasuke bertanya lagi dengan tidak sabaran.
"Sudah?"
"Belum. Tahan sedikit lagi"
Naruto bangkit berdiri. Akan kembali ke asrama sebentar untuk mengambil sesuatu sebelum ke ruang teater untuk menonton lomba berikutnya, kebetulan ada idolanya soalnya.
"Tunggu saja ayahmu disini, dia hanya pergi membeli minum"
"Kau?"
"Ada urusan."
"Ikut."
"Katamu tidak bisa berjalan tadi"
"Terus? Kau yang akan menggendongku."
"....."
Endingnya tetap digendong juga di punggung. Kenapa juga dia sangat menurut dijajah jajah oleh Sasuke?
"Naru"
"Mn."
"Ayo katakan"
"Tidak mau"
"Mood mu jelek dari semalam, itu mempengaruhiku juga tau. Tidak ingat kau menandaiku? Aku akan ikut gelisah jika kau gelisah..."
"......" Naruto diam, Dia tidak tau. Ada yang seperti itu? Apakah ini sebabnya Sasuke sangat peka dengan perubahan emosional nya? tapi dia pikir itu sudah sewajarnya karena Sasuke dari sananya memang sensitif dengan keadaan sekitarnya.
"Tidak mau juga ya... baiklah. Aku akan mencari tau sendiri nanti" Sasuke bergerak-gerak di punggungnya mencari posisi yang nyaman, hidungnya sudah menempel di leher belakang Naruto, lalu pindah sedikit kedepan dan menyangga wajahnya di bahu Naruto dengan malas, seperti ini sudah pas.
"Setelah lulus. Setelah kita lulus nanti... Kau akan melanjutkan studi dimana?" Naruto akhirnya bicara tentang kegelisahannya walaupun tidak secara terus terang.
"Huh? Kenapa tiba-tiba bertanya soal kuliah? kelas tiga yang sekarang saja belum kemana-mana"
"Hanya penasaran, jawab saja"
"Aku akan Ikut kemanapun Jugo, Sui, dan Karin pergi. Naru?"
"Tidak kuliah."
"Bekerja ya.. pasti sulit menemuimu setelah lulus nanti."
"Kita masih di satu kota yang sama, apanya yang begitu sulit. Kecuali.... Kau berencana meninggalkan kota ini?"
"Memangnya kemana aku bisa pergi?"
"Perbatasan mungkin."
"Apa yang begitu menarik disana?"
"Tapi kudengar kau akan kesana."
"....." Sasuke diam, raut wajah Naruto sejak tadi tidak benar. Sasuke juga ikut merasa tertekan oleh perasaan cemas yang bukan miliknya. Tapi dia benar-benar tidak punya petunjuk apapun tentang apa yang mengganggu pikiran si pirang ini sampai dia mengatakannya sendiri,
KAMU SEDANG MEMBACA
he's THAT boy | NARUSASU | ABO |
Teen Fiction"aku membencimu." -Naruto "Tidak. Kau tidak." -Sasuke "Aku iya." "Katakan lagi." "....." Naruto Uzumaki, si berandalan sekolah pecinta gadis cantik terutama yang Omega, tapi untuk pertama kalianya ia ingin menjauh sejauh-jauhnya ketika dikejar seora...